Langsung ke konten utama

APAKAH KARENA YESUS BERASAL DARI ALLAH, MAKA DIA BUKAN ALLAH? (MENANGGAPI SERANGAN UST. SUBANDI T SUKOCO)

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali 


Beberapa hari yang lalu, seseorang mengirimi saya sebuah video dan meminta tanggapan saya atas video itu. Setelah saya lihat-lihat, ternyata ini adalah cuplikan video dari YouTube Ust. Subandi T Sukoco. Siapakah orang ini? Subandi atau yang lebih dikenal dengan Gus Mbetik ini, adalah seorang pendakwah yang sudah sering terlibat dalam diskusi-diskusi lintas agama.

Nah dalam cuplikan video yang berdurasi 2 menit 42 detik ini, Subandi memberikan argumentasinya untuk menolak ke-Tuhanan dan ke-Allahan Yesus. Menurut Subandi karena Yesus datang dari Allah maka Yesus pasti bukan Allah. Cuplikan lengkapnya bisa ditonton disini👇

Setelah menonton videonya, saya menemukan bahwa penolakan Ust. Subandi T Sukoco terhadap ke-Allahan Yesus didasari atas dua fakta ini :

PERTAMA, KARENA YESUS DATANG DARI ALLAH MAKA DIA BUKAN ALLAH 

Yohanes 9:33 (TB) Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa." 

Menurut Ust. Subandi T Sukoco, karena Yesus datang dari Allah itu seharusnya membuktikan bahwa Dia bukan Allah, sebagaimana seseorang yang datang dari presiden tentu pasti bukan presiden. Bahkan Yesus bisa berbuat apa-apa (Mujizat Dll) karena Ia datang dari Allah, dengan kata lain Yesus bukan Allah, Ia hanya mendapat mandat dan otoritas dari Allah.

Bagaimana menanggapi ini? Begini, menurut saya analogi presiden yang digunakan oleh Ust. Subandi ini sebenarnya adalah false analogi atau analogi yang cacat. Presiden dan utusan presiden memang dua orang yang berbeda. Utusan presiden memang bukan presiden, tapi secara natur keduanya sama, yaitu sama-sama manusia. Meskipun pribadinya berbeda, tapi naturnya sama. Kemanusiaan presiden tidak lebih tinggi daripada kemanusiaan utusan presiden, demikian juga kemanusiaan utusan presiden tidak lebih rendah dari kemanusiaan presiden. Perbedaan mereka hanya pada peran dan jabatan saja.

Saat orang Kristen mengimani bahwa Yesus adalah Allah, orang Kristen tidak bermaksud bahwa pribadi Allah Bapa dan pribadi Allah Anak adalah sama, kesamaan itu tidak terletak pada pribadi-Nya melainkan pada natur-Nya. Sebagaimana anak manusia adalah manusia, demikian juga Anak Allah adalah Allah.

Analogi presiden dan utusan presiden yang digunakan oleh Ust. Subandi hanya merujuk pada perbedaan pribadi saja. Dalam hal ini orang Kristen setuju bahwa sebagaimana utusan presiden adalah bukan presiden, maka Anak bukan Bapa dan Bapa bukan Anak, tapi keduanya memiliki natur yang sama, yaitu Allah.

KEDUA, BAPA LEBIH BESAR DARI YESUS

Yohanes 10:29 (TB) Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

Yohanes 14:28 (TB) Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.

Ust. Subandi mengutip dua ayat ini untuk menunjukkan bahwa Bapa lebih besar dari Yesus, karena Bapa lebih besar dari Yesus atau Yesus tidak setara dengan Bapa, maka Yesus pasti bukan Allah.

Bagaimana menanggapi ini? Begini, saya setuju bahwa dua ayat di atas memang perkataan Yesus sendiri. Yesus memang berkata bahwa Bapa lebih besar dari pada-Ku. Tapi pertanyaannya sekarang, lebih besar dalam hal apa? Tentu Yesus tidak bermaksud bahwa Bapa lebih besar dalam hal ke-Ilahian. Sebab pada bagian yang lain dari Injil Yohanes Yesus telah mengeluarkan suatu pernyataan yang membuat kuping orang-orang Yahudi saat itu panas. Mereka berusaha untuk membunuh-Nya karena Dia dianggap telah menghujat Allah dengan menyetarakan diri-Nya dengan Allah.

Yohanes 5:18 (TB)  Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. 

Jadi tidak mungkin di bagian lain Yesus menyetarakan diri-Nya dengan Allah Bapa, lalu di bagian ini Yesus mengakui bahwa Dia lebih rendah dari Bapa. Yesus tidak mungkin plin-plan. Maka Bapa lebih besar di sini harus dilihat dari posisi-Nya sebagai yang mengutus dan Yesus lebih rendah disini harus dilihat dari posisi-Nya sebagai utusan dan sebagai perantara antara Allah dan manusia dalam misi penebusan. Jadi sekali lagi kedua ayat yang dikutip oleh Ust. Subandi ini sama sekali tidak mendukung posisi Ust. Subandi. 

Selanjutnya, mari kita perhatikan tulisan Paulus di bawah ini :

Filipi 2:6-8 (TB) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Jadi Yesus tidak lebih rendah dari Bapa dalam hal ke-Ilahian. Bapa juga tidak lebih besar dari Yesus dalam hal ke-Ilahian, melainkan demi keteraturan dan dalam misi penebusan Yesus rela merendahkan diri-Nya, Ia rendah serendah-rendahnya bahkan sampai mati agar misi agung itu terlaksana sehingga semua orang yang percaya di dalam nama-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. 

SOLI DEO GLORIA...

Komentar

  1. Counter atack yang keren terhadap penafsiran bodoh Ust. Subandi T. Sukoco. Beliau pakai analogi bodoh untuk menggambarkan Yesus dari sisi pribadi. Beliau pikir umat Kristen mengimani bahwa pribadi BAPA sama dengan Pribadi ANAK. Padahal terbalik. Orang Krisyen mengimani bahwa ANAK dan BAPA satu dalam natur Keilahian. Soli Dei Gloria.

    BalasHapus
  2. Siap Om.
    Polemikus memang datang menyerang iman Kristen bermodalkan kesesatan berpikir. Hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbanga...