Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

BENARKAH NERAKA ITU ADA?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali

BOLEHKAH ORANG KRISTEN MEMPERCAYAI TEORI EVOLUSI DAN BIG BANG?

Karena iman Kristen kita percaya pada Alkitab, maka kita tentu harus menolak teori big bang. Tidak mungkin kita menerima keduanya, karena keduanya bertolak belakang. Jika teori big bang didukung banyak ahli, itu tidak berarti bahwa itu benar. Kebenaran tidak ditentukan oleh apakah kita menerimanya atau tidak, atau pun didukung dan diterima banyak ahli atau tidak. Kebenaran adalah kebenaran, karena di dalam dirinya adalah benar. Teori big bang sendiri tak dapat dibela secara rasional. Penganut teori ini berkata bahwa pada masa berjuta-juta tahun yang lalu, seluruh alam semesta ini berasal dari satu titik yang disebut sebagai lubang hitam (black hole) atau istilah lainnya, singularity. Mengapa disebut singularity? Karena titik itu adalah bersifat tunggal dan tidak memiliki kejamakan. Pada titik ini, seluruh hukum-hukum fisika tidak berlaku. Entah apa yang memicunya, black hole ini kemudian meledak (makanya disebut teori ledakan besar atau big bang). Dan pecahan ledakan ini terus meng

BERAGAM PEMIKIRAN DALAM THEOLOGI REFORMED

Tanya : Dalam tradisi Reformed sendiri, ada begitu banyak tokoh. Lalu bagaimana sikap kita dalam mempelajari Theologi Reformed? Atau haruskah kita memegang satu garis khusus dalam Reformed ? Jawab : Semua sarjana Reformed dari school of thought manapun, selalu sama dalam isu fundamental, yakni percaya kedaulatan Allah, kerusakan total manusia, dosa asal, supremasi anugerah Allah atas usaha atau jasa manusia dalam hal keselamatan, doktrin predestinasi, dan supremasi Kristus atas segala bidang kehidupan. Ada isu-isu tertentu yang beragam (tidak seragam), e.g. teori asal mula jiwa manusia ( Calvin dan sebagian besar teolog Reformed memegang teori penciptaan jiwa, sedangkan Edwards, Shedd, Strong dan beberapa yang lainnya percaya teori tradusianisme yang percaya jiwa anak berasal dari orang tua). Dalam hal doktrin akhir zaman, ada teolog Reformed yang percaya teori postmilenialisme, juga ada yang percaya premilenialisme (walaupun sangat minor), namun main stream Reformed memegang ami

PERBEDAAN METODE PRESUPOSISI CLARKIAN DAN VAN TILLIAN

Clark tidak pernah menyebut antitesis di dalam berapologetika, namun saya kira dalam pengertian tertentu apologetikanya bersifat antitesis. Dia juga adalah seorang presuppositionalist. Bahkan orang-orang Van Tillian saja menjuluki Clark/ Clarkian sebagaimana juga Francis Schaeffer sebagai half-presuppositionalist. Nah, apa beda antitesis Clark dan Van Til? secara ringkas, Clark percaya bahwa seluruh isi Alkitab adalah aksioma yang terbukti benar dengan sendirinya, sehingga kita tidak mungkin mendapati irasionalitas, inkonsistensi, dan kontradiksi di dalamnya. Maka di dalam hal ini Clark "menantang" siapa pun yang melawan Alkitab untuk membuktikan inkonsistensi Alkitab, dan sebaliknya nanti dia akan membuktikan kontradiksi pandangan lawan yang melawan Alkitab. Di dalam konteks seperti inilah, Clark disebut presuppositionalist. Memang, di sini terlihat bahwa Clark mempresaposisikan hukum logika sebagai standar penguji kebenaran di antara orang Kristen dan non-Kristen. Dan,

EPISTEMOLOGI CLARKIAN

Dalam perspektif Clark, semua yang diperoleh dari non wahyu tidak ada jaminan benar. Semua adalah opini. Jadi opini mana yang berhasil, itu yang dipakai. Kalau ada dua teori yang bertentangan, tapi berhasil untuk aspek dan kegunaan yang berbeda, maka pakai keduanya. Hal seperti itu banyak terjadi dalam sains. Dua teori bertentangan tetap digunakan walau saling bertentangan. Clark biasanya berargumen untuk menunjukkan bahwa sistem berpikir lawan penuh kontradiksi di level yang paling mendasar, dan bahkan mereka tidak paham asumsi mereka. Itu paling tidak mengguncang sistem berpikir meraka. Kemudian Clark menunjukkan bahwa Kitab Suci punya sesuatu yang tidak bisa ditawarkan sistem berpikirnya.  Tapi Clark percaya bahwa argumen apapun, tidak akan mempertobatkan orang. Yang mempertobatkan orang adalah Roh Kudus. Tapi Clark biasanya ngotot menunjukkan bahwa orang tidak percaya punya asumsi mendasar, dan asumsi mendasar itu saling tidak konsisten satu dengan yang lain, sehingga mereka te

ALLAH SANG PEMBUAT HUKUM

Pertanyaan : Mengapa Allah bebas dari kesalahan dengan tidak mencegah suatu perbuatan jahat terjadi? sedangkan manusia saja jika tahu kejahatan dan diam saja dianggap salah. Jawab : Allah yang menetapkan hukum, maka Ia sendiri harus berada diatas semua hukum, maka apa yang bagi kita "salah", tak harus salah bagi Allah. Misalnya kalau kita membunuh, kita salah, tapi Allah membunuh setiap saat. Memang ada hal-hal yang tak Allah lakukan, tapi itu tidak berarti bahwa Allah takut menabrak hukum, melainkan karena hal itu bertentangan dengan natur-Nya. Contoh karena Allah itu maha benar, maka Ia tak bisa berdusta, atau karena Allah itu maha tahu, maka Ia tak bisa sedetik pun lupa atau menjadi tidak tahu, atau karena Allah itu kekal, maka Ia tak bisa sedetik pun untuk tidak eksis atau mati.

