Langsung ke konten utama

PERGUNAKAN WAKTU YANG ADA

Efesus 5:15-16 (TB) Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. 

Jika kita membaca ayat ini, kita melihat bahwa ada dua hal yang dihubungkan disini antara ayat 15 dan 16 yaitu pergunakanlah dan waktu yang ada.

Jadi disini kelihatannya penekanan Paulus adalah jika seseorang adalah orang yang bijaksana, orang itu pasti akan menggunakan waktu yang ada dengan baik. Jadi mempergunakan waktu dihubungkan dengan kebijaksanaan, dengan demikian secara implisit orang yang tidak bisa mempergunakan waktu yang ada, bisa dianggap sebagai orang yang tidak bijaksana/bebal. Hal ini juga ditekankan dalam Kolose 4:5.

Kolose 4:5 (TB) Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. 

Nah lalu apa itu waktu? Apakah waktu adalah sesuatu yang bersifat imateril, bisa dilihat, bisa dirasa, diraba, apakah waktu itu ada warnanya, teksturnya, aromanya atau rasanya? Tentu saja tidak! Karena waktu adalah sesuatu yang bersifat abstrak, dia ada, tapi susah untuk dijelaskan atau dijabarkan apalagi diperlihatkan secara empiris.

Santo Agustinus berkata :

Jika anda tidak bertanya apakah itu waktu, saya menganggap saya sudah tahu apa itu waktu. Tetapi jika anda menanyakan apa itu waktu, saya harus jujur mengatakan bahwa saya tidak tahu.

Kita hidup di dalam waktu, kita dibatasi oleh waktu, semua aktifitas kita dan segala hari-hari kita ada di dalam waktu. Hanya ada satu oknum/entitas yang keberadaan-Nya tidak dibatasi oleh waktu, Dia itu adalah Tuhan. Tuhan itu kekal, Tuhan berada diatas waktu, Dia tidak terikat 

Nah selanjutnya ada dua kata/istilah penting disini yang akan kita kupas/ekspos lebih jauh.

1. PERGUNAKAN WAKTU YANG ADA

A. Pergunakan (Exagorazo) LAI menerjemahkan menjadi "tebuslah".

Apa arti menebus waktu? Artinya membeli kembali atau membayar kembali waktu yang ada. (Ilustrasi: memikul pasir 1 karung perhari dalam 30 hari)

Nah kita manusia punya waktu hidup atau masa hidup yang berbeda-beda. Kita juga punya waktu bertobat yang berbeda-beda. Misalnya ada orang yang masa hidupnya hanya 60 tahun tapi dia bertobat di umur 45 tahun, maka orang itu hanya memiliki sisa waktu 15 tahun untuk melayani Tuhan.

B. Waktu 

Dalam bahasa Yunani kata waktu itu mempunyai dua macam, pertama, waktu Kronos, dari kata Kronos itulah kemudian melahirkan kata Kronologi (urutan waktu) Waktu yang kedua, adalah waktu Kairos (diantara suatu periode waktu). Waktu Kronos ini selalu ada, tapi waktu Kairos tidak selalu ada, Kairos lebih tepat diterjemahkan sebagai kesempatan. Waktu tentu selalu ada tapi kesempatan belum tentu ada.


Efesus 5:16 (BIMK) Gunakanlah sebaik-baiknya setiap kesempatan yang ada padamu, karena masa ini adalah masa yang jahat. 

Ilustrasi : Patung Kairos yang kepalanya botak di belakang tapi rambut lebat di bagian depan.

Filsuf Yunani Heraklitos berkata :

Engkau tidak dapat menginjak sungai yang sama dua kali, karena air yang diinjak selalu mengalir, tidak pernah sama.

2. KARENA HARI-HARI INI JAHAT 

Alkitab memang berkata bahwa ada hari-hari terakhir.  Alkitab juga berkata bahwa hari-hari terakhir adalah hari-hari yang jahat dan penuh dengan kesukaran.

Kisah Para Rasul 2:17 (TB) Akan terjadi pada hari-hari terakhir — demikianlah firman Allah..."

2 Timotius 3:1 (TB) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 

2 Petrus 3:3 (TB) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. 

Ibrani 10:37 (TB) "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.

Lalu mengapa hari-hari terakhir penuh dengan kesukaran dan kejahatan? Jawabannya karena si jahat ada di balik semua itu?

Wahyu 12:12 (TB) Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." 

Stephen Tong :

"Ada banyak orang hidup dalam sejarah, tapi akhirnya ditelan dan dilupakan sejarah, karena mereka mati tanpa meninggalkan apa-apa dari mereka yang patut diingat oleh sejarah. Tapi ada orang-orang yang sekalipun sudah mati tapi tidak bisa dilupakan oleh sejarah. Mengapa? Karena mereka mati dengan meninggalkan warisan sejarah berupa hasil karya, buah pikiran dan penemuan mereka. Misalnya Socrates, Yesus Kristus, Thomas Alfa Edison, Albert Einstein, Martin Luther, Calvin dan lain sebagainya. Sejarah berhutang kepada mereka, sejarah mencatat nama mereka dengan tinta emas, sejarah tidak bisa melupakan mereka. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang pengaruhnya melampaui sejarah. Ada orang yang hebat pada masa hidupnya tapi setelah mati dilupakan oleh sejarah, tapi ada orang yang setelah mati tidak pernah dilupakan oleh sejarah, mengapa karena mereka mewarisi hasil pemikiran mereka melalui tulisan."

Catatan : Diparafrase dari Khotbah Pdt Esra Soru 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m