Langsung ke konten utama

BENARKAH BAHWA MATIUS 7:21-23 ADALAH KECAMAN YESUS TERHADAP ORANG KRISTEN?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya ingin kembali membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook dengan akun yang bernama Aris Munandar. 

Diskusi ini berawal dari Aris Munandar yang mengomentari video perdebatan lintas iman antara Pdt Esra Soru dan Pdt Budi Asali dari pihak Kristen, melawan Dondi Tan dan Umar Alfarizi yang mewakili pihak Islam.

Dalam cuplikan video tersebut Pak Budi Asali berkata :

"Saya tahu bahwa Pak Dondi Tan dan apologet islam yang lain banyak belajar Alkitab, tapi karena motivasi belajar kalian salah, kalian belajar Alkitab untuk mencari kesalahan, maka kesalahan lah yang kalian dapatkan. Kalau kami (Kristen), kami belajar dengan motivasi yang benar, yaitu untuk mencari kebenaran, maka kebenaran lah yang kami dapatkan".

Nah pernyataan dari Pak Budi Asali tadi memantik ragam tanggapan di kolom komentar Facebook. Salah satunya dari Aris Munandar ini, menurut dia Alkitab ini memang mengandung kesalahan. Alkitab ini jika dibaca dengan lebih dalam (studi mendalam) maka akan mengguncang iman Kristen. 

Berikut komentar lengkap dari Aris Munandar dan tanggapan langsung dari saya :

Aris Munandar : Banyak juga kejadian dari mereka (Orang Kristen) yang mempelajari Al Qur'an untuk mencari kesalahan, tapi yang ada mereka malah mencintai islam.

Kalau orang kristen semakin dalam mempelajari bible, malah semakin disadarkan banyak ayat-ayat yang mengguncang imannya.

Leonathan El-Gibbor : Ayat apa itu yang bisa mengguncang iman orang Kristen? Coba tunjukkan kepada saya!.

Aris Munandar : Baca Matius 7:21-23

Leonathan El-Gibbor : Masalah apa yang diangkat dari Matius 7:21-23 sehingga ayat ini dianggap bisa menggoncang iman orang Kristen?

Aris Munandar : Dibaca aja, coba!.

Leonathan El-Gibbor : Saya sudah baca ayatnya bahkan saya hafal. Yang saya tanya adalah kenapa ayat itu dianggap bisa menggoncang iman orang Kristen?. Anda berikan argumentasi anda tentang ayat itu, lalu akan saya tanggapi.

Aris Munandar : Sekarang saya tanya, dan fikirkan dengan akal yang jernih.

Di dunia ini kaum apa yang berseru Yesus Tuhan?

Siapa yang mengadakan mukjizat demi nama Yesus?

Terus kira-kira siapa yang ditolak?

Bukankah Yesus mengusir orang-orang yang berseru kepada-Nya Tuhan?

Kira-kira siapa yang bakal terusir?

Leonathan El-Gibbor : Dalam Theologi Kristen ada yang namanya Hermeneutika atau ilmu penafsiran Alkitab.

Nah salah satu metode hermeneutika yang benar adalah jangan membaca satu atau dua ayat lalu membuang ayat itu dari konteksnya.

Dalam Matius 7:21 kalau dibaca dari dari ayat 15, konteks ayat itu berbicara tentang pengajar sesat. Jadi yang dikecam oleh Yesus di ayat 21 dan seterusnya, adalah pengajar-pengajar sesat itu. Itu bukan orang Kristen yang sejati, meskipun mereka melakukan banyak mukjizat dsb, tapi karena ajaran yang mereka ajarkan adalah ajaran sesat, maka Yesus menolak mereka. Mereka-mereka ini bukanlah orang Kristen yang sejati, mereka sebenarnya adalah Kristen yang palsu.

Nah untuk orang-orang yang seperti ini Tuhan Yesus berkata bahwa :

‭"Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Ayat 23).

