Langsung ke konten utama

BAGAIMANA CARA MENGATASI BULLYING? {BELAJAR DARI NICK VUJICIC}

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali

PENDAHULUAN

Aku tidak punya tangan dan kaki seperti orang lain pada umumnya. Tapi, aku bersyukur masih punya drum stick kecil ini (Nick menunjuk pada sepotong daging berbentuk ibu jari kaki mungil yang menempel di pinggul kiri). Orang-orang takut melihat ku pertama kali. Dulu aku sangat malu dengan keadaanku ini, aku merasa sangat sendirian dan tertolak.

Di awal-awal sekolah, aku sering mendapat bullying. Banyak anak-anak datang mendekat, mengejek dan merendahkan ku. Mereka berkata: “Hai Nick kamu tidak bagus, Nick menyerah saja, Nick kamu tidak akan mendapatkan pekerjaan, Nick kamu tidak akan bisa menikah, Nick kamu bahkan tidak bisa memegang tangan istrimu. Ayah macam apa kamu Nick, apabila tidak bisa menggendong anakmu ketika mereka menangis? Nick kamu sendirian. Tentu orangtua mu akan memelukmu, tapi pelukan mereka tidak akan bisa menyembuhkan kamu Nick.”

Dulu aku berpikir bahwa mungkin benar apa kata  mereka. Aku tidak mungkin bisa melakukan ini dan melakukan itu. Aku sering berdoa pada malam hari, berharap agar mendapatkan tungkai dan lengan seperti layaknya orang normal, aku berharap saat aku bangun pagi besok, tungkai kaki dan lenganku muncul secara ajaib.

Saat berusia 10 tahun aku berpikir untuk mengakhiri hidup ku yang malang ini. Aku mencoba menenggelamkan tubuhku di sebuah bathtub (bak mandi), dan berharap agar cepat mati saja, agar segera mengakhiri penderitaan ini.

Hidupku dipenuhi dengan kemarahan terhadap Tuhan. Aku bertanya di manakah Tuhan? kenapa Dia membiarkan aku dilahirkan seperti ini? Dan kalau Dia dapat melakukan segala sesuatu, mengasihi dan mempedulikan aku, mengapa Dia tidak memberikan aku tangan dan kaki seperti orang lain?

Beberapa tahun lamanya aku marah pada Tuhan, tidak bicara kepada-Nya dan tidak mau melakukan apapun untuk-Nya. Sebab dalam setiap keadaan membuat aku bertanya di manakah Tuhan? Apakah Dia itu benar-benar ada? Apakah Dia mendengar doa ku? Pertanyaan-pertanyaan ini yang selalu terlintas dalam benak ku.

Namun, perubahan itu datang di saat aku berusia 13 tahun. Aku tadinya yang berpikir bahwa mungkin aku adalah satu-satunya orang yang malang di dunia ini, yang memiliki ketidakmampuan seperti ini. Lalu, ibu menunjukkan sebuah surat kabar yang memuat artikel tentang seseorang yang mampu mengatasi ketidakmampuannya sendiri (cacat seperti Nick).
Dan itu membuka pikiranku, bahwa ternyata aku bukanlah satu-satunya orang yang menderita di dunia ini. Sejak saat itu, aku mulai melihat ini sebagai berkat, aku melihat hidupku bukan setengah kosong melainkan setengah penuh. Aku tidak tahu seberapa penuh, tapi aku melihat kekurangan ini sebagai karunia. (Nick Vujicic)

PEMBAHASAN DAN REFLEKSI 

Nick Vujicic adalah seorang penyandang disabilitas yang lahir dengan keadaan tidak memiliki lengan dan kaki, yang dalam dunia medis, kondisi ini disebut sindrom tetra-amelia. Sindrom tetra-amelia adalah kondisi yang sangat langka. Sindrom ini mengakibatkan malformasi (Pertumbuhan tidak normal yang dialami seorang bayi, dimulai sejak dalam kandungan). Bahkan dalam beberapa kasus, organ dalam bayi seperti paru-paru, tidak berkembang dengan sempurna. Dan hal ini dapat menyebabkan bayi kesulitan untuk bernafas. 

