Langsung ke konten utama

APAKAH KITA TIDAK BOLEH MENGATAKAN SESAT KEPADA PENYESAT?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali


Shalom pembaca yang budiman, kali ini saya akan membagikan kutipan perdebatan saya dengan seorang teman di Facebook, terkait dengan polemik dari pengajaran Erastus Sabdono yang menyimpang.

Beberapa hari belakangan ini nama Pdt. Erastus Sabdono memang ramai diperbincangkan. Hal ini tidak terlepas dari ajaran-ajarannya yang "nyeleneh" yang dipublikasikan secara masif melalui kanal Youtubenya. Dan saya adalah salah seorang yang dengan tegas mengatakan bahwa ajaran Erastus ini sesat.

Saya memposting kritikan keras saya terhadap ajaran Erastus ini melalui Facebook. postingan saya ini kemudian mengundang beragam komentar dari teman Facebook. Teman Facebook terbagi menjadi dua kubu, ada kubu yang pro terhadap ajaran Erastus, yang kami sebut sebagai FPE (Front Pembela Erastus), dan ada kubu yang kontra.

Diantara kubu FPE ada seorang teman FB saya yang kurang setuju dengan kritikan-kritikan saya terhadap Erastus. Teman ini kemudian menulis status di FB yang isinya mengkritik atau menolak pemberian label "Sesat" terhadap ajaran Erastus Sabdono. 

Berikut status Facebooknya:

"Terlalu banyak para hamba Tuhan jadi ahli dalam teologi untuk menjadi benar dari satu dengan yang lainnya, tapi lupa bagaimana harus jadi gembala teladan. Lalu mana yang harus saya ikuti?

Saya mengikuti yang meneladani DIA yang sudah mati di golgota. Karena saya melihat mereka juga saling menyerang satu sama lain, meskipun satu perahu besar (sinode yang sama) apalagi beda perahu (beda sinode) Sudahlah, itu sudah jadi rahasia umun. Mau bergeser, nanti dibilang saya bidat juga."

Setelah membaca status tersebut saya lalu menanggapi.

TANGGAPAN SAYA :

Ijin berkomentar bung. Jika bung berkata bahwa bung mengikuti teladan dari Dia yang telah mati di golgota, sedangkan Dia yang telah mati di golgota inilah yang keilahian-Nya mau direduksi sekedar menjadi allah yang minor. 

Dan bung tidak membantah itu, apakah bung setuju bahwa Dia yang telah mati di golgota ini memang benar adalah allah yang minor?

Tapi kalau bung tahu bahwa Dia yang telah mati di golgota ini adalah Allah sejati yang telah berinkarnasi menjadi manusia, demi melaksanakan misi penebusan agar bung dan saya sebagai orang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal, maka seharusnya bung menentang ajaran yang berusaha mengurangi, mereduksi, dan menolak ke-Ilahian Yesus.

SALAM....

FPE : Dionisius Daniel Goli Sali saya hanya melihat buah dari pertobatan yang diberitakan setiap HT (baca: hamba Tuhan). Banyak para pakar Teolog yang saya temui mereka hanya pintar ber-Apologoumai dengan baik dan benar, tapi tidak banyak yang jadi teladan benar dalam tindakan.

Dalam perahu besar yang kita naiki saat ini juga dari dulu sampai saat ini banyak yang sesat menyesatkan sehingga timbul perpecahan dalam satu sinode.

Peperangan politik rohani menaiki tahta nomor 1 saja banyak sikut menyikut dengan dalih sesat menyesatkan. Baptisan selam dan percik saja banyak sesat menyesatkan.

Bahasa roh dan non roh juga sesat menyesatkan. Makan darah dan non makan darah juga sesat menyesatkan. Dan bahkan Lutheran saja pertama kali muncul ke permukaan dinyatakan bidat sesat. Lalu ES juga kita klaim bidat sesat.
Berarti kita ini semua tersesat dong.

Seharusnya masing-masing sinode berbenah diri untuk serupa dengan TY (baca: Tuhan Yesus) toh juga belum pernah ada yang kesana (baca: ke surga) dan kembali ke bumi.

Karena komentarnya cukup panjang dan mengandung beberapa argumen, maka saya membagikan argumennya menjadi beberapa poin lalu menanggapi poin-poinnya.

FPE : Dionisius Daniel Goli Sali saya hanya melihat buah dari pertobatan yang diberitakan setiap HT. Banyak para pakar teolog yang saya temui mereka hanya pintar ber-Apologoumai dengan baik dan benar, tapi tidak banyak yang jadi teladan benar dalam tindakan.

TANGGAPAN SAYA :

Jika melihat ada hamba Tuhan yang berapologia dengan benar, tapi tidak menunjukkan teladan yang baik dalam hidupnya, maka jangan teladani hidupnya, tapi ikuti ajarannya. Ajarannya yang benar tidak bisa menjadi salah hanya karena diajarkan oleh orang yang hidupnya tidak benar.

