Langsung ke konten utama

SERANGAN ATEIS TERHADAP TAG


Ma Kuru : "Jika X (X = epistemologimu) salah, maka hasilnya adalah omong kosong; Omong kosong adalah sebuah kemustahilan atau sesuatu yang tidak dapat diterima; Karena itu, X benar.” Pada dasarnya itulah yang dikatakan TAG - “Jika kekristenan salah, maka logika tidak ada. Ketiadaan logika merupakan kemustahilan. Karena itu, Kekristenan benar.” Tetapi, anda harus menunjukkan bahwa [Kekristenan] merupakan keharusan untuk menghindari omong kosong. Sekalipun omong kosong mustahil, bukanlah sesuatu yang tidak terelakkan bahwa [Kekristenan] benar — mungkin [Yudaisme], [Islam], [Hinduisme], [Buddhisme], dst benar.“

Diatas adalah serangan seorang ateis, Derek Sansone (seorang ateis yang katanya mantan Calvinis) terhadap argumen transenden van Tillian (atau setidaknya apa yang dia pandang demikian). 

Pak MYM mungkin mau menanggapi serangan tersebut? 

Terima Kasih

MYM : Pertama benar bahwa menolak Kekristenan adalah menolak logika. Segala sesuatu yang melawan kebenaran Kristen pasti bersifat unintelligible atau mustahil dipahami. Bahasa kasarnya, ya seperti istilah di atas, "semuanya itu omong kosong."

Kedua, tantangan dia sesungguhnya adalah, kita harus menunjukkan bahwa "kekristenan adalah keharusan untuk menghindari kemustahilan (omong kosong)." Mengapa harus Kristen, dan bukan Yudaisme, Islam, dll.?

Nah, ini menarik! Saya jadi ingat pernyataan John Frame (kalau saya tak salah), bahwa argumentasi transendetal Van Tillian hanya bisa digunakan terhadap ateisme, dan tak bisa digunakan saat berapologetika terhadap Islam yang sama-sama mempercayai teisme yang mutlak. Saya kira, John Frame salah!

Justru argumentasi transendental Van Tillian tetap bisa digunakan kepada semua worldview yang bertentangan dengan worldview Kristen. Terhadap Islam, misalnya, konsep Allahnya yang bersifat tauhid, bisa di-reductio ad absurdum menjadi unintelligible, e.g. bagaimana eksistensi kasih dapat dipahami dalam Allah yang unitarian? Di dalam Allah trinitarian Kristen, eksistensi kasih menjadi intelligible.

Jadi, fakta ini hanya membuktikan bahwa apapun yang di luar worlview Kristen, semuanya menjadi unintelligbe. Dan dengan demikian, kekristenan ADALAH KEHARUSAN agar kita menjadi rasional. Menolak kekristenan menolak rasionalitas!.

(Dikutip Dari Group Studi Reformed MYM) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m