Langsung ke konten utama

APAKAH LIAR PARADOX TIDAK TUNDUK PADA HUKUM NON KONTRADIKSI?

Apakah Liar Paradox adalah pengecualian dari hukum non kontradiksi? atau ia tidak tunduk pada hukum yang adalah "nyawa" bagi setiap proposisi yang bermakna ini?.

Apa itu hukum non kontradiksi?, hukum ini berkata bahwa A pada saat yang sama dan dalam makna atau relasi yang sama tidak bisa menjadi non A. Atau jika ada dua proposisi atau pernyataan yang berlawanan (kontradiksi) maka, tidak bisa keduanya sama-sama benar, salah satunya harus salah, dan yang satunya benar, atau keduanya bisa saja sama-sama salah.

Contoh jika saya berkata bahwa: "Dion adalah seorang pembohong, ia berbohong dalam segala hal." Maka kalimat tandingannya yang berkata bahwa "Dion bukan pembohong, ia tidak pernah berbohong dalam hal apapun" menjadi salah.

Tapi paradoks, kelihatannya bisa keluar dari aturan itu. Contoh Paradox: "Dion yang adalah seorang pembohong, suatu ketika ia berkata bahwa, Ia adalah pembohong"

Maka disini, jika premis A bahwa Dion adalah seorang pembohong adalah benar, maka premis B, pengakuan Dion bahwa dia adalah seorang pembohong adalah tidak benar. Karena saat mengatakan itu, Dion sedang berbohong. Tetapi jikalau Dion memang sedang berbohong saat mengatakan itu, maka kalimat dari premis tadi menjadi benar.

Jadi disini pengakuan Dion ini bisa menjadi benar dan tidak benar pada saat yang sama.

Nah ruwet kan? Mari kita pusing bersama... Hehehe 

~Dionisius Daniel Goli Sali 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m