Langsung ke konten utama

APAKAH SIFAT OMNIPOTENT DAN OMNISCIENT ALLAH BERKONTRDIKSI?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali


Pada saat belajar Dogmatika maka kita biasanya memulainya dari doktrin tentang Allah. Doktrin ini juga dikenal dengan istilah Teologi Proper. 

Allah mempunyai sifat-sifat atau atribut yang melekat pada diri-Nya. Setidaknya ada 4 sifat Allah pada umumnya yang kita kenal, yaitu : Allah maha kuasa (omnipotent), Allah maha baik (omnibenevolen), Allah maha tahu (omnisience), dan Allah maha hadir (omnipresent).

Beberapa kritikan yang bersifat filosofis memang kerap dilayangkan berhubungan dengan sifat-sifat Allah ini. Ada kritikan yang saya kira sudah berusia sangat tua, mungkin hampir setua umur filsafat itu sendiri, yang menggugat semua sifat kemahaan Allah diatas dalam hubungannya dengan masalah kejahatan (problems of evil). Kritikan ini dilayangkan oleh seorang filsuf bernama Epikurus, yang dikenal dengan Trilema Epikurus.

Kritikan filosofis lainnya ada yang berusaha untuk membenturkan kedua sifat Allah, yaitu sifat omnipotent dan omnisience Allah. Kritikan ini terkandung dalam pertanyaan berikut ini :

APAKAH ALLAH BISA MENYESAL?

Pertanyaan ini berusaha mereduksi kedua sifat Allah diatas. Kata "menyesal" mengindikasikan bahwa ada rencana Allah yang gagal, atau ada sesuatu hal yang pada awalnya Allah kira itu baik, tapi ternyata Allah salah, sehingga Allah menyesal. Dengan demikian, "menyesal" membuktikan bahwa Allah tidak maha tahu.

Lalu bagaimana dengan sifat omnipotent atau kemahakuasaan Allah? Berhubungan dengan pertanyaan diatas, jika ternyata Allah tidak bisa menyesal maka ada sesuatu hal yang tidak bisa Allah lakukan, yaitu "tidak bisa menyesal", dari sisi inipun dianggap bisa meruntuhkan sifat kemahakuasaan Allah.

LANTAS BAGAIMANA KITA MENJAWAB PERTANYAAN SEPERTI INI?

PERTAMA, kemahakuasaan Allah harus dipahami dalam pengertian bahwa Allah tidak melawan natur-Nya sendiri. Artinya sifat-sifat Allah tidak bisa menyangkal diri-Nya. Misalnya jika Allah itu mahakuasa, maka Ia tidak bisa menjadi tidak maha kuasa, atau jika Allah itu maha tahu, maka Dia tidak bisa menjadi tidak maha tahu. Jadi dalam konteks ini kita harus setuju bahwa memang ada hal-hal yang tidak bisa Allah lakukan, yaitu melawan natur-Nya sendiri. Dan ini sama sekali tidak menunjukkan kelemahan Allah, malah ini membuktikan bahwa Allah itu rasional.

2 Timotius 2:13 (TB) jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." 

KEDUA, dalam mengkomunikasikan pesan-Nya kepada manusia, Allah memang sering menggunakan gaya bahasa "antropomorfisme", yaitu Allah menggunakan analogi yang terbatas sesuai dengan bahasa manusia yang terbatas. Jadi Allah meminjam beberapa istilah manusia, agar manusia itu paham akan maksud-Nya. Disini Allah sedang mempersonifikasikan diri-Nya. 

Dalam Alkitab memang terdapat teks-teks yang menyatakan bahwa Allah menyesali perbuatan-Nya.

Kejadian 6:6-7 (TB) maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 

Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." 

Ayat ini adalah salah satu contoh antropomorfisme, Disini Allah sengaja meminjam salah satu sifat manusia yaitu "menyesal", agar manusia memahami maksud Allah, karena kalau Allah menggunakan bahasa Allah, maka tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa paham.

Bahkan beberapa daftar ayat-ayat dibawah ini malah menunjukkan bahwa Allah seolah-olah memiliki tubuh fisik layaknya manusia. 

1. WAJAH ALLAH 

Bilangan 6:24-26 (TB) TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; 
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; 
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. 

2. HATI ALLAH 

Kejadian 6:6-7 (TB) maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 
Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." 

3. MATA ALLAH

2 Samuel 10:12 (TB) Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya." 

4. JARI-JARI ALLAH

Keluaran 31:18 (TB) Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.

5. BIBIR ALLAH

Ayub 23:12 (TB) Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya. 

6. LIDAH ALLAH 

Yesaya 30:27 (TB) TUHAN datang menyatakan diri-Nya dari tempat-Nya yang jauh — murka-Nya menyala-nyala, Ia datang dalam awan gelap yang bergumpal-gumpal, bibir-Nya penuh dengan amarah, dan lidah-Nya seperti api yang memakan habis; 

7. TELINGA ALLAH 

2 Samuel 22:7 (TB) Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya. 

8. HIDUNG ALLAH

2 Samuel 22:9 (TB) Asap membubung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya. 

9. RAMBUT ALLAH 

Daniel 7:9 (TB) Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; 

10. TANGAN DAN LENGAN ALLAH 

Ulangan 11:2 (TB) Kamu tahu sekarang — kukatakan bukan kepada anak-anakmu, yang tidak mengenal dan tidak melihat hajaran TUHAN, Allahmu — kebesaran-Nya, tangan-Nya yang kuat dan lengan-Nya yang teracung, 

11. KAKI ALLAH

Keluaran 24:10 (TB) Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.

12. MULUT DAN TANGAN ALLAH 

1 Raja-raja 8:15 (TB) Ia berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang telah menyelesaikan dengan tangan-Nya apa yang difirmankan-Nya dengan mulut-Nya kepada Daud, ayahku, demikian:

13. ALLAH PUNYA KANAN, KIRI DAN BELAKANG

Ulangan 33:2 (TB) Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala. 

1 Raja-raja 22:19 (TB) Kata Mikha: "Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhta-Nya dan segenap tentara sorga berdiri di dekat-Nya, di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya.

Kejadian 18:10 (TB) Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.

14. SAYAP ALLAH

Rut 2:12 (TB) TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung." 

Jadi tidak ada kontradiksi antara sifat omnipotent Allah dan omnisience Allah.

Salam......

PENULIS 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m