Langsung ke konten utama

KUTIPAN DEBAT ANTARA PDT ESRA ALFRED SORU VS UNI RIVA


A. PROLOG 

Ini adalah kutipan perdebatan antara Pdt Esra Alfred Soru dengan seorang muslim yang bernama Uni Riva. Pada kutipan ini saya hanya mengulas beberapa poin-poin penting dalam dialog itu, yaitu beberapa pertanyaan dan jawaban yang diberikan atas pertanyaan tersebut.

Menurut Pdt Esra, kesaksian dari murid-murid Yesus bisa menjadi bukti dan dasar untuk menjustifikasi ke-Alahan Yesus, karena mereka hidup sejaman, bahkan berinteraksi secara langsung dengan Yesus.

1 Yohanes 1:1 (TB) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup — itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

Oleh sebab itu Pdt Esra kemudian mengutip pengakuan dari Tomas yang adalah salah seorang dari kedua belas murid Yesus:

Yohanes 20:28-29 (TB) Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 
Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

B. DIALOG 

Esra Soru : Ayat ini bisa dijadikan dasar atau rujukan akan ke-Tuhan Yesus, karena terhadap pengakuan Tomas bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah, Yesus tidak menolaknya, malah memperhitungkan pengakuan Tomas sebagai iman, disini secara implisit Yesus tidak menolak disebut sebagai Tuhan atau Allah, maka Yesus memang adalah Allah.

Uni Riva : Itu hanyalah ekspresi kekagetan Thomas, suatu hal yang lumrah dan bisa dialami oleh siapa saja.

Esra Soru : Pertama, Ini bukan sekedar ungkapan keterkejutan, karena ungkapan keterkejutan biasanya tidak ditujukan kepada siapa-siapa. Tapi dalam kasus ini Tomas menjawab, "Ya Tuhanku dan Allahku". Jadi jelas disini Tomas menjawab Yesus atau merujuk pada Yesus.

Kedua, ungkapan keterkejutan dengan menyebut nama Tuhan atau Allah, bukanlah hal yang lumrah bagi kalangan umat Yahudi.

Ketiga, jika ini hanya ungkapan keterkejutan biasa, lalu mengapa Yesus memperhitungkan hal itu sebagai iman? sehingga Ia berkata, " Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Uni Riva : Karena konteks saat itu adalah Tomas kaget melihat orang yang dianggap sudah mati lalu tiba-tiba muncul di hadapan dia, jadi ini tidak ada hubungannya dengan pengakuan Tomas akan Ke-Allah Yesus. Hanyalah sekedar ekspresi kekagetan saja.

Esra Soru : Berbicara tentang konteks, maka ada konteks dekat dan konteks jauh. memang kalau dilihat dari konteks dekatnya, yaitu beberapa ayat sebelumnya, disini permasalahannya adalah Tomas tidak percaya akan kebangkitan Yesus. 

Yohanes 20:25 (TB) Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." 

Tapi setelah melihat Yesus, Tomas kemudian percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian. Dan kepercayaan Tomas akan kebangkitan Yesus ini diungkapkan dengan bahasa yang sekaligus mengkonfirmasi atau mengakui ke-Allahan Yesus.

Yohanes 20:28 (TB) Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 

Uni Riva : Dalam Yohanes 20:17, disini Yesus sendiri yang berbicara kepada Maria Magdalena agar jangan memegang Dia, sebab Dia sendiri belum pergi kepada Bapa.

Yohanes 20:17 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Disini jelas-jelas Yesus sendiri mengkonfirmasi bahwa Dia sendiri juga punya Allah. Jika Yesus juga mempunyai Allah, maka Yesus bukanlah Allah. Itu adalah konsekuensi logisnya.

Juga dalam kitab Matius Yesus melarang orang-orang memanggil-Nya Bapa.

Matius 23:9 (TB) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.

Jadi, bagi Yesus Bapa hanyalah Allah yang ada di surga. Juga di kitab lain banyak ayat-ayat yang menarasikan bahwa Yesus hanya melakukan kehendak bapak-Nya di surga. Sekali lagi, ini semua membuktikan bahwa Yesus bukan Allah.

Esra Soru : Teks itu harus dibaca apa adanya. Tomas berkata bahwa "Ya Tuhanku dan Allahku". Tapi jika itu hanya dianggap sebagai ungkapan kekagetan, maka seharusnya beban pembuktian ada pada pihak yang menganggap bahwa Tomas hanya kaget. Maka coba tunjukan di ayat mana dalam Alkitab orang Yahudi kalau kaget lalu menyebut nama Tuhan atau Allah? Atau tunjukan bahwa ada tradisi dalam diantara kalangan Yahudi bahwa orang Yahudi kalau kaget menyebut nama Tuhan.

Juga jika dilihat dalam versi King James:

John 20:28 (KJV) And Thomas answered and said unto him, My Lord and my God.