Beberapa faktor penyebab Sindrom ini berhubungan dengan mutasi gen, atau juga faktor hereditas (keturunan). Jika salah satu dari orangtua bayi membawa salinan gen yang bermutasi, maka sang anak berpotensi untuk mengidap sindrom langka ini. Kondisi ini memang sangat langka. sebuah studi pada tahun 2011 oleh Dr Eva Bermejo-Sanchez dari lembaga Research Center on Congenital Anomalies (CIAC) di Instituto de Salud Carlos III mengemukakan, kelainan ini terjadi pada sekitar 1 dari setiap 71.000 kehamilan.²

Nick kecil adalah salah satu bocah yang lahir dengan keadaan yang kurang beruntung ini, kondisi badannya tidak tumbuh dengan normal seperti kita. Keadaan ini telah membuat nick merasa rendah diri dan tertolak, ditambah lagi dengan bullyan dari teman-teman sebayanya. Mereka melihat Nick seperti monster dan orang aneh yang harus dijauhi.

Keadaan ini membuat Nick kecil bertanya pada Tuhan, “Tuhan mengapa aku harus lahir seperti ini?” Nick berharap Tuhan menjawab pertanyaannya, dan memberikan keajaiban untuknya, Nick berharap tungkai kaki dan lengannya tumbuh secara ajaib. Namun, hal itu tak kunjung terjadi, Nick berputus asa dan bertanya akan eksistensi keberadaan Tuhan, Nick juga mempertanyakan sifat kasih Tuhan, “Tuhan yang katanya mahakasih, apakah Dia tega membiarkan aku terlahir seperti ini? Apakah Tuhan itu ada? Atau jangan-jangan Tuhan sebenarnya tidak pernah ada, tapi manusia lah yang dalam angan-angannya, mereka menciptakan suatu sosok yang dianggap ilahi sebagai jawaban atas kebutuhan spiritual mereka.”

Hari berganti hari, si bocah tanpa lengan dan kaki ini terus bertumbuh dalam keputusan asa-an, sampai tiba disuatu hari yang mengubah hidupnya secara total. Semenjak hari itu, Nick memandang hidupnya dengan sudut pandang yang baru. Menurut Nick adalah sia-sia untuk mengubah apa yang tidak bisa diubah. Nick mungkin tidak bisa mengubah takdir (disabilitas) nya, tapi Nick bisa mengubah sudut pandangnya atas takdir itu. Nick merasa bahwa di balik semua itu, Tuhan punya rencana yang istimewa melalui hidupnya.

Dalam sebuah seminar motivasi di YouTube Nick berkata “Di kehidupan, orangtua ku selalu mengajarkan bahwa walaupun aku tidak tahu kenapa terlahir dengan kondisi ini, tapi kita selalu punya pilihan, apakah akan marah atas apa yang kita miliki, atau bersyukur atas apa yang kita miliki.”³

Nick menang atas hidupnya, Nick memilih untuk bersyukur atas apa yang dimilikinya.

A. APA KATA ALKITAB TENTANG MANUSIA?

Alkitab mengajarkan bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Penciptaan manusia ini melibatkan perundingan ilahi sebelum penciptaan. Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (Kej. 1:26).

Pada umumnya, Bapak-bapak gereja sepakat bahwa kata “gambar dan rupa” di sini tidak merujuk kepada fisik, tapi merujuk kepada spiritual, moral dan kesuciannya. Menurut Alkitab, esensi manusia sebagai gambar dan rupa Allah telah menempatkan manusia sebagai ciptaan yang paling mulia dan tertinggi dari ciptaan yang lain (Kej. 1:26-27; 9:6; Yak. 3:9).

