Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali
Iman Kristen adalah iman yang mempercayai Yesus sebagai Allah. Kepercayaan ini terbilang unik, karena sebagian orang menganggap Yesus hanyalah seorang nabi. Adapula yang hanya menempatkan Yesus sebagai salah satu tokoh humanisme terbesar sepanjang masa.
Seringkali kepercayaan Kristen terhadap Yesus ini kemudian menghadirkan beragam cemoohan. Namun orang Kristen bukan tidak sadar atau tanpa dasar ketika mempercayai bahwa Yesus adalah Allah. Dan terhadap beberapa keberatan terhadap kepercayaan Kristen ini, orang Kristen juga memiliki jawabannya.
Nah, dibawah ini adalah salah satu alasan mengapa orang Kristen dengan kesadaran penuh mempercayai Yesus sebagai Allah. (Ingat ini hanyalah salah satu alasan, karena masih ada alasan yang lain)
Yesus berkuasa mengampuni dosa (Markus 2:1-12)
Salah satu alasan mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus bukan hanya manusia yang agung dengan budi pekerti yang luhur dan mulia, bukan pula hanya sekedar seorang nabi, adalah karena fakta bahwa Ia berkuasa mengampuni dosa.
Dalam PL dan dalam kepercayaan Yahudi, dosa hanya bisa diampuni oleh Allah (Yahwe). Tapi di dalam perikop ini (Markus 2:1-12) Yesus dikatakan mengampuni dosa, sedangkan jika pengampunan dosa hanya boleh dilakukan oleh Allah (ayat 7), maka tidak dapat disangkal lagi bahwa Yesus adalah Allah.
Tetapi terhadap argumentasi dari orang Kristen ini, muncul beberapa bantahan. Bantahannya adalah sebagai berikut:
1. Kalimat dalam Markus ayat 5 ini adalah bentuk negatif. Disini Yesus berkata bahwa "Hai anak-Ku dosamu sudah diampuni". Yesus tidak berkata dalam bentuk kalimat yang positif "Hai anak-Ku Aku mengampuni dosamu"
2. Bahwa mengampuni kesalahan memang bisa dilakukan oleh manusia terhadap manusia yang lain, dan ayat yang sering dikutip untuk memperkuat bantahan ini adalah :
Lukas 11:4 (TB) dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."
Juga dalam surat kolose orang Kristen disuruh untuk mengampuni orang lain :
Kolose 3:13 (TB) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Dengan demikian, apakah dengan mengampuni orang Kristen bisa menjadi Allah?
Orang Kristen mempunyai jawaban untuk bantahan diatas. Jawaban pertama adalah :
1. Ayat 5 ini tidak bisa dibaca lepas dari konteksnya (ayat sebelum dan sesudahnya). Perhatikan respon orang-orang Yahudi disitu di ayat ke 7 :
Markus 2:7 (TB) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
Disini orang Yahudi menganggap Yesus telah menghujat Allah dengan mengampuni dosa. Jika Yesus bukan Allah, Ia akan menjawab bahwa : "Memang aku tidak berkata bahwa aku mengampuni dosa, aku hanya berkata bahwa dosanya sudah diampuni." Tapi justru sebaliknya Yesus malah menanggapi orang-orang Yahudi dengan meng-klaim bahwa di dunia ini anak manusia (Yesus) berkuasa mengampuni dosa. Perhatikan ayat 10 :
Markus 2:10 (TB) Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
2. Jawaban untuk bantahan yang kedua adalah : orang-orang yang membantah dengan dalih demikian adalah orang-orang yang tidak paham perbedaan antara hak mengampuni dan kewajiban mengampuni.
Perintah untuk mengampuni di dalam doa Bapa kami dan di dalam Kolose 3:13 adalah suatu kewajiban bagi orang Kristen. Perintah ini bukanlah Hak untuk mengampuni. Di dunia ini hak untuk mengampuni hanya ada pada orang yang terhadapnya kita telah melakukan kesalahan. Ketika kita melakukan kesalahan pada seseorang, maka orang tersebut punya hak untuk mengampuni kita.
Selanjutnya hak mengampuni terletak pada pemilik atau pembuat hukum itu sendiri. Allah adalah pembuat dan pemilik hukum. Jika Allah adalah pemilik dan pembuat hukum, maka setiap pelanggaran terhadap hukum-hukum-Nya adalah pelanggaran terhadap Allah. Dengan demikian hanya Allah lah yang berhak mengampuni.
Jika diperhatikan konteks nats diatas, orang lumpuh tersebut tidak melakukan kesalahan pribadi terhadap Yesus, jadi Yesus seharusnya tidak punya hak untuk mengampuni orang lumpuh itu. Tapi faktanya adalah Yesus mengampuni orang lumpuh itu, maka disini membuktikan bahwa Yesus adalah Allah. Karena dosa-dosa yang telah dilakukan oleh orang lumpuh itu adalah pelanggaran terhadap hukum-hukum-Nya.
Salam.
Penulis
Komentar
Posting Komentar