Langsung ke konten utama

PASKAH DAN MAKNA THEOLOGIS NYA BAGI IMAN KRISTEN

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali 

Shalom Saudara seiman. Sebagai umat kristen kita baru saja melewati hari raya paskah. suatu peringatan dari fakta dan momentum kebangkitan Yesus Kristus.

Umat Kristiani dari denominasi apapun, saya kira semuanya sepakat untuk fakta ini, bahwa Yesus Kristus memang pernah bangkit dari kematian, hal ini juga menjadi salah satu keunikan dari Yesus, yang tidak akan pernah kita temui pada pemuka atau tokoh-tokoh dari agama-agama lain.

Saya mencatat ada dua hal istimewa yang kita dapatkan sebagai pengikut Kristus sehubungan dengan perayaan paskah ini.

Pertama, paskah menjadi bukti bahwa kasih dan keadilan Allah dinyatakan secara sempurna didalam kehidupan kristiani kita. Karena sebagai manusia yang telah rusak dalam dosa seharusnya kita menanggung murka Allah sebagai konsekuensinya. 

Allah kita memang memiliki sifat kasih dan juga adil. Allah yang kasih, tidak ingin satupun umat-Nya binasa dalam kekekalan.

1 Yohanes 4:8 (TB)  Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 

Namun Allah yang sama juga memiliki sifat yang adil, Allah yang adil harus menghukum umat-Nya yang telah jatuh dalam dosa. 

Ulangan 32:4 (TB)  Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.

Roma 6:23 (TB)  Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Lalu bagaimana agar dua atribut atau sifat Allah ini tidak bertubrukan atau berbenturan satu sama lain?, maka mutlak harus ada penebusan!, Atau pengorbanan dari pihak ketiga yang berperan sebagai mediator pendamaian antara Allah dengan umat-Nya. Dan si penebus tersebut harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut :

1. Dia harus manusia. Karena yang berdosa adalah manusia, maka sang penebus haruslah seorang manusia. 

2. Sang penebus haruslah manusia yang tidak pernah sekalipun berbuat dosa dalam bentuk apapun. sebab kalau Dia berdosa, maka Dia tak pantas dan layak jadi penebus dan oleh karenanya juga sama-sama membutuhkan penebusan seperti manusia lainnya. 

Syarat pertama adalah "manusia", hal itu dengan mudah didapatkan di dunia ini, karena di dunia ada banyak manusia, tapi syarat yang kedua adalah "tak berdosa". nah syarat inilah yang mustahil didapatkan, karena di dunia ini tak ada manusia yang tak pernah berbuat dosa.

Roma 3:23 (TB)  Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah

Oleh karena itu solusi satu-satunya atas polemik ini adalah Yesus Kristus anak Allah dan pribadi kedua dari Tritunggal diutus ke dunia sebagai penebus. Anak Allah yang ini harus mengambil natur manusiawi agar bisa memenuhi persyaratan pertama diatas, karena kalau tak mengambil natur manusia, maka anak Allah ini pun tak memenuhi kualifikasi sebagai penebus. Akhirnya dengan penebusan ini hubungan antara Allah dengan umat-Nya yang telah terputus mengalami rekonsiliasi (dipulihkan)

Kedua, fakta kebangkitan Kristus ini menurut saya bisa dijadikan sebagai tanggapan apologetik terhadap berbagai pandangan yang menolak keilahian Yesus, sehingga menjadi bukti historis dan Theologis yang mendukung supremasi Yesus, dan membuktikan bahwa Yesus adalah Allah.

Keraguan tentang keAllahan Yesus telah menjadi suatu topik yang hangat dan menarik dalam bidang kristologi. Dan ini telah berlangsung sepanjang umur Kekristenan itu sendiri. Penolakan akan keilahian Yesus datang dari dalam maupun dari luar tubuh kekristenan. 

Dari luar Kekristenan, ada pandangan dalam agama tertentu yang menganggap Yesus hanyalah sekedar seorang nabi yang dimuliakan oleh Allah dan berperan sebagai pembawa pesan (messenger of God). Mereka mengakui bahwa Yesus adalah salah satu dari nabi mereka, tapi Dia bukanlah Allah.

Pandangan dari dalam, datang dari golongan liberal, Golongan ini mengakui sebagai bagian dari kekristenan tapi malah mereduksi keilahian Yesus hanya sampai pada level manusia yang baik, seorang guru yang bijak, ataupun tokoh humanisme sepanjang masa. Mereka menganggap Yesus adalah seorang yang memiliki moral yang sangat tinggi. Karena penekanan mereka hanya pada kehidupan praktis Yesus, golongan ini cenderung menolak sisi keilahian-Nya.

Mari kita tanggapi keberatan-keberatan diatas. Jika Yesus hanyalah seorang nabi dan manusia biasa, mustahil Dia bisa bangkit dari kematian, nabi dan manusia mana didunia ini yang pernah bangkit dari kematian?, tak ada satupun data sejarah yang mencatat suatu peristiwa bahwa ada manusia yang bangkit dari kematian selain Yesus. Walaupun pengakuan iman Kristen akan keTuhanan Yesus tidak hanya berpusat pada fakta kebangkitan ini, melainkan dari seluruh kesaksian alkitab. Tapi saya kira fakta kebangkitan ini juga bisa menjadi salah satu bukti yang unik akan keilahian-Nya. 

