Langsung ke konten utama

RINGKASAN KHOTBAH MINGGU 23 JULI 2023

RINGKASAN KHOTBAH

THEMA : MARILAH KITA BERBUAH (MATIUS 21:18-19)

1. YESUS MENGUTUK POHON ARA.

Matius 21:18-19 (TB) Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.

(19) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. 

Nah seringkali orang mempersoalkan hal ini. Katanya Yesus itu Tuhan, Tuhan kow lapar? Bahkan seorang yang bernama Ikhsan Mokoginta membuat silogisme untuk menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan/Allah.

Premis 1 : Tuhan tidak tidur 
Premis 2 : Yesus tidur 
Kesimpulannya : Yesus bukan Tuhan 

Oleh sebab itu orang-orang ini (baca: Islam) menuduh bahwa orang Kristen itu mempertahankan manusia. Manusia tidak bisa mengangkat yang bukan Tuhan jadi Tuhan, manusia tidak bisa jadi Tuhan, bahkan Tuhan sendiri tidak bisa menciptakan Tuhan yang lain yang setara dengan diri-Nya, sebab jika ada Tuhan yang lain lagi, maka Tuhan ini bukan menjadi Tuhan lagi. Tuhan sendiri tidak bisa membuat diri-Nya menjadi bukan Tuhan.

Jadi manusia tidak pernah bisa jadi Tuhan, tapi Tuhan bisa menjadi manusia, nah salah satu sifat Tuhan adalah tidak berubah, itu artinya sekali Tuhan Dia tetap Tuhan, Dia tidak bisa menjadi bukan Tuhan untuk sedetik pun, saat Tuhan menjadi manusia Tuhan tidak kehilangan keTuhanan-Nya, melainkan Ia ketambahan hakikat kemanusiaan-Nya, sehingga pada hari natal saat Ia lahir menjadi manusia, ia tidak pernah kehilangan keTuhanan-Nya. Jadi Yesus adalah satu pribadi dengan dua natur yang berbeda yaitu natur ilahi dan natur manusia.

Nah hal inilah Yang tidak dipahami oleh orang-orang ini (baca:Islam), mereka tidak paham bahwa Yesus adalah Yesus adalah satu pribadi dengan dua natur yang berbeda yaitu natur ilahi dan natur manusia. Maka ada saat-saat tertentu Ia berbicara atau bertindak sebagai manusia, juga ada saat-saat tertentu ia berbicara atau bertindak sebagai Allah.

Saat Ia lapar, haus, makan dan minum, saat itu kemanusiaan-Nya yang makan dan minum, sebab Allah tak pernah lapar, Allah juga tak perlu makanan dan minuman, tapi saat Ia berjalan diatas air, Ia membangkitkan orang mati, Ia mengampuni dosa, dan lain sebagainya, maka saat itu yang bertindak adalah ke-Allahan-Nya.

Kegagalan dalam memahami Dwinatur Kristus ini membuat kita seringkali dituduh menuhankan manusia, karena kita menuhankan manusia maka kita dianggap sebagai orang kafir, sebab hanya Allah lah yang patut dipertuhankan.

Ilustrasi : Anak Erastus yang bilang bahwa "Yesus sebelum jadi Tuhan"

Mari perhatikan ayat 19 

Matius 21:19 (TB) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. 

Markus 11:13-14 (TB) Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. 

(14) Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya. 

Sebenarnya kalau dipikir-pikir ini adalah suatu peristiwa yang aneh. Mengapa aneh? Karena Yesus kok bisa tidak tahu bahwa pohon ara itu saat tidak berbuah memang karena bukan musimnya? Lalu mengapa Yesus cari buah pada saat bukan musimnya?

Walaupun sebagai manusia Yesus tidak maha tahu, tapi seharusnya sebagai orang Yahudi dan sebagai warga lokal Yesus seharusnya tahu tentang musim-musim pohon ara. 

Kedua, Yesus kok dalam peristiwa ini bersifat seperti kekanak-kanakan, langsung marah dan mengutuki pohon itu. Sekarang pertanyaannya, Apakah pohon itu bersalah karena tidak berbuah? Pohon itu kan bukan makhluk bermoral, jadi tidak bisa dimintai pertanggung-jawaban moral.