APA ARGUMEN PALING KUAT UNTUK MEMBUKTIKAN KEBERADAAN TUHAN?

DISCLAIMER : Kutipan percakapan ini adalah salinan dari status seorang teman di Facebook, dengan akun yang bernama Itz Mae . Ia bertanya kepada papa Ma Kuru tentang argumen yang paling sahih dan kuat yang bisa digunakan untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Pertanyaan itu kemudian memantik diskusi diantara kami (termasuk saya yang ikut nimbrung di dalamnya).  Disini saya berusaha untuk mengutip intisari diskusinya saja, jadi saya menghilangkan beberapa komentar yang saya anggap tidak relevan. Saya juga mengatur penempatan kalimat agar menjadi lebih rapi, sehingga memudahkan kita untuk memahami argumentasi di dalamnya. STATUS FACEBOOK :  Apa argumen terkuat anda percaya bahwa Tuhan itu ada? aku minta salah satu argumen saja dan jelaskan secara sederhana. Ma Kuru. Ma Kuru : Saya tidak punya argumen membuktikan keberadaan Tuhan. You come to the wrong person brother. I will never try to prove God's existence, walau beta tahu argumen-argumen yang dikemukakan orang. Itz Mae :

BENARKAH KETIADAAN TIDAK MEMERLUKAN PEMBUKTIAN?

Oleh : Muhamad Nuruddin Salah satu bualan kosong orang Ateis, ketika berbicara tentang Tuhan, adalah memandang Tuhan sebagai ketiadaan. Ketiadaan, kata mereka, tidak perlu dengan bukti. Karena itu, tidak ada gunanya kita membuktikan keberadaan Tuhan. Kenapa? Karena ketiadaan, kata mereka, memang tidak butuh dengan pembuktikan. Kita jawab: iya, ketiadaan memang tidak butuh dengan pembuktian. Tapi, ketiadaan dan sesuatu yang dikatakan tiada adalah dua hal yang berbeda. Ketiadaan tidak perlu bukti. Tapi sesuatu yang dikatakan tiada, padahal dia mungkin ada, masih memerlukan pembuktian. Apa contohnya? Mari kita gunakan akal sehat kita untuk menjawab pertanyaan ini dengan ilustrasi yang sangat sederhana. Anda, misalnya, berkata, “di planet Mars ada seorang manusia”. Kemudian, teman Anda berkata, “di planet Mars tidak ada manusia”. Satu dari dua pernyataan ini harus ada yang benar. Karena itu adalah dua pernyataan yang kontradiktif. Jika yang satu benar, maka yang lain salah. Jika yang s

KEMAHAKUASAAN TUHAN

Kemahakuasaan Tuhan tidak harus dipahami bahwa Tuhan bisa melakukan apa saja termasuk menyangkal diri-Nya. (2 Tim 2:13 b) Tuhan mampu melakukan segala sesuatu selama hal itu tidak melawan natur-Nya. Natur Tuhan adalah logis, kekal, baik, relasional, bermoral, dan maha tahu. Tuhan tidak bisa melakukan sesuatu yang tidak logis, Tuhan tidak bisa melakukan hal-hal yang melawan hukum logika, karena hukum logika (non kontradiksi) mengalir dari natur-Nya yang logis. "Apakah Tuhan bisa menjadi jahat?" Jawabannya tidak bisa, karena itu menyangkal diri-Nya. (1 Yoh 4:8) "Apakah Tuhan bisa menjadi bodoh?", jawabannya tidak bisa, Tuhan tidak bisa menjadi bukan diri-Nya. (Kolose 2:3) "Apakah Tuhan bisa mati?" Jawabannya tidak bisa, karena itu melawan natur-Nya yang kekal. Dia tidak bisa untuk sedetik pun menjadi tidak eksis, ia telah ada, ada, dan akan terus ada. (Mazmur 90:1-2) Apakah Tuhan bisa kesepian? Jawabannya tidak bisa, Ia adalah Allah yang relasi

AMA VS EJA

• PENDAHULUAN   Di bawah ini adalah salinan debat atau diskusi di WhatsApp antara seorang Kristen yang konservatif, dengan seseorang yang mengaku sebagai agnostik (ragu-ragu terhadap keberadaan Tuhan dan juga realitas eksistensi imateril lainnya, seperti surga maupun neraka). Disini saya berusaha untuk mengutip intisari debatnya saja, jadi saya menghilangkan beberapa komentar yang saya anggap tidak relevan. Saya juga mengatur penempatan kalimat agar menjadi lebih rapi, sehingga memudahkan kita untuk memahami argumentasi di dalamnya. Kemudian di bagian akhir dari artikel ini, kita akan menganalisa dan membedah argumentasi dari si agnostik ini. Selanjutnya kita sebut saja si Kristen ini dengan inisial Eja dan si agnostik ini dengan inisial Ama  Debat ini diawali oleh Eja yang menulis status di Story WhatsAppnya, lalu kemudian ditanggapi oleh Ama yang mengambil posisi menentang TS tersebut. • JALANNYA DEBAT Isi story WhatsApp Eja : "Inti Iman Kristen bukan ngurusi perkara