Langsung ke konten utama

SESAT PIKIR IGNORATIO ELENCHY

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali


Di dalam sebuah WAG (WhatsApp Group) alumni kampus kami. Saya iseng-iseng memposting sebuah tulisan bergambar dengan caption " Berusaha menutupi kesalahan A dengan mengungkapkan kebaikan B, tidak akan membuat kesalahan A menjadi benar". Gambarnya seperti di bawah ini :

Gambar Screenshot 
Lalu seorang teman saya menanggapi postingan saya ini, dengan memberikan satu argumentasi. Ringkasan argumentasinya seperti ini :

"Memang faktanya suatu kebaikan tidak bisa membenarkan sebuah kesalahan, tapi mampu menutupi kesalahan, dan hal ini telah menjadi semacam hukum alam dan realita" lebih lanjut katanya, "logika itu berlawanan dengan realita"

Saya tidak setuju dengan argumentasi teman saya ini, saya kemudian memberikan counter argumen terhadap argumennya ini. Saya berkata bahwa jangan mengambil kasus yang umum untuk dijadikan sebagai standar kebenaran, sebaliknya belajar lah logika agar kita mempunyai pikiran yang kritis, lurus, tepat dan teratur, sehingga dengan konstruksi pikiran yang benar, kita bisa mengambil kesimpulan benar dan keputusan yang tepat, sebab apa yang dilakukan secara umum itu, belum tentu benar.

Sesat pikir yang saya angkat berdasarkan postingan saya tadi, dalam logika dinamakan Ignoratio Elenchi. Lalu apa itu Ignoratio Elenchi? Ignoratio Elenchi adalah sesat pikir yang menganggap bahwa suatu kesalahan bisa ditutupi dengan kebaikan yang lain.

Nah agar lebih jelas memahami sesat pikir jenis ini, saya berikan contoh kasus berikut ini :

"Misalnya seorang koruptor terjaring OTT oleh KPK, lalu di hadapan hakim di pengadilan, si oknum koruptor ini bilang, gini pak hakim, saya memang bersalah karena korupsi, tapi kan selama ini saya membantu orang umroh, saya juga telah membantu membangun rumah ibadah. Jadi seharusnya kesalahan saya ini impas dong dengan kebaikan saya."

Nah kira-kira bagaimana respon atau jawaban hakimnya?

Apakah hakim itu akan membebaskan si koruptor itu atas kesalahan korupsi, karena kebaikan dia membantu orang naik haji? Jelas tidak!. Tentu kesalahan korupsi akan ditindak dengan undang-undang korupsi. Kebaikan dia, tidak bisa menutupi kesalahan dia dalam hal korupsi ini.

Analogi diatas dengan jelas menggambarkan kesalahan berpikir Igrantio Elenchi. jika si hakim nya masih waras, alias logikanya belum terbalik, tentu hakimnya tak akan mau menerima permintaan dari si terdakwa tadi. Karena apa yang dimintai oleh terdakwa memang sangat berlawanan dengan akal sehat (not make sense).

Terakhir, dengan mengutip kalimat Bung Ade Armando, saya mengajak kita untuk "mari terus belajar logika dan gunakan akal sehat, Karena hanya dengan menggunakan akal sehat, bangsa ini akan selamat"

Salam...

PENULIS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbanga...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...