Langsung ke konten utama

MENJAWAB AYAT-AYAT YANG DIANGGAP KONTRADIKSI DALAM ALKITAB

Shalom pembaca yang budiman. Pada artikel kali ini saya ingin menjawab ayat-ayat yang seringkali dianggap kontradiksi dalam Alkitab. Ayat-ayat ini digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyerang kekristenan.

Oke pertama; kita mulai dari 2 Samuel 24:1 VS 1 Tawarikh 21:1 

2 Samuel 24:1 (TB) Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda."

1 Tawarikh 21:1 (TB) Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.

Dua ayat ini berbicara tentang murka yang ditujukan kepada umat Israel, dan menggunakan Daud sebagai alat untuk menyatakan kemurkaan itu. Tapi di catatan Samuel Tuhan lah yang menghasut Daud sedangkan Tawarikh mencatat bahwa Iblis yang membujuk Daud. Manakah diantara kedua catatan ini yang benar?

Jawabannya begini, sebenarnya dua ayat ini tidak bertentangan. Kalau kita percaya kepada doktrin provindensi, maka tak ada satupun peristiwa yang terjadi di luar ketetapan Tuhan atau tanpa seizin Tuhan. Nah demikian juga dengan Iblis, Iblis tidak bisa melakukan apa-apa tanpa seizin Tuhan (ingat kisah Ayub). Jadi dari satu sudut pandang kita bisa bilang bahwa iblis yang membujuk Daud, tapi dari sudut pandang yang lain, memang Tuhanlah yang membujuk Daud, karena bujukan Iblis kepada Daud itu terjadi atas seizin Tuhan (Ilustrasi: Tukang Bangunan)

Kedua; Ezra 2:5 VS Nehemia 7:10. Dua ayat ini kelihatannya berkontradiksi. Keduanya mencatat jumlah orang Israel yang kembali dari pembuangan di Babel. Adapun catatan dari Ezra adalah mereka yang kembali dari pembuangan di Babel diataranya terdapat 775 orang bani Arah, sedangkan data yang diberikan oleh Nehemia hanya 652 orang. Manakah diantara kedua catatan ini yang benar?

Ezra 2:5 (TB) bani Arah: tujuh ratus tujuh puluh lima orang; 

Nehemia 7:10 (TB) bani Arakh: enam ratus lima puluh dua orang; 

Untuk menjawab ini kita perlu bertanya, apakah Ezra dan Nehemia kembali dari pembuangan ke Israel pada waktu yang sama? Sebab kalau Ezra lebih dulu kembali ke Israel daripada Nehemia, maka perbedaan perhitungan antara Ezra dan Nehemia ini bisa dipahami. Karena bisa jadi saat Ezra datang memang jumlah bani Arah yang kembali dari pembuangan adalah 775 orang, tapi kemudian dalam perjalanan kembali ke Israel ada yang mati di tengah jalan, sehingga tiba di Israel hanya 650 orang. Atau karena jarak antara Ezra dan Nehemia cukup lama, maka beberapa orang bani Arah yang tiba itu ada yang sudah mati sebagian, sehingga ketika Nehemia pulang ke Israel ia kemudian melakukan sensus atau pendataan ulang dan ternyata yang tercatat hanya tersisa 650 orang saja. 

Ketiga; ini berhubung dengan umur Ahazia saat dia dinobatkan menjadi raja. 2 Raja-Raja 8:26 mencatat bahwa Ahazia berumur 22 tahun saat dinobatkan menjadi raja, tapi berbeda dengan catatan Tawarikh, Tawarikh mencatat bahwa Ahazia dinobatkan menjadi raja saat berusia 42 tahun. Manakah diantara kedua catatan ini yang benar?

2 Raja-Raja 8:26 (TB) Ia berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri raja Israel.

2 Tawarikh 22:2 (TB) Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri.

Bagaimana kita menjawab ini? Begini, sebagai orang Kristen kita percaya bahwa Alkitab kita adalah firman Allah yang tidak salah (inerancy), dan tidak mengandung kekeliruan (infalible), karena diwahyukan oleh Allah sendiri (2 Tim 3:16 ; 2 Petrus 1:20-21). Tapi Alkitab yang diimani sebagai firman Tuhan yang tidak dapat salah itu adalah tulisan langsung dari penulis Alkitab atau yang disebut dengan autograf, yang ditulis di lembaran-lembaran papirus. Nah sedangkan autograf itu sudah tidak ada lagi karena termakan usia, maka yang ada pada kita saat ini hanyalah salinan-salinan dari autograf tadi, yang dikenal dengan sebutan manuskrip. 

