Langsung ke konten utama

PERBEDAAN METODE PRESUPOSISI CLARKIAN DAN VAN TILLIAN

Clark tidak pernah menyebut antitesis di dalam berapologetika, namun saya kira dalam pengertian tertentu apologetikanya bersifat antitesis. Dia juga adalah seorang presuppositionalist. Bahkan orang-orang Van Tillian saja menjuluki Clark/ Clarkian sebagaimana juga Francis Schaeffer sebagai half-presuppositionalist.

Nah, apa beda antitesis Clark dan Van Til? secara ringkas, Clark percaya bahwa seluruh isi Alkitab adalah aksioma yang terbukti benar dengan sendirinya, sehingga kita tidak mungkin mendapati irasionalitas, inkonsistensi, dan kontradiksi di dalamnya. Maka di dalam hal ini Clark "menantang" siapa pun yang melawan Alkitab untuk membuktikan inkonsistensi Alkitab, dan sebaliknya nanti dia akan membuktikan kontradiksi pandangan lawan yang melawan Alkitab. Di dalam konteks seperti inilah, Clark disebut presuppositionalist. Memang, di sini terlihat bahwa Clark mempresaposisikan hukum logika sebagai standar penguji kebenaran di antara orang Kristen dan non-Kristen. Dan, persis di poin inilah Van Til tidak sepakat dengan Clark. 

Menurut Van Til : 1) Mempresaposisikan hukum logika adalah mengakui bahwa hukum logika manusia adalah otonomi. 2) Mempresaposisikan hukum logika berarti menjadikannya satu posisi/dasar yang netral di mana orang Kristen dan non-Kristen beradu argumen. Menurut Van Til, walaupun hukum logika semua orang (Kristen dan non-Kristen) adalah sama, tetapi motif di dalam menggunakannya adalah sama sekali berbeda. Yang satu untuk melayani Tuhan sebagai children of the covenants, dan yang lainnya untuk melawan Tuhan, sebagai covenant breakers.

Dikutip dari Studi Reformed MYM 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbanga...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...