Langsung ke konten utama

PURGATORI PART III

MASIH TENTANG PURGATORI DALAM AJARAN GKR 

Argumen GKR ini didasarkan pada Matius 12:32 , di mana Yesus berkata:

“Apabila seseorang melakukan sesuatu yang menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diamuni, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang.”

Bantahan terhadap Argumen Khatolik :

Frasa "Dunia yang Akan Datang" Tidak Mengacu pada Purgatori

Dalam konteks pemahaman Yahudi abad pertama, "dunia yang akan datang" ( עולם הבא – Olam Haba ) Merujuk pada era Mesianik atau kehidupan setelah kebangkitan . Ini bukanlah konsep Purgatori yang dikembangkan dalam teologi Katolik.

Dalam pandangan Yesus dan orang Yahudi pada zaman itu, hanya ada dua zaman :

1. Olam Hazeh (zaman sekarang)

2. Olam Haba (zaman yang akan datang, yaitu zaman Mesias atau kekekalan)

Jadi, Yesus hanya menegaskan bahwa dosa menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni di kehidupan sekarang maupun di kehidupan mendatang, bukan menunjukkan bahwa ada tempat penyucian dosa setelah kematian.


Ayat Ini Tidak Berarti Ada Kesempatan Kedua Setelah Kematian


Jika ada "kesempatan kedua" di dunia yang akan datang, mengapa Yesus berkata dosa ini tidak akan diampuni di dunia ini maupun di dunia yang akan datang ?

Logikanya, jika ada Purgatori, maka seharusnya semua dosa (selain dosa menghujat Roh Kudus) masih bisa diampuni di dunia yang akan datang . Tapi justru ayat ini mengatakan ada dosa yang tidak akan hilang sama sekali, baik sekarang maupun nanti.


Seluruh Pengajaran Yesus Menunjukkan Hanya Ada Dua Tujuan Akhir

Dalam Matius 25:46, Yesus dengan jelas membagi manusia dalam dua kelompok :

Yang menerima hidup kekal (ke surga)

Yang menerima hukuman kekal (ke neraka)

Tidak ada tempat ketiga untuk penyucian sementara. Surga dan Neraka Bukanlah Tempat Pengampunan,Tetapi Penghakiman


GKR bertanya, "Apakah di surga masih ada pengampunan dosa? Apakah di neraka masih ada pengampunan dosa?"

Jawabannya : Tidak, karena pengampunan hanya tersedia dalam hidup ini melalui Kristus!

Ibrani 9:27 berkata :

"Manusia ditetapkan untuk mati satu kali saja, sesudah itu dihakimi."

Ini berarti tidak ada kesempatan kedua setelah kematian.

Kesimpulan :

Argumen Katolik ini salah mengartikan "dunia yang akan datang" dan tidak didukung oleh konteks keseluruhan Alkitab.

Ayat Matius 12:32 tidak berbicara tentang Purgatori, melainkan hanya menegaskan bahwa dosa menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni baik dalam hidup ini maupun dalam kehidupan kekal setelahnya .

Kalau kamu dalam debat itu, bisa langsung balik tanya ke GKR:

“Jika benar ada Purgatori, mengapa Yesus tidak mengatakannya secara eksplisit, dan mengapa Ibrani 9:27 mengatakan bahwa setelah kematian datang penghakiman, bukan penyucian?”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...

TUAN ATAU TUHAN? MENJAWAB POLEMIK KEILAHIAN YESUS DALAM LUKAS 2:11

Oleh : Dionisius Daniel Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah video dari Channel YouTube yang bernama "Benteng Umat" . Video ini menanggapi video tanggapan dari Pdt Esra, saat Pdt Esra menanggapi video dari Ust. Bernard Nababan. Jadi bisa dibilang video itu adalah video tanggapan terhadap tanggapan. Saat menonton video itu, jiwa apologetic saya meronta, dan menurut saya argumen yang dipaparkan dalam video itu sangat lemah. Sebuah video di YouTube menampilkan sang mualaf botol Bernard Nababan, seperti sedang berada dalam suatu ruang Tausyiah, dan sedang bersoal jawab dengan jema'ahnya, ia kemudian membantah ke-Tuhan-an Yesus dengan mengajukan dalil berikut ini : 1.  Menurut Bernard Nababan, Yesus itu sebenarnya bukan Tuhan, melainkan dijadikan Tuhan oleh orang Kristen 2.  Menurut Bernard Nababan, para murid langsung dari Yesus saat itu tidak pernah menyebut Yesus dengan sebutan Tuhan Nah terhadap dua argumen Nababan di atas maka Pdt Esra Soru kemudian memberikan jaw...