Langsung ke konten utama

PURGATORI PART IV

JIKA PURGATORI DITOLAK KARENA TIDAK DINYATAKAN SECARA EKSPLISIT DALAM ALKITAB, LALU MENGAPA HARUS MENERIMA AJARAN TENTANG TRITUNGGAL MAUPUN INKARNASI, KARENA TRITUNGGAL MAUPUN INKARNASI JUGA TIDAK DINYATAKAN SECARA EKSPLISIT DALAM ALKITAB.

Pertanyaan itu bagus! Ini sering disebut sebagai "tantangan standar ganda" , di mana Katolik mencoba janji tuntutan Protestan dengan mengatakan bahwa ada juga doktrin lain yang tidak eksplisit dalam Alkitab, seperti Tritunggal dan Inkarnasi.

Jawaban untuk Tantangan Ini : 

1. Perbedaan Antara Purgatori vs. Tritunggal dan Inkarnasi

Memang benar bahwa kata "Tritunggal" dan "Inkarnasi" tidak secara eksplisit tertulis dalam Alkitab , tetapi konsepnya sangat jelas diajarkan di banyak ayat yang saling mendukung.


Contoh Tritunggal :


Bapa adalah Allah (Yohanes 6:27)

Yesus adalah Allah (Yohanes 1:1, Kolose 2:9)

Roh Kudus adalah Allah (Kisah Para Rasul 5:3-4)

Ketiganya tetap satu Tuhan (Matius 28:19, 2 Korintus 13:14)


Contoh Inkarnasi :


Yohanes 1:14 – "Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita."

Filipi 2:6-7 – "Ia yang dalam rupa Allah... melepaskan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba."

Jadi, meskipun istilahnya tidak tertulis, ajaran dasarnya ada di seluruh Alkitab dan bersifat koheren .


2. Purgatori Tidak Memiliki Dasar yang Konsisten dalam Alkitab

Kalau Purgatori adalah doktrin esensial, kita seharusnya menemukan pengajaran yang jelas dan konsisten di banyak bagian Alkitab, seperti Tritunggal atau Inkarnasi.

Tetapi kenyataannya, hanya ada beberapa ayat yang dikonversi secara spekulatif, seperti:

2 Makabe 12:44-45 (yang tidak ada dalam kanon Protestan)

Matius 12:32 (yang sudah kita bahas)

1 Korintus 3:15 (tentang “api” yang lebih Referensi pada ujian iman, bukan penyucian dosa)

Tidak ada ajaran sistematis dalam Alkitab yang menunjukkan keberadaan tempat penyucian dosa setelah kematian.


3. Tuntutan Akan Bukti Lebih Tinggi untuk Purgatori


Purgatori bukan sekedar konsep teologis , tetapi merupakan tempat nyata yang diyakini sebagai bagian dari kehidupan setelah kematian .

Jika kita harus percaya adanya tempat ketiga setelah kematian selain Surga dan Neraka, kita membutuhkan bukti yang jauh lebih eksplisit , seperti bagaimana Alkitab membahas Surga dan Neraka secara jelas.

Bandingkan dengan Tritunggal dan Inkarnasi, yang meskipun istilahnya tidak ada, ajaran dan kebenarannya jelas di dalam Alkitab .

Kesimpulan :

Jadi, jika mereka mencoba berdebat dengan Tritunggal dan Inkarnasi, kita bisa menjawab:

“Perbedaan utamanya adalah, meskipun kata 'Tritunggal' dan 'Inkarnasi' tidak tertulis secara eksplisit, tetapi konsepnya diajarkan dengan jelas di banyak bagian Alkitab. Sedangkan Purgatori tidak memiliki dasar yang kuat dan hanya bergantung pada penafsiran spekulatif dari segelintir ayat. Jika Purgatori benar-benar ada, seharusnya Alkitab mengajarkannya dengan jelas seperti Surga dan Neraka.”

Kalau perdebatan makin panjang, bisa lanjut dengan tanya balik:


"seperti Anda menunjukkan satu ayat yang secara eksplisit menyebutkan Purgatori sebagai tempat penyucian dosa setelah kematian, yang tidak bisa dijelaskan dengan konteks lain?"

Biasanya, mereka akan kembali ke tafsiran tradisi, dan di situlah kita bisa menegaskan Sola Scriptura sebagai otoritas utama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...

TUAN ATAU TUHAN? MENJAWAB POLEMIK KEILAHIAN YESUS DALAM LUKAS 2:11

Oleh : Dionisius Daniel Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah video dari Channel YouTube yang bernama "Benteng Umat" . Video ini menanggapi video tanggapan dari Pdt Esra, saat Pdt Esra menanggapi video dari Ust. Bernard Nababan. Jadi bisa dibilang video itu adalah video tanggapan terhadap tanggapan. Saat menonton video itu, jiwa apologetic saya meronta, dan menurut saya argumen yang dipaparkan dalam video itu sangat lemah. Sebuah video di YouTube menampilkan sang mualaf botol Bernard Nababan, seperti sedang berada dalam suatu ruang Tausyiah, dan sedang bersoal jawab dengan jema'ahnya, ia kemudian membantah ke-Tuhan-an Yesus dengan mengajukan dalil berikut ini : 1.  Menurut Bernard Nababan, Yesus itu sebenarnya bukan Tuhan, melainkan dijadikan Tuhan oleh orang Kristen 2.  Menurut Bernard Nababan, para murid langsung dari Yesus saat itu tidak pernah menyebut Yesus dengan sebutan Tuhan Nah terhadap dua argumen Nababan di atas maka Pdt Esra Soru kemudian memberikan jaw...