Autografnya tidak bisa salah, tapi salinan bisa saja salah. Nah untuk lebih memperjelas bahwa dua ayat yang kelihatan berkontradiksi diatas terjadi karena kesalahan dalam penyalinan, maka perhatikan ayat ini :

2 Tawarikh 21:5 (TB)  Yoram berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.

Siapakah Yoram ini? Yoram ini adalah ayah dari Ahazia tadi. Jadi Yoram menjadi raja pada umur 32 tahun. Lalu di 2 Tawarikh 21:20 Yoram dikatakan meninggal pada umur 40 tahun. Sekarang pertanyaannya adalah: Bagaimana mungkin Yoram meninggal pada umur 40 tahun sedangkan anaknya Ahazia waktu menggantikan dia berumur 42 tahun? Itu berarti anak lebih tua 2 tahun dari ayahnya.

Nah dalam menjawab ini, mayoritas penafsir berkata bahwa di bagian ini ada problem manuskrip atau ada kesalahan pada penyalinan. Di dalam naskah Masoretes angka 22 tidak ditulis dengan huruf 22, tapi ditulis dengan dua dan dua puluh. Jadi besar kemungkinan si penyalin terkecoh dengan dua dan dua puluh, mungkin dikira dikalikan 2 maka ditulis jadi 42. Jadi itu murni problem manuskrip atau kesalahan penyalinan.

Maka sekali lagi, bahwa ketika kita sebagai orang Kristen berkata bahwa Alkitab adalah firman Allah yang tidak ada kesalahan, itu hanya merujuk kepada autograf sedangkan manuskrip atau penyalinannya masih terbuka pada kesalahan.

Keempat; Ini catatan tentang para pahlawan yang mengiringi Daud. Terdapat perbedaan antara catatan 2 Samuel dan 1 Tawarikh. Dalam 2 Samuel dicatat bahwa Isybaal orang Hakhmoni membunuh 800 orang dalam satu pertempuran, sedangkan Tawarikh mencantumkan nama Yasobam Bin Hakhmoni membunuh 300 orang dalam satu pertempuran. Manakah diantara kedua catatan ini yang benar? 300 atau 800? Apakah Isybaal dan Yasobam ini adalah orang yang sama atau dua orang yang berbeda?

2 Samuel 23:8 (TB) Inilah nama para pahlawan yang mengiringi Daud: Isybaal, orang Hakhmoni, kepala triwira; ia mengayunkan tombaknya melawan delapan ratus orang yang tertikam mati dalam satu pertempuran.

1 Tawarikh 11:11 (TB) Inilah daftar para pahlawan yang mengiringi Daud: Yasobam bin Hakhmoni, kepala triwira; ia mengayunkan tombaknya melawan tiga ratus orang yang tertikam mati dalam satu pertempuran.

Jawabannya adalah, dalam bahasa Alkitab seringkali orang-orang tertentu atau tokoh-tokoh tertentu, diceritakan bahwa mereka membunuh orang dengan jumlah yang sangat banyak. (Hakim-Hakim 3:31 ; Hakim-Hakim 15:15).

Tapi kadang-kadang angka yang fantastik itu tidak dilakukan oleh satu orang saja, melainkan dilakukan oleh banyak orang. Meski begitu seluruh jumlah musuh yang terbunuh itu disebutkan bahwa dibunuh oleh satu orang saja yang menjadi tokoh utama. 

Contohnya di 1 Samuel 30 menceritakan pembalasan Daud kepada orang Amalek. Di ayat 17 dikatakan bahwa Daud menghancurkan orang Amalek itu dari pagi-pagi buta sampai matahari terbenam.

Pertanyaannya adalah : apakah orang Amalek itu dibunuh oleh Daud sendiri? Jawabannya tidak! Karena  1 Samuel 30:10 menjelaskan kepada kita bahwa Daud disertai oleh 400 orang anak buahnya, itu berarti bahwa orang-orang Amalek itu tidak dibunuh oleh Daud sendiri melainkan Daud dibantu oleh anak buahnya. Tetapi sebagai tokoh utama nama Daud yang dicatat karena nama Daud lah yang dibicarakan dalam teks itu.

