Langsung ke konten utama

CATATAN RINGAN TENTANG PROVIDENSI ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali


Doktrin Providensi Allah adalah doktrin tentang penetapan Allah atas segala sesuatu. Doktrin ini menempatkan Allah sebagai satu-satunya oknum pencipta, pemelihara, pengendali, dan pengontrol atas segala sesuatu yang terjadi di bawah kolong langit ini. Doktrin ini adalah kebenaran Alkitab.

Perhatikan kata-kata Yesus dibawah ini :

Matius 10:29 (TB) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.

Ia kemudian melanjutkan :

Matius 10:30-31 (TB) Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Meski kesaksian Alkitab diatas sudah jelas, doktrin ini masih tetap sering dibenturkan dengan fakta Alkitab yang lain. Fakta Alkitab yang lain itu adalah "Free Will" atau kehendak bebas manusia. Ini adalah suatu properti lain yang Tuhan sematkan dalam diri manusia agar manusia tidak bekerja seperti robot yang mekanismenya telah disetting dari pabrik.

Lalu bagaimana hubungan antara penetapan Allah dengan kehendak bebas manusia ini? Tidakkah penetapan Allah ini merampas kehendak bebas manusia?. 

Allah memang menetapkan segala sesuatu tapi itu tidak melanggar kebebasan manusia. Hal ini dinyatakan secara jelas oleh ayat-ayat berikut ini :

Matius 18:7 (TB) Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.

Berdasarkan ayat ini, kita diberitahu bahwa ternyata penyesatan itu ditetapkan oleh Allah, tapi mengapa pelaku penyesatan itu harus tetap menanggung dosanya? Jawabannya adalah karena pelaku penyesatan itu melakukan dengan kesadaran dan kehendak bebas mereka. Perbuatan mereka lahir dari pertimbangan mereka, bahkan lahir dari hati mereka yang jahat. Bangsa Asyur dalam PL adalah contoh yang tepat untuk menggambarkan itu.

Yesaya 10:5-7 (TB) Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat amarah-Ku! 

(6) Aku akan menyuruhnya terhadap bangsa yang murtad, dan Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku, untuk melakukan perampasan dan penjarahan, dan untuk menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. 

(7) Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya, melainkan niat hatinya ialah hendak memunahkan dan hendak melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa. 

Asyur ternyata menghancurkan Israel bukan dengan tujuan untuk menggenapi ketetapan Tuhan, tapi memang sejak awal ia dengan kehendak bebasnya dan karena sifat jahatnya mau memusnahkan dan melenyapkan bangsa-bangsa.

Asyur ini sama dengan Yudas, Tuhan memang menetapkan Yudas untuk menyerahkan Yesus, tapi Yudas sendiri bukan orang baik, ia adalah orang jahat dan memang mempunyai motivasi yang lain dalam menyerahkan Yesus. Ia menyerahkan Yesus bukan dengan tujuan untuk menggenapi ketetapan Tuhan dalam misi penebusan.

Matius 26:24 (FAYH)  Karena memang Aku harus mati seperti sudah dinubuatkan, tetapi celakalah orang yang mengkhianati Aku. Jauh lebih baik bagi orang itu seandainya ia tidak pernah dilahirkan. "

Dalam Kejadian 50:20 kita juga melihat bahwa ketetapan Allah dinyatakan melalui kejahatan saudara-saudara Yusuf. Saudara-saudara Yusuf menjual Yusuf bukan dengan tujuan untuk menggenapi kehendak Allah agar Yusuf bisa menjadi penguasa Mesir yang pada akhirnya bisa menyelamatkan mereka dari masa kelaparan, melainkan memang karena kedengkian mereka terhadap Yusuf. Tapi ternyata Allah mereka-reka kejahatan mereka untuk kebaikan.

Kejadian 50:20 (TB) Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Lalu dalam Kisah 2:23 kematian dan pengorbanan Yesus ternyata telah ada dalam kehendak dan rencana Allah. Allah memakai tangan-tangan orang durhaka untuk menggenapi rencana-Nya. Jadi lagi-lagi  ketetapan Allah dan kehendak bebas manusia sama-sama berperan disini.

Kisah Para Rasul 2:23 (TB) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. 

Ayat-ayat lain juga menegaskan bahwa penetapan Tuhan memang tidak pernah merampas kebebasan manusia.

Amsal 16:1 (TB) Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. 

Jawaban lidah berasal dari Tuhan adalah KETETAPAN TUHAN, menimbang-nimbang dalam hati adalah KEHENDAK BEBAS MANUSIA.

Amsal 16:9 (TB) Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya. 

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya adalah  KEHENDAK BEBAS MANUSIA, Tuhan lah yang menentukan arah langkahnya adalah KETETAPAN TUHAN

Jadi Tuhan memang menentukan arah langkah seseorang, tapi itu tidak berarti bahwa manusia pasif saja, melainkan manusia aktif dengan "memikirkan-mikirkan jalannya", tapi ternyata keputusan apapun yang pada akhirnya diambil oleh manusia itu adalah ketetapan Tuhan.

Doktrin Providensi Ilahi dan Free Will adalah dua kebenaran ultimat yang dinyatakan Alkitab, tapi karena kapasitas kemampuan kita manusia yang terbatas, ditambah dengan keadaan kita manusia yang telah jatuh dalam dosa, membuat kita tidak bisa memahami secara tuntas dan menemukan titik temunya dengan jelas. Titik temu dari kedua doktrin ini akan tetap menjadi misteri bagi manusia.

Sebagai penutup saya ingin memberi kutipan dari Jhon Gresham Machen berikut ini :

"Kita adalah makhluk yang terbatas, karena itu bukanlah hal yang mengejutkan ketika ada beberapa misteri Allah di dalam kebijaksanaan dan kebaikan-Nya yang tersembunyi dari mata kita. Bukanlah juga hal yang mengejutkan ketika ada beberapa hal dari keputusan Tuhan, dimana Dia menyatakan kepada kita untuk puas karena tidak mengetahuinya, dan sebagai gantinya hanya percaya kepada Dia yang mengetahui segalanya."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbanga...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...