Jelas-jelas disini bukanlah sekedar ungkapan kekagetan, tapi memang ini adalah pengakuan akan ke-Tuhanan atau ke-Allahan Yesus.

Dan juga memang ada hubungan antara kebangkitan dengan ke-Tuhanan Yesus.

Roma 1:4 (TB) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.

Uni Riva : Ayat ini juga membuktikan bahwa Yesus bukan Allah. 

Markus 10:18 (TB) Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.

Esra Soru : Fokus diskusi ini seharusnya hanya pada ayat yang saya angkat diatas, yaitu tentang pengakuan Tomas. Saya mengangkat ayat itu sebagai justifikasi akan ke-Alahan Yesus, lalu seharusnya Riva membantahnya berdasarkan ayat tersebut, bukan melebar ke isu yang lain. Saya tentu saja bisa memberikan jawaban atas pertanyaan Riva ini, tapi ini akan membuat perdebatan ini melebar kemana-mana. Saya tidak mau seperti itu.

C. Sesi Tanya Jawab

Pertanyaan dari pihak muslim terhadap Pdt Esra Alfred Soru.

Zuma : Dikatakan dalam Bible bahwa Firman itu telah menjadi Manusia, setelah Dia menjadi Manusia, Dia tidak bisa berkata-kata dari diri-Nya sendiri atau berbuat dari diri-Nya sendiri.

Maka jika demikian, setelah Dia menjadi manusia yang tidak bisa berkata-kata atau berbuat bagi dirinya sendiri, lalu siapa yang menjadikan dia Tuhan kembali, diri-Nya kah atau Tuhan lain di luar diri-Nya?

Esra Soru : Bapak bertanya bahwa, "siapa yang menjadikan Yesus Tuhan kembali?". Menjadi Tuhan kembali itu secara implisit menyatakan bahwa Yesus itu tadinya Tuhan, kemudian bukan Tuhan, lalu menjadi Tuhan lagi. Itu bukan kepercayaan Kristen!.

Iman Kristen percaya bahwa Tuhan atau Allah itu punya sifat kekal atau tidak berubah. Itu artinya Tuhan tidak bisa berubah menjadi bukan Tuhan, Allah tidak bisa berubah menjadi bukan Allah. 

Filipi 2:5-6 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.

Kata dalam rupa Allah diatas ini dalam bahasa Inggris menggunakan kata "being" atau keberadaan, sedangkan dalam bahasa Yunani menggunakan kata "hupargon Allah". Kata hupargon itu artinya merujuk pada suatu kepemilikan yang tidak bisa berubah atau menjadi bukan dirinya.

Contoh, saya punya HP. Bagaimana caranya agar HP ini bukan menjadi milik saya lagi? gampang, dijual saja. Tapi bagaimana caranya membuat mama saya menjadi bukan mama saya? tidak bisa!. Karena status mama adalah status hupargon. Demikian juga dengan Yesus. Yesus adalah hupargon Allah, Dia tidak bisa untuk sedetik pun menjadi bukan Allah.

Zuma : Oke pertanyaan kedua ini masih berhubungan dengan pertanyaan pertama diatas. Dalam kitab Kisah Para Rasul dan Roma dikatakan :

Kisah Para Rasul 2:36 (TB) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Roma 14:9 (TB) Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.

Ayat-ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa Yesus itu manusia, Dia mati, kemudian hidup lagi, lalu kemudian dilantik menjadi Tuhan. Nah sekarang bagaimana pak Pdt mengelak dari ayat ini ternyata Yesus dijadikan Tuhan oleh Allah? Silahkan!

Esra Soru : Kami percaya bahwa Tuhan itu tidak bisa dibuat. Sesuatu atau seseorang yang bukan Tuhan, itu tidak bisa dibuat menjadi Tuhan. bahkan Allah pun tidak bisa membuat yang bukan Allah menjadi Allah. 

Jika Yesus dianggap jadi Tuhan pada Kisah Para Rasul 2:36, lalu bagaimana dengan di Lukas 2:11?

Lukas 2:11 (TB) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 

Begini, prinsip pertama menafsirkan alkitab dalam iman Kristen adalah tidak boleh satu ayat menabrak ayat yang lain. Karena kami percaya bahwa semua ayat dalam Alkitab dari Kejadian-Wahyu adalah Firman Tuhan.

Lalu bagaimana dengan ayat dalam Lukas 2:11 dengan Kisah Para Rasul 2:36?

Dalam Kisah Para Rasul 2:36 konteksnya saat itu adalah Petrus berbicara kepada orang-orang yang belum percaya. Jadi seolah-olah Petrus mau bilang bahwa " jika kalian percaya, maka Allah Bapa telah menjadikan Yesus sebagai Tuhan di hatimu."

Yesus adalah Tuhan, tapi tidak bagi orang percaya, maka orang-orang itu menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, itu artinya Allah Bapa menjadikan Yesus sebagai Tuhan bagi mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m