Langsung ke konten utama

CHANATHIP SONGKRASIN, MESSI THAILAND PENGUBUR ASA TIMNAS INDONESIA DI PIALA AFF 2020

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali


Final piala AFF baru saja usai dan Thailand kembali tampil sebagai juara dalam ajang turnamen dua tahunan ini, sehingga berhak menyandang status sebagai yang terbaik di kawasan Asia Tenggara.

Untuk kesekian kalinya Indonesia kembali bertemu dengan Thailand di babak final. Bagi Thailand ini adalah kali ke delapan skuad gajah perang tersebut melenggang ke final dan menjadi juara. 

Sedangkan bagi Indonesia, ini adalah kesempatan final ke 6 sepanjang keikutsertaan Indonesia di ajang AFF. Dan lagi-lagi, Indonesia gagal meraih tropi juara AFF. Oleh karena itu tak berlebihan, jika Indonesia sering diledek oleh tetangga sebelah (Malaysia) sebagai negara yang spesialis Runner Up.

Kembali ke pertandingan, menurut saya aktor dibalik kekalahan Timnas adalah Chanatip Songkrasin, bomber Thailand berpostur mungil ini memang tampil sangat dominan di leg pertama kemarin. Gol cepat Songkrasin, membuat para pemain Timnas Indonesia kelabakan, mental pemain yang langsung "down" karena gol cepat itu, lantas membuat Thailand semakin diatas angin, sehingga gol demi gol tercipta dengan mudah ke gawang yang dijaga oleh Nadeo Argawinata.

Thailand yang unggul materi pemain, karena mayoritas di isi oleh pemain-pemain senior yang pernah mencicipi AFF edisi 2018 dan 2016, sangat enjoy mengontrol pertandingan. Bola passing dari pemain Indonesia sangat mudah dibaca oleh para pemain Thailand, sehingga langsung dipresing dan direbut.

Faktor lainnya yang turut andil dalam memberikan kekalahan telak bagi timnas Indonesia adalah gagal dalam memanfaatkan peluang. Sebuah peluang yang didapat oleh Dewangga kemarin seharusnya berbuah gol, karena peluang yang seperti itu 90% sudah bisa dikatakan gol, tapi apa mau dikata, tendangan Dewangga kemarin menyenter langit.

Andai saja peluang emas dari Dewangga bisa dikonversi menjadi gol, Indonesia mungkin tak akan kebobolan 0-4 di leg pertama. Satu gol dari Dewangga sudah cukup untuk kembali membangkitkan semangat dan kepercayaan diri skuad Garuda. Dengan kepercayaan diri yang kembali timbul, Timnas Indonesia mungkin bisa menahan imbang Thailand di leg pertama.

Lini pertahanan Timnas Indonesia juga masih menjadi PR yang harus diperhatikan oleh Shin Tae Yong dan stafnya. Elkan Bagot yang didapuk sebagai bek kanan malah sering kalah sprint. Area ini juga kocar-kacir ketika menghadapi serangan Thailand yang menerapkan gegenpresing ala Juergen Klopp.

Di leg kedua, Indonesia memang bermain jauh lebih bagus dari leg pertama, berani tampil presing, dan berani menyerang dari menit pertama sejak peluit dibunyikan. Namun tetap ada beberapa catatan penting untuk Timnas Indonesia, yaitu kurang tenang dalam mengeksekusi peluang, dan stamina pemain yang cepat nge"drop" di babak kedua. 

Di leg kedua peran Songkrasin memang kurang terlihat, tapi 2 gol di leg pertama yang disumbangkan Messi Thailand ini sudah cukup untuk mengubur asa Timnas Indonesia untuk mengangkat Trophy Piala AFF untuk pertama kalinya. Gol cepat yang membunuh mental pemain Indonesia, gol cepat yang membuyarkan konsentrasi pemain Timnas Indonesia, gol cepat yang membuat taktik Shin Tae Yong jadi berantakan.

Selepas pertandingan leg pertama, Songkrasin didaulat sebagai "Man of the match" alias pemain terbaik pada laga tersebut. Saya kira itu adalah penghargaan yang pantas bagi seorang Songkrasin. Selain skill, Songkrasin juga dikenal dengan pribadi yang humble dan good attitude dilapangan, hal ini terlihat ketika beliau selalu punya inisiatif untuk meminta maaf atau merangkul lawannya setelah terjadi benturan keras ataupun pelanggaran lainnya.

Songkrasin memang benar-benar telah menjadi Messi versi Thailand, kalah dalam postur, tapi bisa memanfaatkan kelebihan lain, yaitu skill, kecerdasan emosional dan attitude.

Selamat untuk Songkrasin dan Thailand, kalian memang layak juara, semoga di event berikutnya kita masih bisa bertemu. Saat ini Timnas Garuda di isi oleh pemain-pemain muda, bukan tidak mungkin 5 tahun kedepan, Timnas Indonesia yang saat ini kalian kalahkan, bisa menjadi lawan tangguh bagi kalian, dan menjadi tim yang diperhitungkan di kawasan asia tenggara ini.

SALAM.....

PENULIS....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbanga...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...