Aris Munandar : Semakin jelas dong di ayat 15 itu coy, hati-hati dengan nabi-nabi palsu, tapi di konteks ayat tersebut Yesus seolah olah memperingatkan kejahatan nabi palsu tersebut, lalu kira-kira kejahatan apa yang akan mereka lakukan?

Ayat yang ke 21 adalah jawabannya:

"Bukan setiap yang berseru kepada-Ku Tuhan Tuhan yang akan masuk dalam kerajaan surga"

(Di sini Yesus mencoba meletakan semua telur ke dalam satu keranjang) 

Yesus mengatakan (bukan setiap) berarti menghukumi seluruh manusia yang mengatakan Yesus Tuhan tidak akan masuk kedalam surga.

Dan akhirnya mendapatkan penolakan oleh Yesus sendiri, bahkan orang-orang yang mengatakan Yesus Tuhan adalah orang-orang yang senantiasa berbuat kejahatan.

Itulah ajaran nabi palsu, yaitu menuhankan Yesus yang Dia sendiri menolak dengan mengatakan enyahlah!.

Leonathan El-Gibbor : Saya akan menanggapi dalam beberapa poin :

1). Tafsiran anda ini terbalik. Ayat 21 bukan titik masalahnya. Melainkan tanggapan Yesus terhadap "masalah" yang dilakukan oleh nabi palsu di ayat 15.

Masalah apa yang dilakukan oleh para nabi palsu ini? Jawabannya : mereka mengajarkan ajaran yang SESAT!. 

Para nabi ini meskipun secara lahiriah mereka kelihatan sebagai orang Kristen, tapi mereka adalah orang KRISTEN YANG PALSU. Meski mereka berteriak bahwa Yesus adalah Tuhan, mereka bernubuat, mereka menyembuhkan atas nama Yesus dsb. Tapi karena ajaran mereka melenceng dari ajaran Yesus maka Yesus menolak mereka (ayat 21)

2) Yesus memang tidak mengakui sebagai Tuhan, tapi Ia juga tidak pernah menolak saat disembah sebagai Tuhan.

‭Yohanes 20:28 TB‬

[28] Tomas menjawab Dia: ”Ya Tuhanku dan Allahku!” 

Jadi tafsiran anda yang berkata bahwa nabi palsu itu adalah orang-orang yang menyembah Yesus sebagai Tuhan (dalam hal ini adalah orang Kristen) itu adalah tafsiran yang SALAH. Memang faktanya Yesus adalah Tuhan atau Allah yang berinkarnasi sebagai manusia. Jadi ketika kami orang Kristen (Kristen sejati bukan Kristen palsu seperti nabi palsu di atas) menyembah Yesus sebagai Tuhan, kami tidak sedang menyembah berhala disini atau kami tidak sedang mempertuhankan manusia disini. Kami menyembah Allah yang datang dalam wujud manusia, tanpa meninggalkan identitas ke-Allahan-Nya.

3). Di ayat 23 Yesus berkata kepada nabi-nabi palsu itu "Aku tidak pernah mengenal kamu, enyahlah kepada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan". 

Kecaman ini jelas tidak diperuntukkan kepada umat Kristen. Mengapa? Karena disini Yesus berkata bahwa Dia tidak mengenal nabi-nabi palsu itu (Kristen palsu). Sedangkan Yesus sangat mengenal "domba-dombaNya" (Kristen sejati).

‭Yohanes 10:14 TB‬

[14] Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 

Pengakuan Yesus bahwa Dia tidak mengenal para nabi palsu itu, itu membuktikan bahwa para nabi palsu ini memang bukan orang Kristen sejati, mereka adalah Kristen palsu.

Jadi tafsiran anda yang menyatakan bahwa penolakan Yesus di ayat 23 ditujukan kepada orang Kristen yang menuhankan Yesus, lagi-lagi tafsiran ini adalah tafsiran yang SALAH!.

Aris Munandar : Saya tidak mengatakan kristen ya.