Makhluk bermoral itu hanya 4 yaitu:

1. Allah
2. Manusia
3. Malaikat
4. Setan 

Pertanggung-jawaban moral hanya bisa dituntut kepada makhluk bermoral, sedangkan pohon kayu, batu, binatang bukan mahluk bermoral, sehingga tidak bisa dimintai pertanggung-jawaban moral, pohon memang makhluk hidup tapi bukan makhluk bermoral.

Selain itu sebagai Allah Yesus tentu maha tahu, kalau Yesus sebagai Allah Dia maha tahu, seharusnya Dia tahu bahwa pohon ini memang bukan musim untuk berbuah.

Yohanes 2:24 (TB) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, 

Yohanes 16:30 (TB) Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."

Nah oleh karena kesulitan-kesulitan atau pertanyaan seperti inilah sehingga orang-orang Liberal, menafsirkan ayat ini secara serampangan, mereka berkata bahwa Yesus sebenarnya tidak mengutuk pohon Ara, Yesus hanya melihat pohon ara yang memang sudah kering. Dengan kata lain menurut mereka cerita ini omong kosong.

2. LALU BAGAIMANA KITA MEMAHAMI KISAH INI?

Kita harus percaya bahwa kisah ini sungguh-sungguh terjadi, bukan hanya sekedar ilustrasi atau kiasan. Sebagai seorang guru Yesus sering menggunakan perumpamaan. perumpamaan berguna untuk membantu pendengar memahami isi atau maksud dari suatu pengajaran. Sebenarnya ada dua jenis perumpamaan:

1. Spoken Parables (perumpamaan yang diceritakan)

Contoh: Perumpamaan tentang anak yang hilang, perumpamaan tentang penggarap dan pemilik kebun anggur,  dsb.

2. Action Parables (perumpamaan yang diperagakan)

Perumpamaan jenis ini memang jarang muncul dalam PB, perumpamaan ini biasanya muncul dalam PL. Contoh perumpamaan ini adalah kisah tentang Hosea yang Tuhan minta untuk mengawini perempuan sundal. Perumpamaan itu sebagai gambaran bagi bangsa Israel yang murtad dan suka menyembah berhala tapi Tuhan dengan kesabaran-Nya kemudian tetap memanggil bangsa Israel itu.

Jenis perumpamaan ini juga bisa ditemukan di Yesaya 20:2-6

Yesaya 20:2-6 (TB) pada waktu itu berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: "Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu," lalu ia pun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut.

(3) Berfirmanlah TUHAN: "Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap Etiopia,

(4) demikianlah raja Asyur akan menggiring orang Mesir sebagai tawanan dan orang Etiopia sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan tidak berkasut dengan pantatnya kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir.

Bangsa mesir ini adalah bangsa yang diandalkan oleh bangsa Israel suatu ketika Mesir akan dihajar oleh Ashur, maka Yesaya berjalan telanjang ini adalah suatu perumpamaan yang menggambarkan keadaan Mesir nanti yang akan dihajar oleh Ashur.

Jenis perumpamaan serupa juga bisa kita baca dalam kisah Yunus.

Yunus 4:5-11 (TB) Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.

(6) Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.

6) Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.

(7) Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." 

(8) Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati.

(9) Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.

(10) Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" 

Maka dari sudut pandang ini waktu Yesus kutuk pohon Yesus bukan sedang semena-mena, Yesus bukan tidak tahu bahwa saat itu belum musim buah ara, Yesus bukan bersifat kekanak-kanakan, tapi saat itu sebenarnya dia sedang membuat suatu perumpamaan, hanya bedanya adalah perumpamaan itu bukan perumpamaan seperti biasanya, bukan perumpamaan Spoken Parables melainkan perumpamaan yang bersifat Action Parables, bukan perumpamaan dengan kata-kata melainkan perumpamaan dengan perbuatan atau perumpamaan yang diperagakan.

3. APA PESAN YESUS MELALUI PERUMPAMAAN INI?

Dalam PL pohon ara adalah simbol bagi bangsa Israel.

Hosea 9:10 (TB) Seperti buah-buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu; seperti buah sulung sebagai hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmu. Tetapi mereka itu telah pergi kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada dewa keaiban, sehingga mereka menjadi kejijikan sama seperti apa yang mereka cintai itu. 

Yeremia 8:13 (TB) Aku mau memungut hasil mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi tidak ada buah anggur pada pohon anggur, tidak ada buah ara pada pohon ara, dan daun-daunan sudah layu; sebab itu Aku akan menetapkan bagi mereka orang-orang yang akan melindas mereka." 

