"Setiap orang tidak dapat mengklaim dirinya paling benar atau mengklaim pendapatnya mutlak untuk semua orang, tanpa mau menerima bahwa perbedaan itu akan selalu ada."
Beta kurang tahu apa maksud dari komentar ini, tapi [mungkin] nampaknya orang ini tidak terlalu suka/kurang setuju dengan perdebatan yang ada di sosial media, baginya perdebatan malah membawa kepada sesuatu yang buruk, atau biasa berakhir dengan keributan dan pemblokiran. Dan menurut dia kita juga tidak boleh mengklaim bahwa pandangan kita mutlak benar, kita juga harus legowo menerima pandangan orang lain dan bahwa perbedaan itu adalah suatu keniscayaan.
Orang ini menurut beta [secara tidak langsung] memberi saran untuk menerima perbedaan demi keharmonisan atau kedamaian. Nah atas saran demikian, ini tanggapan beta :
Ada dua jenis perbedaan. Pertama, perbedaan yang tidak bertentangan. Contoh warna putih berbeda dengan warna hitam, hijau berbeda dengan merah, biru berbeda dengan kuning, cokelat berbeda dengan ungu. Perbedaan ini kalau dipadukan malah saling melengkapi, menciptakan keharmonisan dan menjadikan sesuatu tampak lebih indah. Contoh pelangi, pelangi indah karena ia adalah perpaduan dari beberapa warna yang berbeda.
Kedua, ada perbedaan yang tidak bisa disatukan atau perbedaan yang melawan hukum logika [non kontradiksi]. Misalnya gelap dan terang tidak bisa bersatu, salah dan benar tidak bisa disatukan. Intinya adalah jika ada dua proposisi atau pernyataan yang bertentangan maka keduanya tidak bisa sama-sama benar pada saat yang sama atau dalam pengertian yang sama.
Nah yang viral belakangan ini tentang polemik ajaran Erastus Sabdono, itu masuk kategori perbedaan yang kedua, perbedaan yang tidak bisa disatukan. Yesus adalah Allah sejati yang sehakikat dengan Bapa versus Yesus adalah Allah minor sebagaimana yang diajarkan oleh Erastus Sabdono, itu tak bisa disatukan. Salah satunya harus benar dan yang lainnya salah, keduanya tak bisa sama-sama benar pada saat yang sama.
Beta ngotot berdebat hanya demi meluruskan pandangan mereka [pengikut Erastus] bahwa ajaran mereka tentang Yesus adalah "allah yang minor" itu salah/sesat, Alkitab tak pernah menyatakan demikian.
Tapi di dunia ini kan memang ada orang yang mati-matian tidak mau mengalah, walaupun sebenarnya secara argumentasi sudah KO tapi tetap tidak mau mengakui kekalahan ataupun kesalahannya. Orang-orang yang demikian memang sudah buta mata rohaninya sehingga tidak bisa melihat kesesatan yang jelas-jelas terpampang di depan mata.
Nah untuk orang seperti itu Alkitab memberitahu kita untuk tinggalkan dia, biarkanlah dia mati dalam kesesatannya.
Titus 3:10-11 (TB) Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.
Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.
Komentar
Posting Komentar