Kendati ada perbedaan pendapat tentang kedua istilah dari gambar dan rupa Allah ini, misalnya Agustinus berpendapat bahwa gambar menunjuk kepada intelektual dan rupa menunjuk kepada kualitas jiwa, sedangkan Bellarmin menganggap gambar sebagai istilah yang menunjukkan karunia-karunia sebagai manusia, dan rupa adalah petunjuk dari apa yang supranatural yang ditambahkan pada manusia. Namun, keduanya sepakat bahwa doktrin tentang gambar dan rupa Allah dalam diri manusia ini sangat penting, dan telah menempatkan manusia dalam suatu hubungan yang istimewa antara manusia dengan Allah.⁴

Tapi, kemudian muncul satu pertanyaan, jikalau manusia adalah gambar dan rupa Allah, dan menempati posisi yang paling istimewa dari ciptaan yang lain, lalu mengapa dalam realitanya kita melihat ada kecacatan, ketidaksempurnaan, kejahatan dan segala macam hal yang menyedihkan lainnya di dunia ini seperti yang dialami oleh Nick Vujicic?

Jawaban yang pertama adalah dosa, dosa telah membuat gambar Allah dalam diri manusia menjadi rusak, kerusakan ini begitu parah, sehingga tidak ada kemungkinan untuk rekonsiliasi sama sekali tanpa penebusan. Sehingga kita bisa melihat kenapa di dunia ada kejahatan, kecacatan dan segala macam bentuk hal-hal jahat lainnya. 

Jawaban yang kedua adalah Tuhan punya tujuan atas hidup kita, di dunia ini tak ada satupun yang ada diluar kendali Tuhan, entah itu adalah hal yang kelihatan baik atau buruk, kita diikat oleh providensi-Nya. Seperti nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Roma: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28).

B. BAGAIMANA SEHARUSNYA SIKAP PARA PENYANDANG DISABILITAS?

Dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menasihatkan orang-orang percaya di sana untuk mengucap syukur dalam segala hal. “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tes. 5:8). Memang bukanlah hal yang mudah untuk mengucapkan syukur dalam segala keadaan. Secara manusiawi, kita selalu ingin dalam keadaan sehat dan baik. Tapi, terkadang hal-hal yang terjadi dalam kehidupan ini, terjadi di luar kontrol kita dan sebagai manusia kita tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Terlahir cacat dengan bentuk tubuh yang hanya setengah ukuran manusia normal, siapa yang mau? Orang waras pasti memilih terlahir dengan normal dan gagah seperti manusia pada umumnya.

Nick sadar bahwa dia tidak bisa mengubah takdirnya, dia tidak bisa meminta untuk masuk kembali ke perut mamanya, kemudian dilahirkan kembali dalam bentuk yang normal. Tapi Nick bisa mengubah sudut pandangnya atas keadaannya. Nick tidak mau keterbatasannya membatasi Karya Tuhan melalui hidupnya. Bagi Nick menyerah dengan segala keterbatasan, seperti mengubur segala kreativitas ilahi yang telah Tuhan tanamkan dalam diri kita.

Tuhan menciptakan kita dengan suatu tujuan, apapun bentuk keterbatasan kita, kita ada didunia karena suatu tujuan. Dan menyerah mengejar impian itu sama seperti kita memenjarakan Tuhan dalam keterbatasan kita.⁵

Hidup ini adalah pilihan, kita semua memiliki pilihan. Kita bisa memiliki untuk berkubang dalam kekecewaan, sambil meratapi kekurangan kita. Kita bisa marah, sedih, dan mengumpat atas keadaan kita, atau kita bisa melangkah maju, mengambil tanggung jawab demi kebahagiaan kita sendiri.

Nick mungkin tidak bisa memeluk istrinya dengan tangannya, tapi Nick menggenggam hatinya. Nick mungkin tidak bisa memeluk orang-orang yang disayanginya, tapi Nick dipeluk oleh jutaan orang yang menyayanginya. Nick mungkin tidak bisa menepuk pundak orang-orang untuk meyakinkan mereka, tapi Nick bisa berbicara dari hatinya kepada mereka.

Jika Allah mampu mengubah Nick dari bocah setengah badan menjadi seorang pembicara dan tokoh motivator terkenal, yang telah memberkati banyak orang dengan kesaksian dan motivasi-motivasi rohaninya, maka Allah yang sama juga bisa mengubah keadaan saudara dan saya.