Ilustrasinya: jika bung adalah seorang perokok tapi bung melarang anak bung untuk merokok, maka larangan bung itu TETAP BENAR walaupun larangan itu keluar dari mulut seorang perokok.

Yesus sendiri tidak mengajarkan kita untuk menolak pengajaran para ahli taurat, tapi Dia mengajarkan kita untuk tidak mengikuti perbuatan mereka.

Matius 23:1-3 (TB) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya

FPE : Dalam perahu besar yang kita naiki saat ini juga dari dulu sampai saat ini banyak yang sesat menyesatkan sehingga timbul perpecahan dalam satu sinode.

TANGGAPAN SAYA : 

"Sesat menyesatkan" harus dilihat dari aspek apa. Jika perbedaannya hanyalah hal-hal yang sekunder seperti perbedaan boleh makan darah atau tidak, baptis yang benar itu selam atau percik, maka kita tidak harus saling sesat menyesatkan untuk isu-isu seperti itu.

Tapi jika perbedaannya memang pada aspek yang mendasar atau fundamental seperti Kristologi atau Tritunggal seperti yang diajarkan oleh ES, maka kita harus dengan lantang berteriak bahwa itu SESAT, dan sebisa mungkin mengingatkan kepada orang lain untuk jangan mengikuti ajaran orang tersebut, peringatan ini adalah bentuk kepedulian kita sebagai sesama orang percaya yang tidak mau satupun jiwa terhilang di neraka hanya karena mengikuti ajaran yang sesat seperti itu.

Bahwa kemudian terjadi perpecahan dalam satu sinode karena isu yang fundamental seperti yang saya sebutkan diatas, tidak masalah, memang gelap dan terang tidak bisa bersatu.

FPE : Peperangan politik rohani menaiki tahta nomor 1 saja banyak sikut menyikut dengan dalih sesat menyesatkan. Baptisan selam dan percik saja banyak sesat menyesatkan, bahasa roh dan non bahasa roh juga sesat menyesatkan, makan darah dan non makan darah juga sesat menyesatkan. Dan bahkan Lutheran saja pertama kali muncul ke permukaan dinyatakan bidat sesat.

Lalu ES juga kita klaim bidat sesat, berarti kita ini semua tersesat dong.

TANGGAPAN SAYA :

Sudah saya jelaskan diatas bahwa bagi saya perbedaan baptis percik dan selam itu tidak perlu sesat menyesatkan, kalau ada orang lain berpandangan bahwa perbedaan cara baptisan itu menyesatkan, maka itu adalah pandangan dia, saya secara pribadi tidak seperti itu, saya tidak akan bilang orang lain sesat hanya karena orang itu tidak dibaptis seperti saya, atau hanya karena orang itu makan darah atau tidak makan darah.

Tapi ini berbeda dengan ES, ES dibilang sesat karena ajaran yang dia ajarkan menyimpang dalam aspek yang fundamental. Dia mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah yang minor dan itu jelas-jelas sesat.

Jadi ketika kita mengatakan bahwa suatu ajaran itu sesat, maka dilihat dulu dalam hal atau aspek apa, fundamental atau sekunder.

FPE : Seharusnya masing-masing sinode berbenah diri untuk serupa dengan TY (baca: Tuhan Yesus), toh juga belum pernah ada yang kesana dan kembali ke bumi.

TANGGAPAN SAYA :

Kita memang belum pernah ke surga dan kembali ke bumi, tapi kita punya dasar, pedoman atau panduan yang menuntun kehidupan kekristenan kita, yaitu firman Tuhan. Nah berdasarkan pedoman kita itulah kita hidup, berdasarkan pedoman itu juga kita bisa menyatakan bahwa sesuatu itu salah atau benar, suatu ajaran itu sesat atau tidak sesat.

Jadi pernyataan bahwa "belum pernah ada orang yang ke surga dan kembali ke bumi" tidak bisa digunakan untuk melarang kita menyatakan seseorang itu sesat atau tidak.

Ingat Tuhan Yesus tidak melarang kita menghakimi, tapi Tuhan Yesus melarang kita menghakimi dengan tidak adil.

Yohanes 7:24 (TB) Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil."

FPE : Dionisius Daniel Goli Sali. Terima kasih atas balasan komentarnya Brother. Yang pasti saya bukan bagian dari ES ataupun sekumpulan yang sesat menyesatkan.

Tapi saya hanya penjual sofa yang melihat teladan para HT (baca: hamba Tuhan) yang seperti Tuhan Yesus.

SALAM DAMAI KRISTUS

TANGGAPAN SAYA :

Salam Damai juga bung. Tuhan Yesus memberkati bung dan keluarga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m