Oleh : Papa Ma Kuru
1. Pikiran manusia terbatas, tetapi tidak berarti logika (hukum-hukum logika yang berlaku pada manusia) tidak berlaku pada Allah. Hukum kontradiksi berlaku yang berlaku pada manusia tidak berbeda dengan hukum kontradiksi yang berlaku pada Allah. Tidak ada perbedaan antara logika Allah dan logika manusia.
2. “Credo” dalam ‘Credo ut intelligam’-nya Agustinus dan Anselmus tidak berarti bahwa logika tidak berlaku pada awal iman. Iman antara lain berimplikasi penerimaan terhadap proposisi tertentu sebagai benar. Tanpa pemahaman, tidak ada penerimaan terhadap proposisi tertentu. Tanpa logika tidak ada pemahaman.
"Intelligam" dalam ungkapan tersebut berarti orang tidak hanya mendengar apa yang benar dan mempercayainya, tetapi ia mampu menurunkan proposisi yang diimaninya dari kitab suci. Analoginya adalah ketika seorang siswa sekolah menengah diberitahu bahwa sebuah segitiga yang sisi-sisinya 3, 4, dan 5 inchi adalah segitiga siku-siku, dia pahami makna dari kata-kata itu. Dia terima itu. Itu adalah iman. Tetapi kalau dia sudah berpendidikan lebih tinggi, dia mencoba mendeduksi teorema tersebut dari aksioma-aksioma.
Jadi Credo ut intelligam tidak ada hubungan dengan iman mendahului pemahaman (consequently logika) dalam pengertian lazim. Pemahaman lebih merujuk kepada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus dipercayai dari aksioma (dalam hal ini Alkitab).
Komentar
Posting Komentar