C. BAGAIMANA SEHARUSNYA SIKAP ORANG PERCAYA KEPADA KEPADA PARA DIFABEL?

Sebagai Imago Dei-Nya Allah, kita adalah ciptaan Allah yang istimewa. Istimewa yang saya maksud disini bukan merujuk pada kesempurnaan fisik, tapi lebih kepada status kita dihadapan Allah sang pencipta. Ini berarti kita harus melihat sesama kita sebagai ciptaan yang sama, yang sama-sama istimewa dihadapan Allah. Kita dan dia, adalah sama-sama ciptaan yang diciptakan oleh tangan yang sama.

Bagi saya akan sangat miris apabila melihat seseorang menghina orang lain hanya karena perbedaan fisik, hanya karena lawan bicara kita memiliki kekurangan tertentu, entah itu cacat fisik, mental ataupun mungkin untuk hal yang lebih remeh seperti perbedaan suku dan ras. Biasanya seseorang menghina orang lain, karena orang tersebut mengindentifikasi dirinya lebih baik dari orang yang dihina, lebih baik secara fisik, postur, ekonomi, status sosial dan sebagainya.

Saya sendiri pernah mengalami pengalaman di bully. Terlahir sebagai seorang melanesia di Indonesia bagian timur, membuat kami mempunyai ciri-ciri khas berkulit agak gelap, rambut ikal, dan berperawakan agak sangar (walaupun tidak semua orang timur berkulit gelap dan berambut ikal) sedangkan di mata orang Indonesia secara umum, kecantikan dan ketampanan itu diidentikan dengan kulit putih. Dalam pergaulan sehari-hari tak jarang komentar bernada rasial, entah itu diucapkan hanya sekedar sebatas guyonan, ataupun mungkin serius dengan tendensi personal attack sering ditujukan kepada saya. Dan tentu saja komentar semacam itu menyakitkan, dan menurut saya akan lebih menyakitkan jika komentar bernada rasial tersebut, malah diucapkan oleh kita sebagai orang percaya, yang mana seharusnya kita melihat sesama kita sebagai gambar Allah.

Manusia diciptakan secara unik dan istimewa. Bahkan sebelum kita lahir, agenda tentang kita sudah ada dalam master plan-Nya Allah. Allah dalam kedaulatan-Nya telah memilih dan menentukan kita secara unik dan istimewa untuk terlahir dalam keadaan sebagaimana adanya seperti kita saat ini. Rick Warren berkata bahwa kita terlahir di dunia ini bukan karena kebetulan, walaupun mungkin ada anak-anak yang terlahir meski tidak direncanakan oleh orangtuanya, namun bukan berarti bahwa Allah tidak merencanakan.⁶

Allah dengan sangat detail telah merancang kita sedemikian rupa, termasuk memilih ras kita, siapa orang tua kita, warna kulit kita, bentuk tubuh kita, warna rambut kita, bahkan berapa lama kita hidup di dunia, itu semua masuk dalam rencana Allah. 

Jadi jika saudara dan saya terlahir sebagaimana adanya seperti ini, ini adalah rencana Allah, dan jikalau ada saudara kita terlahir dengan keadaan yang mungkin sedikit berbeda dengan kita (cacat), maka tidak dibenarkan untuk membully atau merendahkan orang tersebut, karena bagaimanapun dia adalah ciptaan Allah yang unik dan Allah mempunyai tujuan atas hidupnya.

Ketika kita membully sesama kita, maka kita secara tidak langsung sedang membully penciptanya, karena Allah lah yang membentuk dan menentukan kita sejak dari kandungan. Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan. (Yesaya 44:2a)

PENUTUP

Bagi saudara pembaca yang kebetulan mengalami disabilitas, entah apapun bentuk kecacatannya, yakin bahwa Tuhan punya rencana atas hidup saudara. Saya berharap bahwa kisah Nick yang saya angkat ini menjadi inspirasi yang menguatkan saudara dan mengajak saudara untuk melihat hidup ini dengan sudut pandang yang baru, bahwa di mata Tuhan saudara sangat berharga dan istimewa.