Lalu masih ada beberapa contoh lain, misalnya: 1 Samuel 18:6-7 dan 2 Samuel 8:5, Dua teks ini juga menyatakan bahwa Daud membunuh puluhan ribu orang dan dielu-elukan oleh perempuan-perempuan Israel bahwa Daud mengalahkan berlaksa-laksa. Tapi tentu saja kita tahu bahwa Daud tidak mungkin memerangi dan membunuh musuhnya sendirian, ia dibantu oleh pasukannya.

Nah sekarang kita kembali ke dua ayat yang dianggap bertentangan diatas. Jadi sudah bisa terjawab bahwa ternyata kedua ayat itu tidak bertentangan. Bisa jadi 2 Samuel 23:8 mencatat jumlah orang yang mati dibunuh oleh Isybaal dengan dibantu oleh pasukannya, sedangkan 1 Tawarikh 11:11 mencatat korban dari musuh yang terbunuh dari mata pedang Yasobam sendiri.

Pertanyaan lainnya adalah : apakah Isybaal dan Yasobam ini adalah orang yang sama? Ensiklopedia menjelaskan bahwa dua nama ini sebenarnya merujuk kepada orang yang sama.

Kelima; dikatakan bahwa Tou raja Hamat mengirim anaknya kepada Daud dan mengucapkan selamat atas kemenangan Daud melawan pasukan Hadadezer. Tapi tidak jelas bagi kita siapa sebenarnya nama anak Tou ini? Apakah bernama Yoram sebagaimana catatan Samuel atau bernama Hadoram sebagaimana catatan Tawarikh?

2 Samuel 8:9-10 (TB) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, maka Tou mengutus Yoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Yoram membawa barang-barang perak, emas dan tembaga.

1 Tawarikh 18:9-10 (TB) Ketika didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah seluruh tentara Hadadezer, raja Zoba, maka ia mengutus Hadoram, anaknya, kepada raja Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya, karena ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Hadoram membawa pelbagai barang-barang emas, perakitan dan tembaga.

Jawabannya adalah, Yoram atau Hadoram ini  sebenarnya merujuk kepada orang yang sama. Ini hanya perbedaan sebutan atau pelafalan saja. Sama seperti kita di Indonesia ini, terkadang juga punya dua nama, misalnya : Gusdur atau Abdurahman Wahid, Basuki Cahaya Purnama atau Ahok, Boas atau Ferdin, dsb. Bahkan suku-suku tertentu di Indonesia seperti suku Sabu misalnya, juga menggunakan dua nama, satu nama panggilan sesuai KTP, satunya lagi nama suku atau nama kesayangan. Seperti saya nama saya Dion dan nama Sabu saya adalah Ma Ala. 

Nah untuk meneguhkan penjelasan ini saya berikan juga kutipan dari Sarapan Biblika :

"Yoram (Ibrani, יורם - YORAM) juga dipanggil Hadoram (Ibrani, הדורם - HADORAM) dalam 1 Tawarikh 18:10 karena versi Siria dan Arab menulisnya Yoram. Sebenarnya kedua ayat ini tidak bertentangan, dapat kita bandingkan di Indonesia sendiri bahwa Hutomo Mandala Putra, putera mantan Presiden Soeharto, juga dipanggil Tommy."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APAKAH KARENA YESUS BERASAL DARI ALLAH, MAKA DIA BUKAN ALLAH? (MENANGGAPI SERANGAN UST. SUBANDI T SUKOCO)

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali   Beberapa hari yang lalu, seseorang mengirimi saya sebuah video dan meminta tanggapan saya atas video itu. Setelah saya lihat-lihat, ternyata ini adalah cuplikan video dari YouTube Ust. Subandi T Sukoco. Siapakah orang ini? Subandi atau yang lebih dikenal dengan Gus Mbetik ini, adalah seorang pendakwah yang sudah sering terlibat dalam diskusi-diskusi lintas agama. Nah dalam cuplikan video yang berdurasi 2 menit 42 detik ini, Subandi memberikan argumentasinya untuk menolak ke-Tuhanan dan ke-Allahan Yesus. Menurut Subandi karena Yesus datang dari Allah maka Yesus pasti bukan Allah. Cuplikan lengkapnya bisa ditonton disini👇 Setelah menonton videonya, saya menemukan bahwa penolakan Ust. Subandi T Sukoco terhadap ke-Allahan Yesus didasari atas dua fakta ini : PERTAMA, KARENA YESUS DATANG DARI ALLAH MAKA DIA BUKAN ALLAH   Yohanes 9:33 (TB) Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."  Menurut Ust. Subandi T Sukoco, karen

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbangan ma