Langsung ke konten utama

COVENANT THEOLOGI

Secara umum Gereja-gereja Protestan di Indonesia mempraktekkan dua metode atau cara baptisan. Gereja-gereja yang konservatif seperti Reformed atau Injili biasanya menggunakan metode baptisan percik, sedangkan gereja Baptist dan gereja-gereja kontemporer yang beraliran Kharismatik dan Pentakostal biasanya mempraktekkan baptisan selam.

Perbedaan dua metode baptisan ini berakar dari perbedaan pandangan tentang makna baptisan. Bagi orang-orang dari kalangan Pentakostal dan Kharismatik, baptisan adalah tanda pertobatan, oleh sebab itu, orang yang dibaptis adalah orang yang telah benar-benar bertobat dan lahir baru, yang dengan kesadaran pribadi, orang ini telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadinya.

Para penganut baptisan selam kerap melayangkan tudingan "tidak Alkitabiah" kepada orang yang melakukan baptisan percik. Selain alasan dari makna baptisan, yang sudah disinggung diatas, baptisan selam dianggap lebih Alkitabiah dengan merujuk kepada arti leksikal dari kata Baptis itu sendiri. Secara etimologis baptisan selam dianggap lebih Alkitabiah karena kata kerja "baptizo" berarti diselam atau ditenggelamkan.

Nah penjelasan ini dari sudut pandang penganut baptisan selam, lalu bagaimana dengan baptisan percik saat seseorang masih bayi? Apakah baptisan percik tidak punya landasan biblikalnya sama sekali?. Ternyata para penganut baptisan percik juga memiliki dasar atau landasannya dalam Alkitab. Landasan atau dasar bagi praktek baptisan percik bagi gereja-gereja arus utama adalah yang disebut dengan "Covenant Teologi" atau Teologi Perjanjian. Apa itu Covenant Teologi? Untuk memahami istilah ini mari kita baca ayat di bawah ini:

Kejadian 17:7 (TB) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu

Jadi Covenant Teologi ini berhubungan dengan perjanjian antara Abraham dengan Allah. Hal ini juga disinggung oleh Paulus dalam Galatia 3:13-14.

Galatia 3:13-14 (TB) Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" 

(14) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.

Maka satu pertanyaan penting bagi kita sekarang adalah apa yang dimaksud dengan berkat Abraham? Atau apa isi dari berkat Abraham itu? Pertanyaan ini penting untuk dijawab sebab demi mendapatkan berkat ini Yesus Kristus rela mati terkutuk di atas kayu salib. Jawabannya ada pada tiga ayat di bawah ini:

Galatia 3:26; 29 (TB) Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.

(29) Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. 

Kejadian 17:7 (TB) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu

Jadi yang ada dalam berkat Abraham disini adalah sebuah berkat rohani dimana Allah berjanji bahwa Dia akan menjadi Allah kita dan kita menjadi umat-Nya. Janji Allah adalah semua keturunan Abraham akan menjadi umat-Nya, ini termasuk juga bagi kita yang adalah keturunan Abraham secara rohani. Ketika kita percaya Yesus maka secara rohani kita adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji itu. Maka untuk meneguhkan janji itu dibuatlah suatu tanda atau materai perjanjian. Dan tanda atau materai perjanjian itu adalah sunat.

Kejadian 17:10-12 (TB) Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 

(11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 

(12) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.

Paulus juga mempertegas poin ini dengan menulis :

Roma 4:11 (TB) Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka,  

Disini Paulus berkata bahwa sunat adalah materai kebenaran yang berdasarkan iman, jika demikian, maka setiap orang yang disunat akan terhisap kedalam perjanjian ini. Tapi yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah, kapan keturunan Abraham ini disunat? Jawabannya berdasarkan kejadian 17:12 adalah berumur 8 hari.

Kejadian 17:12 (TB) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. 

Sekarang pertanyaannya lagi, apakah anak berumur 8 hari sudah bisa beriman? Tentu saja belum bisa. Jadi dalam konteks ini iman orang tua yang mewakili sang anak. Sunat ini adalah perjanjian yang kekal dalam PL dan telah menjadi suatu seremonial yang sakral dan sangat penting dalam PL, Musa bahkan hampir mati karena lalai menyunatkan anaknya.

Keluaran 4:24-26 (TB) Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya. 

(25) Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: "Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku."

(26) Lalu TUHAN membiarkan Musa. "Pengantin darah," kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu.

Kejadian 17:13 (TB) Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.

Tapi kalau sunat adalah perjanjian yang kekal, sakral dan penting dalam PL, lalu mengapa di PB sunat tidak dilakukan lagi? Jawabannya, karena sunat dalam PL telah diganti dengan pembaptisan dalam PB. Sunat dalam PL sebenarnya adalah hanyalah gambaran atau tipologi pembaptisan dalam PB. Dan ini berlaku setelah Yesus mati dan bangkit.

Kolose 2:11-13 (TB) Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,

(12) karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. 

(13) Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,

Galatia 3:27-29 (TB) Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. 

Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. 

Dalam PL yang berhak menerima janji Allah itu adalah keturunan Abraham yang bersunat, tapi di ayat ini Paulus berkata bahwa semua yang telah dibaptis dalam Kristus berhak menerima janji Allah. Jadi disini kita bisa melihat bahwa di jaman PB sunat yang sebagai tanda atau materai perjanjian kekal itu memang telah diganti dengan baptisan. Dengan demikian baptisan anak dalam PB punya dasar atau landasan Alkitab yang sangat kuat. 

Louis Berkhof memberikan catatan tentang hal ini :

"Jika baptisan tidak menggantikan posisi sunat maka PB tidak mempunyai ritual penthabisan. Tapi jelas bahwa Kristus menggantikan sunat itu dengan baptisan, Mat 28:19-20; Mark 16:15-16. Baptisan sesuai dengan sunat dalam pengertian spiritual.

[Theologi Sistematika, hal. 155-156]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbanga...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...