Langsung ke konten utama

"BANGUNLAH RUMAH-KU"

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali

Nats :

Mazmur 27:4 (TB) Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. 

Pendahuluan :

Shalom teman-teman pembaca yang budiman, di artikel kali ini saya ingin sharing tentang pelayanan di Gereja kami, Gereja Baptis Internasional Batam. Saya berharap melalui tulisan ini, Roh Kudus mengetuk pintu hati-hati teman-teman sekalian.

1. Awal Mula Bergabung

Saya bergabung dengan gereja ini pada tahun 2015, saat itu saya masih kuliah Theologi di STT IKAT Batam. Kebetulan Gembala gereja ini adalah dosen bahasa Inggris di kampus saya.

Awalnya kami (sejak saya bergabung) beribadah di sebuah ruko di kawasan Imperium, bilangan Batam Center. Saat itu jumlah jemaat tetap masih agak banyak (ya setidaknya lebih banyak dari sekarang), dan beberapa orang dari jemaat tersebut adalah WNA  yang kebetulan sedang bekerja di Batam. 

Seiring berjalannya waktu, jemaat-jemaat asing tadi habis kontrak kerja dengan company yang mempekerjakan mereka dan satu-persatu mulai pulang kampung ke negara masing-masing. Kepulangan mereka berpengaruh pada "income" gereja, kami terpaksa tidak melanjutkan kontrak di ruko itu. Sebagai solusinya kami lalu sewa hotel di bilangan Batam Center yang harganya relatif lebih murah dari harga sewa ruko tadi.


2. Efek Pandemic Terhadap Pelayanan Gereja

Efek pandemic secara global juga berpengaruh  terhadap pelayanan kami, Hotel yang tadinya menerima kami untuk ibadah, pada akhirnya mulai membatasi jumlah jemaat yang hadir. Hingga akhirnya keadaan jemaat kami mulai kocar-kacir dan berpisah satu dengan yang lain, hanya beberapa saja yang masih bertahan dan tetap melakukan fellowsip. 

Keadaan ini diperparah dengan status Bapak Gembala kami yang adalah seorang ekspatriat (WNA). Ketika corona merebak, mereka terpaksa harus kembali ke negara asal, keadaan ini membuat kami merasa seperti anak ayam tanpa induk.


3. Ibadah Dari Rumah Ke Rumah

Awalnya kami masih ibadah secara daring/online, sehingga meskipun kami terpisah ber mile-mile jauhnya, kasih Tuhan melalui jaringan selular dan WiFi masih tetap menyatukan kami.

Ibadah secara online ini ternyata juga punya segudang kekurangan, mulai dari kurang khusyuk, jemaat yang tidak komit, maupun gangguan jaringan yang turut andil mengganggu ibadah model begini.

Berkaca dari kekurangan-kekurangan tersebut, kami kemudian punya ide untuk ibadah secara tatap muka, kebetulan pemerintah kota Batam sudah mulai melonggarkan aturan, karena kota Batam sudah mulai Zona kuning dan sedang merangkak ke hijau.

Dimulailah ibadah dari rumah ke rumah, kami sengaja setting waktu ibadah pada malam hari, sehingga memungkinkan untuk semuanya bisa hadir. Karena budaya kota Batam adalah budaya kerja, sehingga terkadang pekerja dituntut untuk tetap masuk kerja pagi walaupun hari minggu.

Selain mulai beribadah secara onsite (tatap muka). Kami juga membagi pelayanan menjadi dua tempat, yakni di Batam Center dan Batu Aji.


4. Mendapat Tempat Ibadah Dari Seorang Hamba  Tuhan Yang Kaya Tapi Berhati Humble

Setelah lelah mencari tempat ibadah untuk pelayanan area Batam Center, ditambah lagi kondisi kas gereja yang menipis, tiba-tiba Mukjizat terjadi. Tuhan mengirimkan seorang malaikat tanpa sayap yang bernama Pak Krish, seorang China-batak (mungkin?). Beliau adalah seorang pengusaha yang punya beberapa tempat wisata dan perumahan elite, yang bernama Palm Spring.

