Langsung ke konten utama

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?


Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk. Dan berikut cuplikan diskusinya :

Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah.

Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan?

Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbangan manusia, dari kehendak bebasnya. Tapi tanpa disadari manusia, apapun keputusan itu, keputusan itu telah masuk dalam dekrit/ketetapan Allah yang kekal.

Alkitab memberikan panduan bagi kita tentang providensi ini :

Amsal 16:1 (TB) Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN.

Sebagai manusia yang terbatas kita tidak tahu dimana titik temunya? atau bagaimana ketetapan Allah ini bisa singkron dengan kehendak bebas kita? bagaimana bisa dikatakan "bebas memilih" tapi sebenarnya telah ditetapkan?

Itu semua akan tetap menjadi misteri bagi manusia. Tapi sebagai orang beriman kita percaya Alkitab adalah firman Tuhan. Dan Alkitab memberitahu kita bahwa ada kebebasan manusia dan ada ketetapan Allah atas semua ciptaanNya.

Andi : Apakah keputusan manusia selalu sinkron dengan ketetapan Allah?. Maksud saya bisa gak antara keputusan manusia dan ketetapan Allah tidak sinkron?

Dionisius Daniel Goli Sali : Ketetapan/dekrit Allah harus dan pasti terjadi. meski demikian, terkadang ada keputusan manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Allah (yang dinyatakan dalam Alkitab).

Misalnya, Allah menghendaki umat-Nya untuk menikah dengan seiman. Tapi faktanya banyak orang Kristen yang hanya karena pasangan hidup rela menjadi mualaf. Tentu itu bukan kehendak Allah bagi orang percaya. Sebab firman-Nya berkata :

2 Korintus 6:14 (TB) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Tapi meskipun demikian, jika dilihat dari sudut pandang providensi, hal ini pun telah menjadi ketetapan Allah. Tapi karena manusia menolak untuk taat pada kehendak Allah yang dinyatakan melalui Alkitab tadi, maka Allah menghitungnya sebagai dosa.

Andi : Ok Terima kasih Pak atas pencerahannya.

TUHAN BERKATI. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...