Pokoknya entah itu Kristen atau bukan, adalah Yesus sendiri yang berkata :

Barang siapa yang berseru kepada-Ku Tuhan maka tidak akan masuk ke dalam sorga. Jadi anda sedang mendebat kitab anda sendiri .

Leonathan El-Gibbor : Saya sedang meluruskan pandangan anda.

Mari kita perhatikan baik-baik kalimat Yesus dalam Matius 7:21 :

‭Matius 7:21 TB‬

[21] Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Yesus tidak berkata bahwa semua orang yang memanggil Dia Tuhan tidak akan masuk surga, Tapi Dia berkata bahwa tidak semua orang yang memanggil Dia Tuhan akan masuk surga.

Tidak semua orang, itu artinya bahwa diantara orang-orang yang memanggil Yesus Tuhan, tidak semuanya masuk surga, karena ternyata diantara orang-orang yang memanggil Yesus Tuhan, ada kelompok yang palsu. Jadi ada dua kelompok disini, kelompok yang benar dan kelompok yang palsu.

Ada kelompok yang hanya memanggil Yesus Tuhan Tuhan, tapi tidak melakukan kehendak Bapa di surga, dan ada kelompok yang memanggil Yesus Tuhan tapi mereka juga melakukan kehendak Bapa di surga.

Nah yang Yesus kecam dan tolak di ayat 23 itu adalah kelompok yang palsu ini, kelompok yang tidak melakukan kehendak Bapa di surga.

Aris Munandar : Perlu anda pahami. Yesus tidak mengatakan (tidak semua) tetapi Dia berkata (bukan setiap) artinya setiap yang memanggil Yesus Tuhan itu tidak akan masuk surga. 

Ingat ya BUKAN SETIAP ORANG YANG BERSERU KEPADAKU TUHAN TUHAN yang akan masuk ke dalam sorga

Anda yang salah mengartikan kata bukan setiap yang berseru kepada-Ku Tuhan Tuhan yang akan masuk ke dalam kerajaan sorga. telaah kata "bukan setiap"!.

Kan sudah saya kasih contoh kalimat. "Bukan setiap yang berkata tutup pintu itu yang kan masuk ke dalam rumah" Tapi yang berkata buka pintu yang akan masuk ke dalam rumah.

Apa kurang jelas? Yang berkata tutup pintu itu tidak akan masuk kedalam rumah.

Masa anda dengan logika itu tidak bisa mengartikan tata bahasa

Leonathan El-Gibbor : Pertama, Anda yang harus belajar bahasa Indonesia dengan benar. "Bukan setiap orang" itu artinya sama saja dengan "tidak semua orang"

Itu hanya perbedaan kata saja tapi maknanya sama. 

Kalau anda membuka terjemahan lain misalnya dalam BIMK.

‭Matius 7:21 BIMK‬

[21] “Tidak semua orang yang memanggil Aku, ‘Tuhan, Tuhan,’ akan menjadi anggota umat Allah, tetapi hanya orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.

Disini menggunakan kata "Tidak semua orang". Jadi tidak semua orang atau bukan setiap orang, itu maknanya sama saja. 

Itu artinya bahwa diantara orang-orang yang memanggil Yesus Tuhan itu ada kelompok yang palsu. Nah kelompok yang palsu inilah yang ditolak oleh Yesus. Jadi Yesus tidak menolak orang Kristen secara umum disini. Yesus hanya menolak Kristen yang palsu.

Kedua, analogi anda tentang orang yang buka tutup pintu itu adalah false analogi, analogi yang tidak relevan.

Demikian cuplikan diskusi antara saya dengan Aris Munandar. Diskusinya berhenti secara tiba-tiba disini karena si Aris Munandar ini tidak membalas lagi komentar saya. Entah dia sedang sibuk atau mungkin sudah keok alias tak punya argumen lagi untuk membantah argumen saya.

Semoga cuplikan diskusi singkat ini menjadi berkat bagi teman-teman pembaca yang juga terpanggil untuk berapologetika seperti yang dimandatkan dalam 1 Petrus 3:15.

SOLIDEO GLORYA...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m