Kelihatannya Roh Kudus mengetuk pintu hati bapak ini, sehingga dengan tulus hati beliau memberikan tempatnya untuk kami pakai ibadah. Sebuah tempat yang cukup indah. Dan tidak hanya memberikan tempat, beliau juga memberikan servis yang terbaik bagi kami. Melalui asistennya Mbak Kristin, kami juga dijamu dengan makanan ringan dan air mineral selepas ibadah.

Tempat ini memang sedianya adalah sebuah cafe. Di samping cafe ini adalah kolam renang, disini kami diberi jadwal beribadah dari jam 08:30 WIB-10:00 WIB. Karena dijaman 11:00 WIB tempat ini akan difungsikan sesuai dengan fungsinya semula, yaitu sebagai cafe.


5. Membangun Dengan Iman

Setelah Tuhan mulai membuka jalan untuk pelayanan di Batam Center, kali ini fokus kami ke pelayanan di Batu Aji. Jika Batam Center kami sudah mendapat tempat yang layak untuk ibadah, di Batu Aji kami masih bertahan beribadah di suatu bangunan yang sudah agak rapuh berdinding triplek, bekas tempat pelayanan anak dan less gratis.

kami sadar bahwa kami tak mungkin bertahan dengan keadaan seperti ini terus, kami butuh sebuah gereja, sebuah tempat ibadah yang layak, yang bisa membuat kami beribadah dengan nyaman dan khusyuk tanpa harus takut gangguan angin, hujan dan gangguan-gangguan lainnya.

Bermodal tekad dan komitmen bersama, kami (jemaat yang tetap stay) mulai janji iman dan patungan dana semampu kami. Akhirnya terkumpul lah beberapa "perak" yang kemudian bisa digunakan untuk membeli bahan-bahan bangunan. Tapi dana yang terkumpul itu ternyata belum cukup, hanya mampu membangun tembok dinding gereja dan memasang pintu dan jendela.

6. Ibadah Di Tengah Guyuran Hujan

Kami pernah mengalami kejadian yang "berkesan" yaitu ibadah ditengah guyuran hujan lebat. Kalau tidak salah ingat, hari itu adalah hari minggu pertama di bulan April.

Sebelum memulai ibadah, cuaca diluar memang sudah kelihatan kurang bersahabat. Langit hitam mendung, seperti sedang cemberut. petir dilangit juga saling sahutan-sahutan menyambar. Hal inilah yang saya takutkan, karena jika hujan turun saat kami sedang ibadah, tentu akan menggangu jalannya ibadah. 

Dan memang benar, selang beberapa menit, "brurrr" hujan jatuh dengan deras, gemuruh bunyi hujan yang jatuh di atap seng seolah-olah berlomba dengan pak Moris yang sedang khotbah. Beruntung ternyata pak Moris tidak hanya dikaruniai "kemajuan" (Istilah kami untuk perut yang gendut) hehe. tapi juga pita suara yang menghasilkan volume yang "gede". Sehingga suaranya mampu melawan suara hujan, kendati saat itu beliau tidak menggunakan microphon.

Kondisi atap seng yang bocor membuat air hujan masuk ke dalam ruangan, tapi hal ini tidak mematahkan semangat kami, kami tetap beribadah dengan semangat, dan mengabaikan keadaan ini.

7. Memohon Uluran Tangan 

Saat ini pembangunan sedang terhenti karena kekurangan dana. Oleh sebab itu, kami sangat berharap dukungan doa dan juga biaya dari teman-teman yang sekiranya berkenan untuk membantu pembangunan gereja kami.

Bagi teman-teman yang tergerak boleh menghubungi sekertaris Gereja atas nama Friska Sihombing. (Contact Person : 081235037735)

Bantuan teman-teman sangat berarti bagi kami. TUHAN YESUS MEMBERKATI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m