Langsung ke konten utama

BOLEHKAH ORANG KRISTEN BEROBAT DENGAN PENGOBATAN ALTERNATIF?

Dikutip Dari Group Studi Reformed MYM


PERTANYAAN 

Apakah diperbolehkan dalam ranah Etika Kristen dalam menjalani terapi pengobatan alternatif atau pengobatan-pengobatan yang bersifat tradisional, Misalnya menjalani terapi bagi para suami & istri dalam kasus seperti ereksi, impotensi, lemah syahwat, ukuran penis yang kecil ingin diperbesar, sperma encer, ejakulasi dini, dst?.

JAWABAN 

1) Biasanya pengobatan alternatif berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan panteisme Gerakan Zaman Baru (GZB). Di dalam GZB, bercampur segala macam spiritualisme, e.g. agama-agama Timur, okultisme, perdukunan, orang-orang yang mengeksplorasi chi atau ki (tenaga semesta), yoga, membangkitkan kundalini (semacam kekuatan ilahi yang terletak antara dubur dan alat kelamin), hongsui, fengsui, dll. Bagi saya, semua yang menjalankan pengobatan alternatif saat ini tak berbeda dari dukun. Cuma namanya saja terdengar lebih keren, e.g. sinshe, paranormal, dll. Saya pernah meneliti GZB secara intensif, dan saya memiliki banyak informasi tentang gerakan ini. Jadi, bolehkah orang Kristen menjalani pengobatan secara alternatif? Secara pribadi saya tidak setuju dan saya tak akan melakukan hal itu, kecuali benar-benar terbukti bahwa itu hanyalah ramuan akar-akar atau daun-daun tanpa ada ritual apapun dan tanpa filosofi panteisme. Tetapi apakah benar-benar ada yang demikian? Saya ragu.

2) Khususnya masalah seksual, menurut saya itu utamanya adalah masalah psikis. Dan, seseorang atau suami isteri yang memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, seharusnya memiliki hubungan seksual yang sehat dan baik. Tetapi jika ada problem serius, mungkin juga ada dosa yang disembunyikan. Misalnya, sebagian laki-laki suka bermain pelacur di luar, tetapi tak tertarik dengan istrinya, sehingga terlihat impoten di hadapan istri. Orang semacam ini hanya bisa pulih jika dosanya dibereskan secara radikal.

~Muriwali Yanto Matalu 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m