Langsung ke konten utama

PURGATORI PART VI

Bagi Khatolik Roma, fakta bahwa Gereja Protestan kemudian terpecah-pecah menjadi banyak denominasi seperti sekarang ini, membuktikan bahwa Gereja ini tidak benar, karena menolak penafsiran Magisterium, menolak otoritas Paus dan membangun penafsiran sendiri dan otoritas sendiri. Sehingga terpecah-pecah. Bagaimana mnanggapi argumen ini?


Ya, ini salah satu argumen klasik dari Katolik. Mereka sering mengatakan bahwa banyaknya denominasi Protestan adalah bukti bahwa Protestan itu penuh perpecahan dan kebingungan, sedangkan Gereja Katolik tetap satu dan stabil dengan otoritas pusat (Paus). Tapi ini bisa kita bantah dengan beberapa poin.


1. Apakah Denominasi Keanekaragaman Membuktikan Kesalahan?

Banyaknya denominasi Protestan tidak berarti bahwa Protestan itu salah. Dalam sejarah gereja, perbedaan dalam hal sekunder tidak berarti perpecahan dalam iman yang esensial.

Bahkan di dalam Katolik sendiri terdapat berbagai ordo dan ritus yang berbeda-beda, misalnya :

Ritus Latin

Ritus Maronit

Ritus Bizantin

Ordo Fransiskan, Dominikan, Jesuit, dll.

Neo-Katekumene dan Karismatik Katolik.

Jadi, dalam hal doktrin esensial, Protestan tetap satu dalam Injil , seperti:

Keselamatan hanya oleh iman dalam Kristus (Sola Fide, Sola Gratia).

Otoritas Alkitab di atas tradisi manusia (Sola Scriptura).

Yesus Kristus satu-satunya perantara antara Allah dan manusia (1 Timotius 2:5).

Meskipun terdapat banyak denominasi, Protestan secara umum tetap sepakat dalam kebenaran inti ini. Jadi, perbedaan denominasi Protestan bukan bukti bahwa Protestan salah, tetapi lebih kepada kebebasan dalam hal-hal non-esensial.


2. Apakah “Kesatuan Struktural” Berarti Kebenaran?

GKR mengklaim bahwa mereka benar karena tetap "satu" di bawah Paus. Tapi kesatuan organisasi tidak membuktikan kebenaran doktrinal.

Kalau kita memakai logika yang sama, maka Islam Sunni yang lebih dominan daripada Syiah juga bisa mengklaim mereka benar hanya karena lebih besar dan lebih "bersatu".

Bahkan Gereja Mormon dan Saksi Yehuwa juga memiliki kesatuan organisasi yang ketat , namun itu tidak berarti mereka benar-benar sesuai dengan ajaran mereka.


3. Kesatuan Sejati Ada dalam Kebenaran, Bukan dalam Struktur Organisasi

Yesus tidak pernah mengatakan bahwa gereja-Nya harus bersatu dalam struktur hierarkis , tetapi bersatu dalam firman-Nya :

“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17)

Kesatuan sejati bukan soal organisasi manusia, tapi soal kesetiaan pada kebenaran Alkitab.

Kesimpulannya :

Jadi, kalau ada Katolik yang mengatakan, "Protestan salah karena banyak denominasi," penjelasannya:

"Banyaknya denominasi tidak berarti Protestan itu salah, sama seperti banyaknya ritus dan ordo dalam Katolik tidak berarti Katolik salah. Yang penting bukan struktur organisasi, tetapi apakah gereja tetap setia pada firman Tuhan. Kesatuan sejati ada dalam Injil dan kebenaran, bukan dalam otoritas manusia seperti Paus."

Kalau mereka tetap ngotot, bisa tanya balik:

“Apakah lebih baik bersatu dalam kesalahan atau berbeda dalam mencari kebenaran?”

Itu akan membuat mereka berpikir lebih dalam!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...

TUAN ATAU TUHAN? MENJAWAB POLEMIK KEILAHIAN YESUS DALAM LUKAS 2:11

Oleh : Dionisius Daniel Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah video dari Channel YouTube yang bernama "Benteng Umat" . Video ini menanggapi video tanggapan dari Pdt Esra, saat Pdt Esra menanggapi video dari Ust. Bernard Nababan. Jadi bisa dibilang video itu adalah video tanggapan terhadap tanggapan. Saat menonton video itu, jiwa apologetic saya meronta, dan menurut saya argumen yang dipaparkan dalam video itu sangat lemah. Sebuah video di YouTube menampilkan sang mualaf botol Bernard Nababan, seperti sedang berada dalam suatu ruang Tausyiah, dan sedang bersoal jawab dengan jema'ahnya, ia kemudian membantah ke-Tuhan-an Yesus dengan mengajukan dalil berikut ini : 1.  Menurut Bernard Nababan, Yesus itu sebenarnya bukan Tuhan, melainkan dijadikan Tuhan oleh orang Kristen 2.  Menurut Bernard Nababan, para murid langsung dari Yesus saat itu tidak pernah menyebut Yesus dengan sebutan Tuhan Nah terhadap dua argumen Nababan di atas maka Pdt Esra Soru kemudian memberikan jaw...