Langsung ke konten utama

MENGAPA DOSA MENDUKAKAN ROH KUDUS TIDAK BISA DIAMPUNI?

NATS:

Matius 12:31 (VMD) Aku berkata kepadamu bahwa segala sesuatu yang jahat, yang dilakukan atau diucapkan orang dapat diampuni, kecuali mereka mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang Roh Kudus, itu tidak dapat diampuni.

Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus melihat konteks dari ayat ini secara utuh. Kita perlu membaca dari ayat 21 sampai 37. Jika dilihat dari konteks dekatnya, percakapan ini lahir dalam suatu peristiwa penyembuhan.

Matius 12:22 (TB) Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat.

Peristiwa penyembuhan itu membuat orang banyak itu takjub (ay 23). Mereka mulai membicarakan Yesus. Sebagian orang mulai mencurigai bahwa Yesus adalah Mesias, hal itu dinyatakan melalui komentar berikut ini:

Matius 12:23 (TB) Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: "Ia ini agaknya Anak Daud.

Lalu apa yang dimaksud dengan Anak Daud? Anak Daud adalah gelar bagi Mesias dalam PL. Maka disini kita bisa melihat bahwa orang-orang itu sebenarnya tahu bahwa Yesus adalah Mesias atau  setidaknya mereka telah mencurigai bahwa yang ada dihadapan mereka ini adalah Mesias yang dijanjikan dalam perjanjian lama. Nah jika orang awam saja bisa tahu (curiga) apalagi dengan para ahli taurat (golongan farisi itu) yang kerjaan mereka hanya menyelidiki kitab taurat. Tapi malah respon yang diberikan oleh golongan farisi itu mengagetkan kita, mereka malah menuduh Yesus menyembuhkan dengan kuasa setan.

Matius 12:24 (TB) Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.

Orang-orang farisi ini sebenarnya tahu bahwa Yesus menyembuhkan dengan kuasa Allah tapi karena kebencian mereka terhadap Yesus, maka walaupun mereka mengakui dalam hati bahwa Dia adalah Mesias tapi mereka mengatakan bahwa Dia mengusir setan dengan kuasa setan. 

Perhatikan Tafsiran dari MHC berikut ini:

"Kaum Farisi adalah kaum yang mengaku-ngaku lebih mengenal dan mencintai hukum Allah daripada orang lain, namun justru merekalah yang menjadi musuh paling keji bagi Kristus dan ajaran-Nya. Mereka bangga dengan nama baik yang mereka miliki di kalangan orang banyak. Nama baik itu membuat mereka semakin sombong, menopang kekuasaan mereka, dan membuat dompet mereka semakin tebal. 

Jadi, ketika mendengar orang berkata, "Bukankah Ia ini Anak Daud?", mereka menjadi sangat jengkel. Perkataan ini membuat mereka lebih jengkel daripada melihat mujizat itu sendiri. Perkataan tersebut membuat mereka iri terhadap Yesus Tuhan kita, dan membuat mereka takut kalau kehormatan-Nya semakin bertambah di mata orang, dan tentu saja kehormatan mereka semakin pudar dan menghilang. Oleh sebab itu, mereka dengki terhadap-Nya, seperti Saul dengki terhadap Daud, bapa-Nya, ketika ia mendengar apa yang dinyanyikan wanita-wanita Yahudi tentang Daud."

Dosa menghujat Roh Kudus adalah dosa menghujat pekerjaan Roh Kudus. Dosa ini menjadi tidak terampuni karena dengan kesadaran sendiri kita menolak Roh Kudus, ini berbeda dengan orang lain yang memang benar tidak tahu siapa Yesus lalu menolak Yesus.

Tampaknya hal ini relevan dengan 1 Yoh 5-16 tentang ada dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut.

1 Yohanes 5:16 (TB) Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.

Jadi dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa yang diampuni, dan dosa yang mendatangkan maut adalah dosa yang tidak terampuni, dan dosa itu adalah dosa mendukakan Roh Kudus.

SALAM...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m