Langsung ke konten utama

SENSE OF APOLOGETIC DALAM KETERBATASAN FASILITAS

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali 
Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya ingin coret-coret, atau sekedar menuangkan sedikit dari keresahan pribadi saya. Begini ceritanya :

Sore ini saya menonton salah satu dari video di YouTube yang menanggapi tanggapan Pdt Esra saat Pdt Esra menanggapi video yang lain. Jadi bisa dibilang video itu adalah, video tanggapan terhadap tanggapan.

Saat menonton itu jiwa apologetic saya meronta, saya ingin sekali untuk menanggapi balik video itu. Argumen yang dipaparkan dalam video itu sebenarnya sangat receh dan mudah untuk dijawab. Tapi yang menjadi kendala bagi saya adalah dua hal ini:

pertama; saya tidak punya kemampuan untuk mengedit video reaction sebagaimana para YouTubers pada umumnya.

Kedua; saya terbatas dalam hal fasilitas. Sejak awal menulis artikel di blog, hingga saat ini saya masih menggunakan HP VIVO Y50. Saya biasanya menulis di catatan HP, lalu kemudian dicopy-paste ke aplikasi blogger yang ada di handphone saya. Dan tentu saja, aplikasi blogger ini memiliki kekurangan dalam fitur-fitur tertentu yang dibutuhkan dalam penulisan artikel. Tidak selengkap pakai komputer atau PC. Sampai saat ini saya masih belum punya laptop, padahal laptop itu sangat vital bagi penulis ataupun bloggers.

Semangat untuk membela Injil dan keterbatasan fasilitas membuat saya merasa seperti kebebasan saya dikekang, dan potensi saya dimatikan begitu saja, ini menimbulkan keresahan di hati saya. Lalu pertanyaannya: "Kenapa tak membeli laptop? Sebagai orang yang bekerja, kan Pak Dion pasti punya duit". Ya memang, tapi orang bilang besar pasak daripada tiang, saya terpaksa harus mengekang keinginan saya untuk memiliki laptop baru demi kebutuhan lain yang lebih mendesak dan lebih penting.

Oke, Mari kita abaikan dulu masalah laptop di atas sekarang fokus ke isu yang ingin ditanggapi. Seperti yang telah dijelaskan di paragraf awal di atas bahwa video yang saya tonton itu adalah video tanggapan terhadap video Pdt Esra Soru. Di video itu sebenarnya Pdt. Esra Soru sedang menanggapi pengajaran dari Ust. Bernard Nababan. Si mualaf ini dalam sesi Tausyiah dengan jema'ahnya membantah ke-Tuhanan Yesus dengan beberapa dalil yang dia berikan. Berikut dalilnya:

1. Yesus itu sebenarnya bukan Tuhan, melainkan dijadikan Tuhan oleh orang Kristen
2. Para murid langsung dari Yesus tidak pernah menyebut Yesus dengan sebutan Tuhan

Nah terhadap dua argumen Nababan diatas maka Pdt Esra Soru memberikan jawabannya. Klik di link ini 👉 https://youtu.be/ROBHGw8N2cU?si=EHOAynohJkdtYwTS

Lalu terhadap video tanggapan Pdt Esra Soru diatas maka Chanel YouTube bernama Benteng Iman ini kemudian memberikan tanggapan. Menurut orang ini, Lukas 2:11 yang dikutip oleh Pdt Esra Soru dalam menjawab serangan Nababan di atas itu tidak mendukung pandangan Pdt Esra. Karena kata Tuhan yang termaktub pada ayat itu diterjemahkan dari kata Yunani Kurios yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lebih tepat diartikan sebagai Tuan bukan Tuhan. Klik di link ini 👉 https://youtu.be/0af9McvM0tw?si=QZtNHqfgnBYubsA1

Apakah benar demikian? Mari kita lihat versi TB dan versi Yunaninya.

Lukas 2:11 (TB) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 

Κατά Λουκάν 2:11 (NEB) διοτι σημερον εγεννηθη εις εσας εν πολει Δαβιδ σωτηρ, οστις ειναι Χριστος Κυριος.

Jadi memang benar bahwa kata Tuhan di Lukas 2:11 ini diterjemahkan dari kata Κυριος, dan kata Kurios ini bisa diterjemahkan sebagai Tuan atau Master atau Lord dalam versi King James. Tapi kata Kurios tidak hanya memiliki satu arti yang tunggal, melainkan artinya mengikuti konteksnya. Di ayat yang lain, yang jelas-jelas berbicara dan merujuk kepada Yesus sambil menunjuk keagungan-Nya dan supremasi-Nya sebagai Allah, kata Kurios disini harus diterjemahkan sebagai Tuhan dan bukan hanya sekedar Tuan. Ini ayatnya :

Filipi 2:10-11 (TB) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! 

Προς Φιλιππησίους 2:10-11 (NEB) δια να κλινη εις το ονομα του Ιησου παν γονυ επουρανιων και επιγειων και καταχθονιων,
και πασα γλωσσα να ομολογηση οτι ο Ιησους Χριστος ειναι Κυριος εις δοξαν Θεου Πατρος.

Nah coba dipikirkan kalau Yesus hanya sekedar Tuan, apakah pantas bahwa segala yang ada di langit, yang di atas bumi, dan yang di bawah bumi harus mengakui Dia Tuan? Tentu tidak cocok bukan? Maka dalam hal ini Yesus memang tidak lain dan tidak bukan harus Tuhan.

Sekarang kita kembali ke Lukas 2:11 di atas, mari kita perhatikan konteksnya, baca beberapa ayat sebelum dan sesudahnya.

Ayat 10 berkata bahwa, "aku (Malaikat) memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk segala bangsa". Di ayat 13 dan 14 para Malaikat dan bala tentara sorga bersorak memuji Allah dan berkata "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Jika kata Kurios di atas dipaksakan hanya diartikan sebagai Tuan, maka sangat tidak cocok dengan konteks dekatnya, dengan ayat 10, 13 dan 14 ini. Untuk apa Malaikat harus capek-capek turun ke bumi, bersorak-sorai, memuji Allah dsb toh pada akhirnya yang lahir itu hanya sekedar Tuan alias manusia biasa saja tanpa natur keilahian sama sekali?

Nah jadi sangat jelas bagi kita bahwa Yesus memang benar-benar Tuhan dan Allah yang telah berinkarnasi mengambil natur manusia. Jadi tanggapan Pdt Esra Soru terhadap pengajaran Ust Bernard Nababan itu memang benar-benar membungkam sang Kristolog balon itu. Dan upaya dari Channel Muslim Benteng Iman ini untuk mengcounter balik merupakan usaha yang sia-sia belaka dan malah mengekspos kebodohan mereka.

SALAM...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m