Dikutip Dari Group Studi Reformed MYM
1) Ketika anda sadar bahwa anda sedang berpikir, maka pikiran anda sedang aktif untuk berpikir.
2) Bagaimana pikiran anda berpikir, itu merupakan satu proses. Dan, proses itu selalu merupakan proses dari "tidak tahu" menjadi "tahu."
3) Namun tidak semua yang anda tahu itu adalah pengetahuan yang sejati. Ini adalah wilayah epistemologi (pengetahuan tentang pengetahuan, atau pengetahuan tentang bagaimana mengetahui).
4) Agar memiliki epistemologi yang benar maka anda harus berpikir logis atau selaras dengan hukum logika. Jika ini dilawan, anda hanya menuju pada pengetahuan yang palsu. Maka, anda harus selalu berpikir either/or. Misalnya, jika anda melihat tikus, maka anda harus berpikir bahwa tikus tidak mungkin adalah babi pada waktu dan pengertian yang sama. Contoh lain, jika anda sedang tertawa gembira, maka anda pasti tidak sedang menangis sedih pada waktu dan pengertian yang sama. Cara berpikir either/or semacam ini, bukan saja menghasilkan kesimpulan yang benar, tetapi juga melatih kita berpikir tajam dan teliti.
5) Dasar epistemologi Kristen adalah keunikan Kristus yang sudah menyatakan Tritunggal dan firman-Nya di dalam Alkitab. Keunikan Kristus ini bersifat either/or, misalnya, klaim-Nya yang unik dalam Yoh. 14:6.
Di samping keunikan Kristus, dasar epistemologi Kristen kita yang lain adalah doktrin Allah Tritunggal, dimana prinsip unity (kesatuan) dan plurality (kejamakan) dinyatakan di dalamnya. Ketika anda memahami dan dapat membedakan dengan jelas kesatuan dan keragaman satu hal, maka anda akan menjadi lebih bijak di dalam berpikir dan bertindak.
~Muriwali Yanto Matalu
Komentar
Posting Komentar