Langsung ke konten utama

BENARKAH BAHWA "BAPTIZO" HANYA BERARTI DITENGGELAMKAN?

Secara umum Gereja Kristen mengenal dua cara baptisan. Baptisan dengan cara dipercik dan juga dengan cara diselam, dan posisi saya adalah memegang keduanya. Bagi saya suatu baptisan dianggap sah apabila dilakukan dengan formula baptisan yang benar. Formula baptisan yang benar itu harus dilakukan atas dasar pengakuan iman terhadap Allah Tritunggal [Mat 18:19-20]. Jadi bukan cara atau metode baptisan yang esensial, melainkan terletak pada rumusan pengakuan iman pada saat melakukan baptisan.

Tapi memang perbedaan kedua metode baptisan telah memicu perdebatan dan diskusi yang alot antara penganut dari kedua metode ini. Lalu apakah ada dasar Alkitab bagi kedua metode baptisan tersebut? Masing-masing penganut metode baptisan diatas sama-sama mengklaim bahwa mereka punya dasar Alkitab. Bagi penganut baptisan selam, dasar bagi mereka adalah baptisan itu harus :

1. Dilakukan atas dasar keputusan dan kehendak pribadi. Jadi seorang anak yang dibaptis saat masih kecil dianggap belum bisa membuat keputusan pribadi untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Baptisan itu dilakukan atas dasar kehendak dari kedua orang tuanya bukan kehendak sang anak.

2. Baptisan dengan cara diselam lebih Alkitabiah karena menurut mereka [penganut baptisan selam] Yesus dibaptis secara selam.

3. Dengan merujuk kepada bahasa asli Alkitab PB, bahwa kata yunani "Baptizo" hanya memiliki arti yang tunggal yaitu ditenggelamkan. Tidak ada arti lain selain itu.

Sedangkan bagi penganut baptisan percik dasar Alkitab bagi mereka terletak pada Covenant Theology [Teologi Perjanjian] dalam PL. Nah untuk memahami apa itu Covenant Theology, saudara bisa membaca tulisan saya di sini👇


Fokus saya pada artikel kali ini adalah membedah poin ketiga dari argumen panganut baptisan selam diatas, bahwa kata "Baptizo" hanya berarti ditenggelamkan, tidak ada arti lain. Benarkah demikian? Mari kita bedah.

Pembelajaran yang mendalam pada bahasa Yunani menemukan bahwa ternyata kata kerja Baptizo yang berasal dari kata Yunani Bapto digunakan beberapa kali dalam PB dan memiliki lebih dari satu arti. Kata Bapto bisa diartikan ditenggelamkan, pembersihan, pencucian, pembasuhan 

Markus 7:4 (TB) dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.

Di ayat ini kata "membersihkan" diterjemahkan dari kata kerja βαπτίσωνται (Baptisontai)

Lukas 11:38 (TB) Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. 

Disini kata mencuci diterjemahkan dari kata kerja ἐβαπτίσθη (Ebaptiste)

Ibrani 9:10 (TB) karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan.

Kata pembasuhan di ayat ini juga di terjemahkan dari kata kerja βαπτισμοῖς (Baptismois)

Matius 26:23 (TB) Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 

Nah lagi-lagi disini kata "mencelupkan" diterjemahkan dari kata kerja Yunani ἐμβάψας (Embapsas)

Juga ada ayat yang secara eksplisit menggunakan kata kerja Yunani ἐβαπτίσαντο (Embaptisanto) tapi tidak mungkin kita paksakan untuk harus diartikan selam.

1 Korintus 10:1-2 (TB) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. 

Disini dikatakan bahwa nenek moyang bangsa Israel berada di bawah perlindungan awan, mereka juga dikatakan telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Tapi benarkah bahwa nenek moyang bangsa Israel dibaptis dalam awan dan dalam laut? Kapan mereka dibaptis dalam awan dan laut?

Mereka hanya berada di bawah naungan awan yang meneduhkan mereka dari terik matahari di siang hari dan saat mereka melintasi laut, saat itu air laut surut dan mereka berjalan di tanah yang kering di tengah laut, berjalan di tanah kering itu tidak sama dengan tenggelam dalam laut.

Jadi kalau kata Baptizo harus diartikan semata-mata hanya selam, maka bagaimana dengan ayat-ayat yang sudah dipaparkan diatas? Maka janganlah kita begitu getol menekankan bahwa baptisan yang benar itu hanya selam, dan selain selam adalah salah. Kemudian kita berusaha membungkus klaim kita itu dengan argumen yang berbasis exegetical Yunani tapi ujung-ujungnya ternyata salah.

SALAM...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m