Dan bagi para pembaca yang lain (bukan penyandang disabilitas). Saya meminta kita untuk tidak membuly saudara kita yang disabilitas. sebaliknya, mari kita berikan dukungan moral, motivasi, dan suntikan semangat bagi mereka. Akhir kata, semoga tulisan ini menjadi berkat bagi setiap yang membacanya. Amin

DAFTAR PUSTAKA

1.https://www.kompas.com/global/read/2020/06/28/173515770/kasihan-bayi-ini-lahir-tanpa-tangan-dan-kaki-karena-sindrom-langka
2. https://youtu.be/yDpqGa5-WdI
3. Louis Berkhof, Theologi Sistematika, Hal 53, Momentum, 1994
4. Rick Warren, The Purpose Drive Life, Hal 24, Grand Rapids, 2002
5. Nick Vujicic, Life Without Limits, Hal 2 Gramedia pustaka utama, 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGITIGA PARADOX : ANTARA PROVIDENSI, DOSA, DAN KEKUDUSAN ALLAH

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali PENDAHULUAN Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata paradoks? Bagi saya memikirkan paradoks ini rasanya sama seperti kita sedang naik "Roaler Coaster". Suatu aktifitas berpikir yang memusingkan sehingga benar-benar memeras otak. Tapi sebelum mengulas lebih jauh, saya ingin memastikan bahwa pembaca mengerti apa yang dimaksud dengan paradoks, karena istilah seperti ini tidak terbiasa lahir dari letupan-letupan percakapan ringan ala kedai tuak, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa ada yang belum mengerti dengan istilah ini. 1. PARADOKS  Apa itu paradoks? Paradoks bisa didefinisikan sebagai dua pernyataan yang berlawanan tapi keduanya sama-sama benar. Atau paradoks juga bisa diartikan benar dan salah pada saat yang bersamaan. Padahal kita tahu bahwa secara logika sesuatu yang salah tidak bisa menjadi benar disaat yang sama. Berikut ini contoh pernyataan yang bersifat paradoks:  "DION YANG ORANG FLORES ITU BERKATA BAHW

50 TANYA-JAWAB SEPUTAR IMAN KRISTEN

1. Jika Yesus adalah Allah, mana pengakuan Yesus secara eksplisit bahwa Dia adalah Allah? JAWAB :  Iman Kristen tidak mendasarkan hanya pada pengakuan langsung dari mulut Yesus. Iman Kristen percaya kepada kesaksian seluruh kitab suci walaupun Yesus tidak pernah mengumumkan bahwa Dia adalah Allah tapi kitab suci memberitahukan dan mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah. Jika kepercayaan atas ke-Allahan Yesus harus menuntut pengakuan langsung dari Yesus, lalu mengapa harus tiba pada kesimpulan bahwa Yesus bukan Allah, sedangkan Yesus tidak pernah mengakui bahwa Dia bukan Allah. Kesaksian dari penulis Injil sudah cukup untuk mengafirmasi bahwa Yesus adalah Allah, karena mereka adalah orang-orang yang ada di sekeliling Yesus mereka adalah para saksi-saksi mata. Sedangkan orang yang menolak Yesus tidak pernah hidup sejaman dengan Yesus. 2. Apa bukti bahwa Yesus adalah Allah? JAWAB :  Bukti bahwa Yesus adalah Allah adalah, Yesus memilik sifat-sifat dan melakukan tindakan-tindakan

BENARKAH BAHWA YESUS BUKAN THEOS?

Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali  Menurut DR. Erastus Sabdono, Yesus itu sebenarnya bukan Theos, kata Theos hanya merujuk kepada pribadi Allah Bapa, tidak pernah merujuk kepada pribadi Allah Anak/Yesus. Nah untuk meneguhkan pandangannya, beliau lalu mengutip 2 Kor 1:3 .  2 Korintus 1:3 (TB) Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, Sedangkan menurut beliau kata Yunani yang digunakan ketika merujuk pada Yesus adalah kata Kurios [Tuhan/Tuan] bukan Theos. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka Erastus Sabdono merasa bahwa Yesus seharusnya tidak sederajat dengan Bapa. Kata Theos ini diterjemahkan LAI sebagai Allah, maka implikasinya [bahayanya] adalah jika Yesus bukan Theos, maka Yesus juga bukan Allah. Lalu bagaimana kita menanggapi atau menjawab ajaran Erastus Sabdono ini? Sebenarnya kalau kita merujuk ke bahasa aslinya [Yunani] kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak ayat Alkitab yang m