Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali
Kurang lebih sepekan terakhir sebelum artikel ini ditulis, ibu Pertiwi kita tengah berduka, Nusa Tenggara Timur dilanda bencana hebat, ya setidaknya sebuah bencana alam yang belum pernah saya lihat terjadi di NTT dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir (Sesuai umur penulis).
Kerugian materil bahkan kehilangan jiwa telah menjadi goresan pilu dihati kami dan lukisan nestapa dikalbu, yang mungkin tak akan pernah bisa kami lupakan, apalagi oleh keluarga para korban.
NTT ku porak-poranda, flobamoraku hancur berantakan, Propinsiku yang kucintai mendapatkan cobaan berat, ratusan mayat bergelimpangan di lewotana Adonara, infrastruktur dan bangunan yang tadinya kelihatannya kokoh berdiri, ternyata tak berdaya menghadapi amukan alam.
NTT sering diplesetkan menjadi "NANTI TUHAN TOLONG", tapi kali ini, kali ini kami memang benar-benar membutuhkan pertolongan Tuhan. sebagai manusia biasa, cobaan ini terasa sangat berat, Terlalu berat bagi kami.
Ditengah dukacita yang melanda, ada penghiburan untuk kami. Ternyata NTT tidak sendirian, kami tidak sendirian. solidaritas dan rasa kemanusiaan datang dari berbagai pihak, dari berbagai penjuru untuk NTT.
Presiden Jokowi sebagai kepala negara bahkan turun langsung meninjau lokasi bencana, mengunjungi keluarga para korban, memberikan penghiburan, dan memastikan akses bantuan logistik agar tepat sasaran.
Bahkan di beberapa headline media masa, foto Jokowi yang sedang menangis dan menyeka air matanya terpampang sangat jelas. Sang presiden kelihatannya sangat terpukul dengan tragedi ini.
Pak Jokowi sebagai warga NTT, saya mau berterima kasih kepada bapak, atas cinta yang bapak berikan untuk kami orang NTT.
NTT, "NANTI TUHAN TOLONG", sebagaimana orang-orang memplesetkan nama kami, saat ini kami benar-benar merasakan pertolongan Tuhan melalui bapak. Kami tidak sendirian Pak, bapak ada bersama kami. Sekali lagi terima kasih pak atas cintanya, bapak akan selalu ada dihati.
Salam...
Penulis
Mantap kali bang. .
BalasHapusMantep bg
BalasHapus