Langsung ke konten utama

HERMENEUTIKA 1

PRINSIP UMUM DALAM MENAFSIRKAN ALKITAB.

Jangan melepaskan ayat dari konteksnya (out of context).

⭐ APA ITU KONTEKS?

• Con : Bersama-sama atau menjadi satu
• Texus : Tersusun

✴️Konteks: Hubungan yang menyatukan bagian Alkitab yang ingin ditafsir dengan sebagian atau seluruh Alkitab.

⭐ PENTINGNYA KONTEKS?

✴️ Untuk menguji apakah suatu ayat telah ditafsir sebagai satu kesatuan yang utuh atau tidak. Contoh : Ibrani 1:1

Dalam Ibrani 1:1 ini, jika kita hanya membaca satu ayat saja, maka kita tidak tahu arah ayat ini mau dibawa kemana, oleh sebab itu kita harus membaca dengan ayat-ayat sesudahnya yaitu ayat 2 dan seterusnya.

✴️Menolong dalam penentuan tujuan atau maksud dari ayat yang hendak ditafsir.

⭐ JENIS-JENIS KONTEKS 

KONTEKS DEKAT 

πŸ‘‰CONTOH UMUM : Cerita tentang seorang wanita yang salah paham saat membaca surat dari pasangannya.


Tetapi ternyata jika dibaca sesuai dengan konteks dekatnya, yaitu paragraf sebelum dan sesudah paragraf ini, maka makna/isi suratnya menjadi berbeda.


πŸ‘‰CONTOH ALKITAB :

1. MATIUS 28:20

Ayat ini terkadang digunakan dalam pemberkatan pernikahan, padahal jika dilihat dari konteks dekatnya, yaitu beberapa ayat sebelumnya, maka ayat ini bukan ayat pernikahan melainkan pemberitaan Injil.

2. MATIUS 5:37

Ayat ini sering dikutip untuk mengajarkan bahwa orang Kristen jangan berdusta, padahal konteks ayat ini berbicara tentang sumpah bukan dusta biasa.

3. MATIUS 15:24

Ayat ini sering dikutip oleh orang Islam untuk menunjukkan bahwa Yesus hanya diutus untuk bangsa Israel, padahal Konteks dekat ayat ini sedang menguji iman seorang wanita Kanaan.

4. 1 KORINTUS 14:33

Ayat ini sering dikutip untuk mengajarkan sopan dan teratur secara umum (jangan judi, mabuk dsb, keluarga harus rukun dan teratur) padahal konteks dekat ayat ini berbicara tentang bahasa roh.

5. 2 KORINTUS 8:9

Ayat ini sering disalahgunakan oleh para penganut teologi kemakmuran bahwa akan kaya secara jasmani, padahal konteks ayat ini adalah kaya secara rohani (Iman, kasih dsb).

6. MATIUS 6:33

Ayat ini sering disalahpahami bahwa Tuhan akan menambahkan segala kekayaan bagi kita, padahal konteks ayat ini berbicara tentang kebutuhan dasar manusia yaitu, makan, minum, pakaian dsb. 

7. MATIUS 10:19-20

Ayat ini sering disalahpahami bahwa untuk berkhotbah atau mengajar kita tidak perlu persiapan, cukup minta bimbingan Roh Kudus, padahal Konteks ayat ini tidak berbicara tentang persiapan Khotbah, melainkan berbicara tentang orang percaya yang saat dalam pemberitaan Injil menghadapi tantangan dalam pelayanan.

KONTEKS JAUH 

⭐BEBERAPA PERIKOP ATAU PASAL DARI AYAT YANG DIBACA.

πŸ‘‰CONTOH : 

Kejadian 11 tentang menara babel,  ternyata ada hubungan dengan peristiwa air bah Kejadian 7.

Pencobaan Yesus di padang gurun dalam Matius 4, ternyata ada hubungan dengan pembaptisan Yesus.

Pembicaraan tentang Roti Hidup, ternyata ada hubungan dengan Yesus memberi makan 5000 orang dalam Yohanes 61-15

Cerita Yesus diurapi di Betania dalam Yoh 12, ternyata ada hubungan dengan kisah Lazarus yang dibangkitkan di Yohanes 11

HARUS MEMPERHATIKAN FOKUS ATAU ARAH TUJUAN KONTEKS 

πŸ‘‰CONTOH : 

1 Korintus 6:19 ada yang dipahami sebagai analogi untuk trikotomi sesuai dengan bait Allah.

Yohanes 15:1, Saksi Yehova salah memahami ayat ini bahwa Yesus tidak sederajat dengan Bapa

TAMBAHAN 

Baca berulang-ulang teks yang hendak ditafsir

Gunakan 5 W 1 H

Perhatikan kata-kata penghubung (Maka, Dan, oleh karena itu)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m