Oleh : Vin Daniel
Iman dan penyerahan diri Abraham kepada Allah diuji seberat-beratnya. Allah memerintahnya untuk melakukan sesuatu yang sama sekali bertentangan dengan akal sehat dan kasihnya selaku seorang bapa dan harapan seumur hidupnya (Kej 22:2). Di dalam kisah Abraham kita membaca tentang tiga ujian iman yang besar.
(1) Panggilan untuk memisahkan dirinya dari bangsa dan tanah airnya (Kej 12:1) serta pergi tanpa mengetahui tujuannya (Bdk. Ibr 11:8);
(2) tuntutan untuk mempercayai Allah akan menggenapi perjanjian-Nya walaupun penggenapan perjanjian itu tidak tampak selama 25 tahun (Kej 12:1-3; 15:6,8; 18:9-14; Ibr 11:8-13);
(3) perintah untuk mempersembahkan Ishak, putra yang dijanjikan itu (Kej 22:1-24). Dengan cara yang mirip dengan yang dialami Abraham, iman sejati semua orang percaya akan diuji.
Ketika Allah memberi perintah kepada Abraham, Abraham tidak pernah berbantah dengan Tuhan. Sikap Abraham adalah TAAT, no complain.
Kenapa Abraham bisa begitu taat kepada Allah?
1. Karena dia bergaul karib dengan Allah. Dalam Mazmur 25:14
TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
Abraham dan Allah sudah ada di dimensi rohani yang lebih tinggi. Abraham selalu bergaul karib dengan Allah.
2. Karena Abraham mempercayai Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Abraham sungguh percaya kepada Tuhan, tanpa ada sedikit keraguan. Ketika disuruh untuk mengorbankan Ishak, anak tunggalnya, Abraham taat saja. Karena Abraham tahu bahwa Allah bisa membangkitkan orang mati.
Karena itu, Abraham disebut BAPA semua orang beriman.
Refleksi :
Mari belajar dari Abraham. Belajar taat. Belajar mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati. Percaya bahwa Allah tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi umat yang percaya kepada-Nya.
Komentar
Posting Komentar