Langsung ke konten utama

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali 


Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3

2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,

Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos.
Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa.
Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini?

Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Theos itu sendiri. Ayat saya yang kutip dibawah ini pada kata aslinya dalam bahasa Yunani, serta penjelasan dari konteks dekatnya, akan membantah pandangan Erastus Sabdono diatas bahwa Yesus bukan Theos. Ayat-ayat ini memang menunjukkan dan membuktikan bahwa Yesus adalah Theos/Allah.

Roma 9:5 (TB) Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

Menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, jelas merujuk kepada Yesus, disini juga dikatakan bahwa Yesus adalah Allah. Nah kata Allah ini dalam bahasa Yunani menggunakan kata Theos.

Filipi 2:5-6 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

kalimat "walaupun dalam rupa Allah" ini merujuk kepada Yesus. Tapi Ia [Yesus] tidak menganggap kesetaraan dengan Allah [Bapa] sebagai milik yang harus dipertahankan. Nah ayat ini sebenarnya berbicara tentang pengosongan diri Yesus sebagai Allah dalam proses inkarnasi-Nya [kenosis], tapi menariknya adalah disini, kedua kata Allah ini dalam bahasa Yunani sama-sama menggunakan kata Theos. Jadi dengan demikian Yesus adalah Theos/Allah.

Yohanes 1:1 (TB) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Saya kira ini ayat yang cukup terkenal dalam PB. Prolog dari Injil Yohanes ini menyatakan ke-Ilahian Yesus. Disini ada dua kata "Allah" yang dicatat. Kata Allah yang pertama jelas merujuk kepada Allah Bapa, sedangkan kata Allah yang kedua pasti merujuk kepada Yesus. 

Dikatakan bahwa Firman/Logos itu bersama dengan Allah. Firman adalah gelar bagi Yesus, jadi Yesus bersama-sama dengan Allah Bapa dan Yesus adalah Allah. Menariknya adalah, pada kata Allah yang kedua juga menggunakan kata Theos, sedangkan kata itu merujuk kepada Yesus, dengan demikian tak dapat dibantah bahwa Yesus adalah Theos/Allah.

Yohanes 20:28 (TB) Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 

Jiwa skeptis Rasul Tomas yang menuntut pembuktian empiris, pada akhirnya membawa Sang Rasul itu kepada pengakuan iman yang sakral dan sangat penting dalam kekristenan. 

"Ya Tuhanku dan Allah ku" pengakuan ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Yesus memang adalah Tuhan dan Allah. Perhatikan bahwa Yesus tidak menolak pengakuan itu, Ia bahkan mengafirmasinya [ayat 29]. Pengakuan ini dalam bahasa Yunaninya ditulis: "Ho Kurios, Ho Theos". Lagi-lagi disini Yesus disebut dengan kata "Theos/Allah"

1 Yohanes 5:20 (TB) Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

Ayat ini berkata bahwa "Anak Allah telah datang". Allah disini jelas Allah Bapa, nah Anak-Nya jelas merujuk kepada Yesus. Dan di bagian akhir dari ayat ini dikatakan bahwa "Dia [Yesus] adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. Kata Allah disini menggunakan kata Theos. Jadi Yesus adalah Theos/Allah.

2 Petrus 1:1 (TB) Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

Lagi-lagi disini Yesus disebut sebagai Allah dan juruselamat. Kata Allah disini menggunakan kata Theos. Dan Yesus juga disebut sebagai juruselamat, ini jelas membantah ajaran Erastus bahwa Yesus bukan juruselamat atau sekedar PLT [pelaksana tugas] saja.

Ibrani 1:8 (TB) Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. 

Ayat ini juga berbicara tentang Yesus. Perhatikan pada kalimat "Takhta-Mu, ya Allah" kata Allah disini menggunakan kata Theos, Maka Yesus adalah Theos/Allah.

Titus 2:13 (TB) dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Maha besar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,

Penjelasan pada ayat terakhir ini mungkin cukup rumit, karena ayat ini kelihatannya bisa ditafsirkan dengan dua cara :

Penafsiran pertama; frasa "Allah yang maha besar" ini merujuk kepada Bapa, dan frasa "Juruselamat kita Yesus Kristus" ini jelas merujuk kepada Yesus. Jadi ayat ini ini ditujukan kepada dua pribadi yaitu Allah Bapa dan Yesus.

Penafsiran kedua; frasa "Allah yang maha besar dan Juruselamat" digabung dan hanya merujuk kepada satu pribadi saja yang dalam hal ini adalah Yesus. Jadi Yesus adalah Allah yang maha besar dan Juruselamat setiap orang percaya. Dan lagi-lagi kata Allah disini menggunakan kata Theos, dengan demikian Yesus adalah Theos/Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan