Langsung ke konten utama

ADA DUA JENIS PERBEDAAN

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali 


Dalam menanggapi status FB beta terkait dengan penolakan terhadap ajaran Erastus Sabdono, seseorang kemudian berkomentar bahwa :

"Setiap orang tidak dapat mengklaim dirinya paling benar atau mengklaim pendapatnya mutlak untuk semua orang, tanpa mau menerima bahwa perbedaan itu akan selalu ada."

Beta kurang tahu apa maksud dari komentar ini, tapi [mungkin] nampaknya orang ini tidak terlalu suka/kurang setuju dengan perdebatan yang ada di sosial media, baginya perdebatan malah membawa kepada sesuatu yang buruk, atau biasa berakhir dengan keributan dan pemblokiran. Dan menurut dia kita juga tidak boleh mengklaim bahwa pandangan kita mutlak benar, kita juga harus legowo menerima pandangan orang lain dan bahwa perbedaan itu adalah suatu keniscayaan.

Orang ini menurut beta [secara tidak langsung] memberi saran untuk menerima perbedaan demi keharmonisan atau kedamaian. Nah atas saran demikian, ini tanggapan beta :

Ada dua jenis perbedaan. Pertama, perbedaan yang tidak bertentangan. Contoh warna putih berbeda dengan warna hitam, hijau berbeda dengan merah, biru berbeda dengan kuning, cokelat berbeda dengan ungu. Perbedaan ini kalau dipadukan malah saling melengkapi, menciptakan keharmonisan dan menjadikan sesuatu tampak lebih indah. Contoh pelangi, pelangi indah karena ia adalah perpaduan dari beberapa warna yang berbeda.

Kedua, ada perbedaan yang tidak bisa disatukan atau perbedaan yang melawan hukum logika [non kontradiksi]. Misalnya gelap dan terang tidak bisa bersatu, salah dan benar tidak bisa disatukan. Intinya adalah jika ada dua proposisi atau pernyataan yang bertentangan maka keduanya tidak bisa sama-sama benar pada saat yang sama atau dalam pengertian yang sama.

Nah yang viral belakangan ini tentang polemik ajaran Erastus Sabdono, itu masuk kategori perbedaan yang kedua, perbedaan yang tidak bisa disatukan. Yesus adalah Allah sejati yang sehakikat dengan Bapa versus Yesus adalah Allah minor sebagaimana yang diajarkan oleh Erastus Sabdono, itu tak bisa disatukan. Salah satunya harus benar dan yang lainnya salah, keduanya tak bisa sama-sama benar pada saat yang sama.

Beta ngotot berdebat hanya demi  meluruskan pandangan mereka [pengikut Erastus] bahwa ajaran mereka tentang Yesus adalah "allah yang minor" itu salah/sesat, Alkitab tak pernah menyatakan demikian.

Tapi di dunia ini kan memang ada orang yang mati-matian tidak mau mengalah, walaupun sebenarnya secara argumentasi sudah KO tapi tetap tidak mau mengakui kekalahan ataupun kesalahannya. Orang-orang yang demikian memang sudah buta mata rohaninya sehingga tidak bisa melihat kesesatan yang jelas-jelas terpampang di depan mata. 

Nah untuk orang seperti itu Alkitab memberitahu kita untuk tinggalkan dia, biarkanlah dia mati dalam kesesatannya.

Titus 3:10-11 (TB) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi. 

Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m