Kalau memang pohon ara adalah simbol dari Israel maka daun yang lebat dari pohon ara itu melambangkan segala aktivitas keagamaan bangsa Israel yang tidak ada buahnya. Para ahli taurat itu kerjanya mereka adalah menyelidiki dan merumuskan hukum-hukum taurat.  Misalnya ada hukum yang menyatakan "Jangan membawa beban pada hari sabat" nah ahli taurat itu kemudian menafsirkan dan mendefinisikan apa itu beban? Seberapa berat kah yang bisa dianggap sebagai beban?

Setelah ditafsir bla bla bla, maka disimpulkan bahwa memakai anting pada hari sabat juga dianggap membawa beban, dan itu adalah dosa. Menulis hari sabat juga adalah dosa, kecuali menulis dipantai setelah itu dihapus ombak, tapi kalau menulis di batu atau ditempat lain maka dianggap dosa. Berjalan pada hari sabat juga adalah dosa, jadi berjalan di hari sabat itu ada aturannya, sehingga dikenal dengan istilah "seperjalanan sabat jauhnya". 

Ada sumber yang mengatakan bahwa dalam hukum taurat itu ada 614 peraturan.

Jadi aturan-aturan sabat ini membebani mereka sendiri. Oleh sebab itu Yesus seringkali menabrak hukum taurat, Yesus berkata bahwa, "marilah kepadaku semua yang berbeban berat", itu bukan berbicara tentang beban hidup, tapi berbicara tentang aturan-aturan hukum taurat yang membebani manusia.

Bangsa Israel adalah bangsa sangat aktif dalam keagamaan, benar-benar "gila agama" Mereka punya bait Allah, mereka punya ahli taurat, mereka punya nabi-nabi, mereka adalah bangsa yang dalam urusan keagamaan tak bisa ditandingi oleh bangsa lain. Daun pohon ara yang lebat itu melambangkan aktivitas keagamaan orang-orang Yahudi yang luar biasa.

Roma 10:1-3 (TB) Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. 

(2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.

(3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

Kisah Para Rasul 3:15 (TB) Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.

Jadi beragama dengan segala aktivitas keagamaan yang hebat seperti Israel tapi mereka tidak percaya Yesus sebagai juru selamat, maka cocok lah perumpamaan ini, mereka memang bagikan pohon ara yang hanya berdaun lebat.

4. APLIKASI 

Ini sama seperti orang Kristen yang punya pelayanan yang luar biasa, giat pelayanan rohani tapi tanpa iman sungguh-sungguh kepada Kristus itu adalah ibarat pohon Ara yang tidak ada buahnya.

Matius 3:8 (TB) Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 

Lukas 13:6-7 (TB) Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.

(7) Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

Yohanes 15:8 (TB) Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Bagian-bagian kitab suci menuntut atau menekankan harus ada buah. Apa itu buah? Buah adalah gambaran dari iman kita kepada Kristus yang terefleksi di dalam perbuatan kita sehari-hari. Jika saudara mempunyai aktivitas rohani yang luar biasa tapi tidak menghasilkan buah, maka gambaran kehidupan kita sama seperti pohon ara yang dikutuk ini.

Matius 3:9-10 (TB) Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 

(10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Lukas 13:7 (TB) Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

Lukas 13:9 (TB) mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Yohanes 15:2 (TB) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

Jadi sebagai orang percaya hendaklah kita tidak seperti pohon ara yang daunnya lebat ini, tapi tidak menghasilkan buah apa-apa. Adalah baik bagi kita untuk aktif dalam setiap kegiatan rohani kita, tapi harus dilandasi iman dan pemahaman yang benar tentang Yesus sebagai Tuhan juru selamat. Dan iman yang benar ini akan menghasilkan buah-buah roh dalam kehidupan pribadi sehari-hari.

Galatia 5:22-23 (TB) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Sehingga orang lain bisa melihat Kristus di dalam kehidupan kita, kita bagaikan surat-surat hidup yang dibaca oleh orang lain sebagaimana dikatakan oleh Paulus.

2 Korintus 3:3 (TB) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.  

Yakobus juga menekankan bahwa kita harus menjadi pelaku-pelaku firman dan menghasilkan buah dalam kehidupan keseharian kita.

Yakobus 1:22 (TB) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

perbuatan baik ini bukan syarat keselamatan melainkan adalah bukti iman kita didalam Kristus yang terefleksi dalam kehidupan keseharian kita.

AMIN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m