Langsung ke konten utama

HATI-HATI LAH DALAM BERCANDA, AGAR KITA TIDAK MENYAKITI ORANG LAIN

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali 


Sebagai seorang perantau di kota Batam saya biasa berinteraksi dengan teman-teman dari suku atau daerah lain di Indonesia, karena Batam adalah kota perantauan, kota destinasi dari para pencari kerja di seluruh Indonesia sehingga penduduk kota ini dari sisi kesukuan, ras dan etnik sangat variatif. Tak bisa dipungkiri bahwa perbedaan suku, ras dan etnik ini, memang terlihat mencolok baik itu dari bentuk fisik, dialek bicara dan kebiasaan tertentu yang berbeda antara kita dengan teman-teman dari suku lain.

Dan terkadang perbedaan-perbedaan tadi itu meletup melalui ucapan-ucapan yang bisa dianggap rasis, tapi dibalut dalam bentuk candaan, ucapan seperti : "Di Flores sana panas kali ya Bro, kamu kow gosong banget? Bro kalau nyari pasangan itu, carilah yang putih agar bisa memperbaiki keturunan" dsb. Ucapan seperti ini terkadang mengalir saja dan dianggap sekedar basa-basi saja, diucapkan dengan tanpa beban. Dan saya sering mendapat ucapan seperti itu, meski sebenarnya saya tidak suka (tersinggung) tapi saya tetap berusaha untuk tenang dan membalas dengan senyuman. Biasanya tanda ketidaksukaan saya terhadap ucapan seseorang adalah, saya tidak membalas atau menjawab tapi hanya sekedar senyum skeptis, nah itu artinya saya sedang tidak suka dengan orang itu.

Tapi apakah ucapan yang rasial ini benar-benar murni candaan atau sebenarnya personal attacking? Jawabannya tergantung motivasi hati dari orang yang mengucapkan itu. kalau soal motivasi hati itu kan hanya Tuhan dan orang itu yang yang tahu. Tapi apakah ucapan itu bisa dianggap hanya sekedar candaan? Nah saya kira ini penting untuk diperhatikan. Batas antara candaan atau tidak itu sebenarnya terletak pada respon dari lawan bicara kita. Jika lawan bicara kita menanggapi dengan santai, atau tertawa, atau menikmati pembicaraan dan joke dari kita maka itu bisa dianggap candaan. Tapi jika lawan bicara kelihatannya tidak suka, responnya dingin atau bersikap ketus, maka kemungkinan dia sedang merasa dihina dan sedang tidak suka, maka hentikan pembicaraan, dan alihkan ke topik yang lain.

Jadi bagi teman-teman yang membaca artikel ini, hendaklah kita lebih bijak sebelum kita mengeluarkan suatu perkataan, mari pikirkan dulu dengan matang atau renungkan dalam hati "Apakah kata-kata saya ini membangun orang yang mendengarnya atau tidak?" "Apakah orang ini tersinggung atau tidak kalau saya ngomong ini?" Dsb.

Hal ini membantu kita untuk meminimalisir ucapan kita yang berpotensi untuk menyakiti orang lain.

Efesus 4:29 (VMD) Bila kamu berbicara, janganlah katakan yang buruk, tetapi katakanlah yang perlu, yang dapat menguatkan iman orang lain, sehingga ucapanmu menolong orang yang mendengarnya.

SALAM...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APAKAH KARENA YESUS BERASAL DARI ALLAH, MAKA DIA BUKAN ALLAH? (MENANGGAPI SERANGAN UST. SUBANDI T SUKOCO)

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali   Beberapa hari yang lalu, seseorang mengirimi saya sebuah video dan meminta tanggapan saya atas video itu. Setelah saya lihat-lihat, ternyata ini adalah cuplikan video dari YouTube Ust. Subandi T Sukoco. Siapakah orang ini? Subandi atau yang lebih dikenal dengan Gus Mbetik ini, adalah seorang pendakwah yang sudah sering terlibat dalam diskusi-diskusi lintas agama. Nah dalam cuplikan video yang berdurasi 2 menit 42 detik ini, Subandi memberikan argumentasinya untuk menolak ke-Tuhanan dan ke-Allahan Yesus. Menurut Subandi karena Yesus datang dari Allah maka Yesus pasti bukan Allah. Cuplikan lengkapnya bisa ditonton disini👇 Setelah menonton videonya, saya menemukan bahwa penolakan Ust. Subandi T Sukoco terhadap ke-Allahan Yesus didasari atas dua fakta ini : PERTAMA, KARENA YESUS DATANG DARI ALLAH MAKA DIA BUKAN ALLAH   Yohanes 9:33 (TB) Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."  Menurut Ust. Subandi T Sukoco, karen

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbangan ma