Langsung ke konten utama

PURGATORI PART V

MENGAPA PROTESTAN BISA MENERIMA ALKITAB TAPI MENOLAK MAGISTERIUM DAN TRADISI GEREJA, SEDANGKAN ALKITAB ITU DIKANONISASIKAN OLEH MAGISTERIUM DALAM TRADISI GEREJA?

Pertanyaan ini memang klasik dalam konteks antara Khatolik dan Protestan. Mereka berargumen bahwa karena Alkitab dikanonisasi oleh Bapa-Bapa Gereja yang notabene adalah bagian dari Gereja Katolik Roma (GKR), maka Protestan secara tidak langsung harus menerima otoritas Gereja dalam menetapkan kanon Kitab Suci. Tapi ini bisa dibantah dengan beberapa poin.


1. Gereja Tidak "Membuat" Alkitab, Tapi Hanya Mengenali Kanonnya

Gereja tidak menciptakan atau memberikan otoritas kepada Alkitab. Sebaliknya, Gereja hanya mengenali kitab-kitab yang sudah memiliki otoritas karena diilhami oleh Roh Kudus.

Kanon bukanlah hasil keputusan Gereja semata, tetapi merupakan hasil dari pengenalan umat Kristen awal terhadap tulisan yang benar-benar diilhami Allah.

Misalnya, Yesus dan para Rasul sudah mengutip Perjanjian Lama tanpa perlu menunggu konsili gereja untuk mendirikannya.


2. Kanon Perjanjian Lama Sudah Ada Sebelum Gereja Katolik

Yesus dan para Rasul menggunakan Septuaginta (LXX) atau kanon Ibrani yang sudah dikenal oleh orang Yahudi sebelum ada Gereja Katolik.

Tidak ada indikasi bahwa Gereja awal harus "mengotori" tulisan-tulisan suci itu dengan otoritas gereja.


3. Gereja Awal Bukan Hanya Katolik Roma

Pada abad-abad awal, tidak ada yang disebut sebagai "Gereja Katolik Roma" seperti sekarang. Gereja masih bersifat universal, belum terpecah menjadi Katolik, Ortodoks, dan Protestan.

Jadi, ketika Konsili Hippo (393 M) dan Konsili Kartago (397 M) membahas kanon, mereka bukan "Gereja Katolik Roma" dalam pemahaman hierarkis seperti sekarang.

Banyak Bapa Gereja yang tidak sependapat dengan beberapa keputusan Magisterium Katolik kemudian, termasuk dalam hal doktrin.


4. Umat Kristen Sudah Mengenal Kanon Sebelum Konsili Resmi

Sebelum ada konsili, banyak kitab sudah dianggap sebagai Firman Tuhan oleh gereja-gereja lokal. Misalnya :

2 Petrus 3:16 mengakui surat-surat Paulus sebagai "Kitab Suci" sejajar dengan Perjanjian Lama.

1 Tesalonika 2:13 menyebut tulisan rasul sebagai "Firman Allah."

Murid-murid Rasul seperti Polikarpus dan Ignatius sudah mengutip tulisan-tulisan yang kemudian masuk dalam kanon.

Artinya, gereja hanya menegaskan kanon yang sudah dikenal , bukan menetapkannya dari nol.


5. Konsili Gereja Tidak Memiliki Otoritas Di Atas Alkitab

Jika Gereja memiliki otoritas untuk menentukan kanon, maka mereka juga bisa mengubahnya—dan ini berbahaya.

Tetapi Yesus berkata dalam Matius 24:35 , "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi kata-Ku tidak akan berlalu."

Alkitab tidak bergantung pada otoritas manusia untuk memiliki otoritas ilahi.

Kesimpulan :

Jadi, jika ada Khatolik yang mengatakan, “Kamu percaya Alkitab karena Gereja Katolik yang didirikannya,” definisinya:

“Gereja tidak menciptakan Alkitab, tetapi hanya mengenali kitab-kitab yang diilhami Allah. Bahkan sebelum konsili gereja, umat Kristen sudah mengakui kitab-kitab itu sebagai Firman Tuhan. Kanon bukanlah keputusan otoritas Gereja, tetapi penemuan atas apa yang sudah diwahyukan Tuhan.”

Kalau mereka (Khatolik ) ngotot dengan tradisi, bisa tanya balik :

"Jika Gereja Katolik mempunyai otoritas penuh atas kanon, mengapa mereka baru menetapkan secara dogmatis kanon Alkitab di Konsili Trente (1546) setelah Reformasi? Mengapa selama lebih dari seribu tahun kanon masih bisa diperdebatkan di dalam Katolik sendiri?"

Itu akan membuat mereka berpikir lebih jauh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...

TUAN ATAU TUHAN? MENJAWAB POLEMIK KEILAHIAN YESUS DALAM LUKAS 2:11

Oleh : Dionisius Daniel Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah video dari Channel YouTube yang bernama "Benteng Umat" . Video ini menanggapi video tanggapan dari Pdt Esra, saat Pdt Esra menanggapi video dari Ust. Bernard Nababan. Jadi bisa dibilang video itu adalah video tanggapan terhadap tanggapan. Saat menonton video itu, jiwa apologetic saya meronta, dan menurut saya argumen yang dipaparkan dalam video itu sangat lemah. Sebuah video di YouTube menampilkan sang mualaf botol Bernard Nababan, seperti sedang berada dalam suatu ruang Tausyiah, dan sedang bersoal jawab dengan jema'ahnya, ia kemudian membantah ke-Tuhan-an Yesus dengan mengajukan dalil berikut ini : 1.  Menurut Bernard Nababan, Yesus itu sebenarnya bukan Tuhan, melainkan dijadikan Tuhan oleh orang Kristen 2.  Menurut Bernard Nababan, para murid langsung dari Yesus saat itu tidak pernah menyebut Yesus dengan sebutan Tuhan Nah terhadap dua argumen Nababan di atas maka Pdt Esra Soru kemudian memberikan jaw...