Langsung ke konten utama

KHOTBAH MINGGU 21 JANUARI 2024


THEMA : YESUS MENGAKU BAHWA DIA DATANG DARI ALLAH, APAKAH ITU ARTINYA BAHWA DIA BUKAN ALLAH?

NATS : YOH 1:1-18

PERBANDINGAN KE EMPAT INJIL

Dalam Kitab Suci ada 4 kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Sekalipun dalam keempat kitab Injil itu ada banyak cerita yang sama, tetapi sebetulnya keempat penulis Injil itu mempunyai penekanan dan tujuan yang berbeda. Dan kalau kita membaca keempat kitab Injil itu maka akan terlihat bahwa mereka saling melengkapi satu dengan yang lain.

Ilustrasi : Kalau kita mau membangun rumah, sedikitnya dibutuhkan 3 buah gambar dari rumah yang akan dibangun (dari atas, dari depan, dari samping). 3 buah gambar itu menggambarkan rumah yang sama, tetapi menggambarkannya dari sudut yang berbeda, sehingga mereka saling melengkapi satu dengan yang lain.

1) MATIUS

a) Matius menekankan Yesus sebagai Raja.

Ini tidak berarti bahwa Matius tidak menyatakan Yesus sebagai manusia (penekanan Lukas), sebagai Allah (penekanan Yohanes), sebagai hamba (penekanan Markus), dsb. Tentu ia juga melakukan hal-hal itu, tetapi penekanan dari Matius adalah penggambaran Yesus sebagai Raja.

Hal-hal yang menunjukkan bahwa Matius menekankan Yesus seba­gai Raja:

1. Mat 1:1 menunjukkan bahwa Yesus disebut sebagai ‘anak Daud’ (raja terbesar bangsa Israel).

2. Mat 2:1-12 menunjukkan orang-orang Majus mencari Raja yang baru dilahirkan, dan menyembah dan memberi persembahan kepadaNya.

3. Mat 28:18 - “Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”. Ini betul-betul merupa­kan ucapan yang cocok bagi seorang Raja.

b) Matius menunjukan tulisannya untuk orang Yahudi.

Ini lagi-lagi tidak berarti bahwa Injil Matius ini bukanlah Firman Tuhan untuk orang-orang non Yahudi. Tentu Injil Matius ini juga merupakan Firman Tuhan bagi kita yang bukan Yahudi. Tetapi bagaimanapun tujuan orisinil penulisan Injil Matius ini adalah untuk orang Yahudi. Hal ini perlu diketahui karena kadang-kadang bisa berguna dalam penafsiran.

Bahwa Matius memang menulis untuk orang Yahudi, bisa terlihat dari:

Yesus disebut sebagai ‘anak Abraham’ (Mat 1:1), kepada siapa janji tentang bangsa pilihan Allah itu pertama-tama diberikan.

Ada 11 x kalimat ‘supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi’ (1:22 2:15,17,23 4:14 8:17 12:17 13:35 21:4 26:56 27:9).

Dari sini terlihat bahwa Matius selalu berusaha menghubung­kan Yesus dengan Perjanjian Lama. Matius bermaksud untuk menunjukkan kepada orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Hal ini penting untuk orang Yahudi yang mempercayai Perjanjian Lama sebagai Firman Tuhan.

Mujijat pertama yang dicatat oleh Matius adalah penyembuhan orang yang sakit kusta (Mat 8:1-4), karena kusta merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh orang Yahudi. Dengan demikian Matius berkata kepada orang-orang Yahudi itu: Yesus berkuasa untuk menyembuhkan orang dari penyakit yang paling kamu takuti itu!

Catatan : Memang dalam Mat 4:23-25 sudah ada mujijat penyembuhan, tetapi disana hanya diceritakan secara umum, tidak secara specific / khusus. Mat 8:1-4 adalah mujijat penyembuhan pertama dimana Matius menceritakannya secara specific.

2) MARKUS 

a) Markus menggambarkan / menekankan Tuhan Yesus sebagai hamba.

Hal-hal yang menunjukkan bahwa Markus memang menekankan Yesus sebagai seorang hamba:

Dalam Injil Markus tidak ada silsilah Yesus, karena tidak ada orang yang mempersoalkan silsilah seorang hamba.

Yesus sudah mulai melayani pada Mark 1:14. Bandingkan dengan Injil Matius dan Lukas, dimana Yesus baru mulai melayani pada pasal 4.

b) Markus menunjukkan tulisannya untuk orang Roma.

Ini terlihat dari fakta yang menunjukkan bahwa dalam seluruh Injil Markus, ia hanya 2 x menunjukkan suatu peristiwa sebagai penggenapan dari nubuat Perjanjian Lama (Mark 1:2 Mark 15:28). Dan dalam Kitab Suci Indonesia, Mark 15:28 itu ada dalam tanda kurung tegak, yang menunjukkan bahwa itu merupakan ayat yang diragukan / diperdebatkan keasliannya. Jadi mungkin sebetulnya hanya 1 x Markus menunjukkan suatu peristiwa sebagai penggenapan nubuat Perjanjian Lama. Ini menunjukkan bahwa Markus mulai meninggalkan alam Yahudi.