Fakta sejarah mencatat peristiwa menakjubkan ini. Kendati ada banyak pihak yang saat itu yang berusaha untuk menutupi fakta sejarah tentang kebangkitan Kristus. 

Catatan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15:1-8 mengimplikasikan bahwa ada upaya untuk menutup fakta kebangkitan Kristus pada masa pelayanan-Nya, namun banyak saksi kebangkitan itu yang masih hidup, sehingga fakta ini tidak bisa dikaburkan.

Dalam catatan Matius 28:11-15, Matius menggambarkan bahwa sejak hari-hari pertama kebangkitan Kristus, para imam kepala dan tua-tua agama Yahudi sejak dini juga telah berupaya untuk membungkam kesaksian para serdadu romawi yang menjaga kubur Yesus, yang adalah saksi kebangkitan Kristus sendiri. 

Matius 28:11-15 (TB)  Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu
dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."
Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Dengan demikian, tidak mengherankan jika hingga saat ini banyak upaya untuk “membungkam” fakta historis dari kebangkitan Kristus.

Jika memang Yesus adalah Allah yang mahakuasa, maka Dia bisa melakukan apa saja, (segala sesuatu) sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan sifat-sifat-Nya. Contoh yang Allah tidak bisa lakukan adalah berbohong, karena Dia adalah Allah yang benar dan Kudus, maka dalam hal ini Allah tidak bisa berbohong. contoh lainnya lagi Dia tidak mungkin mengeluarkan suatu pernyataan yang berkontradiksi, karena Dia adalah Allah yang rasional. Jika Allah bisa menciptakan dunia ini dari tidak ada menjadi ada, jika Allah juga bisa membangkitkan orang mati (Lazarus) setelah empat hari. Masakan kemanusiaan Yesus yang adalah pribadi kedua dari Trinitunggal tidak mampu bangkit?

Yesus juga bukan hanya sekedar manusia biasa dengan moral yang baik seperti yang didengungkan oleh kalangan liberal, Yesus adalah Allah sendiri yang mengambil natur manusiawi. Walaupun Yesus dikenal sebagai pribadi yang memiliki moral yang tinggi, tapi esensi kehadiran Yesus ditengah-tengah dunia ini bukanlah hanya untuk mengajarkan dan menunjukan moral yang baik terhadap sesama. Moralitas dalam kekristenan bukanlah hal yang sangat substansial, walaupun orang Kristen yang telah lahir baru pasti menghasilkan buah-buah roh (moralitas ) sebagai bagian dari kehidupan yang telah diperbaharui didalam Kristus (Galatia 5 :22-23) tapi itu bukanlah berita utama kekristenan.

Jangan salah memahami, saya tidak sedang berkata bahwa moralitas itu tidak penting, tapi moralitas yang dilakukan hanyalah bukti bahwa seseorang itu telah lahir baru melalui Kristus, sehingga kehidupannya mengalami transformasi (perubahaan) dari kehidupan yang lama yang berkubang dalam dosa, menjadi seorang pribadi yang baru yang selalu berusaha untuk menjauhi dosa.

Seseorang yang telah lahir baru tidak secara otomatis menjadi kudus, karena kelahiran baru tidak berarti bahwa natur kita sudah menjadi suci 100%. Kita masih manusia bernatur dosa yang harus disucikan secara perlahan-lahan dalam proses pengudusan melalui kuasa firman Allah dan pekerjaan Roh Kudus. Kelahiran baru hanyalah berarti bahwa status kita dari orang mati secara rohani sudah beralih menjadi orang yang hidup secara rohani. 

Dari orang kemurkaaan Allah menjadi orang yang dibenarkan melalui iman kepada Yesus Kristus. Tetapi keadaan kita masih rusak dalam dosa, itu sebabnya perlu diperbaiki secara perlahan dan progresif dalam proses pengudusan.

Jadi pandangan kalangan liberal yang menganggap Yesus hanya sekedar guru yang baik gagal total, pandangan ini tidak memiliki dukungan dari alkitab, didalam alkitab terlalu banyak ayat-ayat yang menunjukkan sisi keilahian Yesus, dan tentu disamping sisi kemanusiaan-Nya juga. Salah satunya contohnya seperti fakta kebangkitan ini. hanya pribadi kedua dari Tritunggal lah yang bisa bangkit, hanya pribadi yang ilahi lah yang berkuasa atas maut. Dia lah yang empunya kehidupan ini, karena Dia adalah Allah.

Kekristenan mengajarkan bahwa hanya melalui kematian dan kebangkitan Yesus yang adalah Allah yang telah bereinkarnasi menjadi manusia, maka umat manusia yang telah jatuh dalam dosa ini bisa diselamatkan. Fakta ini adalah kabar yang baik yang harus disebarkan ke seluruh penjuru dunia. (Matius 18 : 19-20)

Dengan demikian paskah adalah satu-satunya solusi atas dosa, momentum pendamaian antara Allah dan umat-Nya, peneguhan akan keilahian-Nya Yesus dan garansi keselamatan bagi kita orang percaya. Seperti tulisan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, bahwa tanpa kebangkitan Kristus maka sia-sialah kepercayaan kita. (1 Kor 15:17-18)

Ini berita yang luar biasa saudaraku sekalian, jangan berhenti disini, jika saudara terberkati, saudara bisa share tulisan ini sehingga semakin banyak yang diberkati.

Salam........

Penulis 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbanga...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...