Langsung ke konten utama

IMAN KRISTEN MENJAWAB PERTANYAAN FILOSOFIS

       Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali 


Shalom pembaca yang budiman. Pada artikel kali ini, saya ingin menjawab beberapa pertanyaan filosofis yang kerapkali diajukan oleh orang-orang yang skeptis atau ateis.

Pertanyaan ini mungkin bagi pembelajar apologetika adalah pertanyaan yang gampang saja, atau malah bisa dianggap "receh", tapi jika anda kurang belajar, maka pertanyaan filosofis seperti ini, bisa langsung menikam ke jantung kepercayaan anda.

Itulah sebabnya Rasul Petrus mengingatkan kita agar kita selalu siap sedia untuk memberikan pertanggungjawaban iman kita (1 Pet 3:15), agar manakala dihadapkan dengan pertanyaan seperti ini, hati dan pikiran (faith and knowledge) kita selalu dalam keadaan siap.

Berikut beberapa pertanyaan yang mungkin bisa diajukan oleh orang-orang skeptis atau ateis terhadap iman Kristen, dan jawaban yang bisa diberikan :

1. Jika Tuhan itu memang ada, mengapa Tuhan tidak menunjukkan wajahnya saja agar tak ada satupun manusia yang ateis di dunia ini?

Jawab : Apakah suatu eksistensi atau suatu keberadaan itu harus didahului oleh pembuktikan secara empiris, seperti permintaan agar Tuhan harus menunjukkan wajah-Nya agar tak ada orang yang menjadi ateis?.

Tuntutan secara empiris tidak relevan dengan natur Tuhan yang bersifat spirit atau imateril. bahkan secara epistemik, empirisme memiliki lubang kecacatan logis disana. 

Keberadaan Tuhan tidak pernah bergantung pada keyakinan atau pengakuan manusia, entah manusia mau mengakui Dia ada atau tidak, Dia tetap ada. 

2. Buat apa Tuhan menciptakan alam semesta jika pada akhirnya akan dihancurkan (kiamat)?

Jawab : Tuhan tidak harus punya alasan dan merasa berhutang penjelasan secara logis kepada manusia dalam melakukan ini dan itu sesuai kehendak-Nya dalam kedaulatan-Nya. Manusia tidak perlu tahu apa yang Tuhan tidak nyatakan (Ulangan 29:29). Dapatkah tanah liat membantah penjunannya?

3. Jika semua yang ada ini karena adanya pencipta (Tuhan), lalu siapa yang menciptakan Tuhan ini?

Jawab : Tuhan tidak diciptakan. Dia adalah causa prima, suatu entitas yang tidak berawal dan berakhir. Salah satu sifat atau natur Tuhan adalah kekal. Jika Tuhan itu kekal, maka Dia sudah ada, ada, dan akan terus ada. Dapatkah kekekalan itu diciptakan?

4. Mengapa penderitaan dan kejahatan ada di dunia ini?

Jawab : Pertanyaan ini berusaha meragukan keberadaan Tuhan dengan menunjukkan adanya eksistensi kejahatan atau penderitaan (problem of evil) di dunia ini.

Karena jika Tuhan yang maha baik, maha kuasa, dan maha tahu itu ada, maka seharusnya kejahatan itu tidak ada. Tapi faktanya kejahatan dan penderitaan itu ada, maka ini menganulir semua sifat "kemahaan" Tuhan tadi, oleh sebab itu Tuhan pasti tidak ada.

Tapi sebelum kita menjawab pertanyaan ini, si penanya perlu menjelaskan apa itu baik dan jahat? bagaimana dia membedakan antara yang baik dari jahat? apa standar dia untuk menentukan sesuatu itu baik atau jahat? apakah definisi kebaikan atau kejahatan itu sama di mata setiap orang di dunia ini? apakah ada standar moral yang absolut yang menentukan sesuatu itu baik ataupun jahat?

Bagi seorang Kristen kesadaran moralitas adalah bukti bahwa manusia adalah Imago Dei-Nya Allah, Karena hukum moral lahir dari natur Allah yang bermoral. Tapi orang ateis menolak Allah sang pembuat hukum moral ini. Maka jika Allah pembuat hukum moral tidak ada, moralitas seharusnya tidak ada, jika moralitas tidak ada, maka tidak ada kebaikan dan kejahatan. Jika kebaikan dan kejahatan tidak ada, lalu kejahatan macam apa yang si penanya (ateis) ini persoalkan?

5. Apa bukti keberadaan surga dan neraka?

Jawab : Apa yang dimaksud dengan bukti disini? jika yang dimaksud dengan bukti disini adalah bukti empiris, maka surga dan neraka bukanlah objek material yang empiris, sehingga pertanyaan ini menjadi tidak relevan. 

Surga dan neraka adalah objek imateril yang ada dalam wilayah metafisika. meminta pembuktian materil terhadap objek yang imateril, ini sama seperti anda dimintai oleh seseorang untuk menunjukkan bentuk empiris dari perasaan "suka/cinta" anda terhadap pasangan anda. Bagaimana bentuk cinta itu? seperti apa teksturnya? lalu apa aromanya?, maka ini bagaikan mengukur suhu tubuh menggunakan penggaris.

6. Ada 4200 agama di dunia, jika Tuhan memang ada, maka Tuhan yang mana?

Jawab : Tuhan yang sebagaimana dinyatakan oleh Alkitab, yaitu Tuhan yang Trinitarian. Alasannya adalah segala realitas di dunia ini menunjukkan kesatuan dan kejamakan (unity and diversity), maka mustahil bagi tuhan yang unitarian atau tuhan yang politeis menciptakan dunia ini.

Unitarian gagal menjelaskan realitas keragaman dunia ini dengan segala fenomenanya, demikian pula politeis gagal menjelaskan realitas kesatuan di dunia ini dengan segala fenomenanya, maka hanya Tuhan yang satu hakikat dan tiga pribadi lah yang bisa menjelaskan realitas dunia ini, karena perwujudan satu dan jamak dalam dunia ini merefleksikan pribadi sang pencipta yang Tritunggal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m