3) LUKAS 

a) Lukas menggambarkan Yesus sebagai manusia.

Hal-hal yang menunjukkan bahwa Lukas menekankan Yesus sebagai manusia:

Dalam Injil Lukas ada silsilah Yesus (Luk 3:23-38), karena orang Yahudi mementingkan silsilah (bdk. Bil 1:18). Tetapi berbeda dengan silsilah Yesus dalam Injil Matius yang hanya sampai kepada Abraham, maka dalam Injil Lukas silsilah Yesus ‘ditarik’ terus sampai kepada Adam, yang adalah manusia pertama. Kalau Yesus betul-betul adalah manusia, maka Ia haruslah merupakan keturunan Adam.

Injil Lukas adalah satu-satunya Injil yang menceritakan pertumbuhan Yesus sebagai manusia (Luk 2:40,52), dan peris­tiwa yang dialami Yesus pada waktu berusia 12 tahun (Luk 2:41-51).

b) Lukas menunjukkan tulisannya untuk orang Yunani.

Karena itu berbeda dengan Matius yang mencatat mujijat penyembuhan orang sakit kusta sebagai mujijat yang pertama, maka Lukas mencatat penyembuhan orang yang dirasuk setan sebagai mujijat pertama (Luk 4:31-37). Mengapa? Karena orang Yunani paling takut kepada roh-roh jahat. Dengan demikian, Lukas berkata kepada orang-orang Yunani itu: roh-roh jahat yang paling kamu takuti itu, tidak ada apa-apanya dibanding dengan Yesus! Mereka terpaksa tunduk kepada Yesus!

4) YOHANES

a) Yohanes menekankan penggambaran Yesus sebagai Allah / Anak Allah.

Hal-hal yang menunjukkan bahwa Yohanes menekankan penggambaran Yesus sebagai Allah / Anak Allah:

Dalam Injil Yohanes tidak ada silsilah Yesus, tetapi Yohanes memulai Injilnya dengan Yoh 1:1 yang berbunyi: “Pada mula­nya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah”.

Ini jelas menunjukkan ke-Ilahian Yesus!

Tujuan Injil Yohanes dicatat dalam Yoh 20:30-31 yang berbunyi: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya”.

Dari ayat ini jelas terlihat bahwa tujuan Injil Yohanes adalah supaya semua orang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah.

b) Yohanes menunjukkan tulisannya untuk Gereja / semua orang.

Tapi pada kesempatan ini kita hanya menyoroti gaya penulisan dari Injil Yohanes. Nah Yohanes ini seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa ia mengawali Injilnya dengan menekan aspek ke-Allahan Yesus.

Yohanes 1:1-18 (TB) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 

Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. 

Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 

Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 

Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Tapi di bagian yang lain Yohanes juga secara tegas mencatat percakapan maupun pengakuan Yesus yang menunjukkan bahwa Dia adalah manusia atau yang mengindikasikan bahwa Yesus lebih rendah dari Bapa.

Yohanes 9:33 (TB) Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa." 

Yohanes 10:29 (TB) Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

Yohanes 14:12 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;

Yohanes 17:3 (TB) Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Yohanes 8:24 (TB) Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."


LANJUT KE 👇

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APAKAH KARENA YESUS BERASAL DARI ALLAH, MAKA DIA BUKAN ALLAH? (MENANGGAPI SERANGAN UST. SUBANDI T SUKOCO)

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali   Beberapa hari yang lalu, seseorang mengirimi saya sebuah video dan meminta tanggapan saya atas video itu. Setelah saya lihat-lihat, ternyata ini adalah cuplikan video dari YouTube Ust. Subandi T Sukoco. Siapakah orang ini? Subandi atau yang lebih dikenal dengan Gus Mbetik ini, adalah seorang pendakwah yang sudah sering terlibat dalam diskusi-diskusi lintas agama. Nah dalam cuplikan video yang berdurasi 2 menit 42 detik ini, Subandi memberikan argumentasinya untuk menolak ke-Tuhanan dan ke-Allahan Yesus. Menurut Subandi karena Yesus datang dari Allah maka Yesus pasti bukan Allah. Cuplikan lengkapnya bisa ditonton disini👇 Setelah menonton videonya, saya menemukan bahwa penolakan Ust. Subandi T Sukoco terhadap ke-Allahan Yesus didasari atas dua fakta ini : PERTAMA, KARENA YESUS DATANG DARI ALLAH MAKA DIA BUKAN ALLAH   Yohanes 9:33 (TB) Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."  Menurut Ust. Subandi T Sukoco, karen

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbangan ma