Langsung ke konten utama

APAKAH OMNISCIENCE TUHAN KONTRADIKTIF?

Dikutip dari group Studi Refomed MYM


Dionisius Daniel Goli Sali : Argumen ini dikemukakan oleh seorang filsuf yang bernama Patrick Grime. Dia merumuskan satu bentuk argumen yang memperlihatkan bahwa Tuhan itu tidak mungkin mengetahui hal-hal tertentu. Bahwa Tuhan tidak maha mengetahui. Argumennya berangkat dari kisah sebuah eksperimen pikiran yang dilakukan oleh seorang filsuf terdahulu yang bernama Jhon Peri.

Ekperimen pikiran Jhon Peri ini berangkat dari sebuah kasus. Kasusnya ini adalah suatu ketika Jhon Peri sedang berbelanja di toko, kemudian Jhon Peri melihat ada bekas gula yang jatuh dilantai, Jhon Peri berkesimpulan bahwa pasti ada orang yang kantong gulanya bocor di toko itu.

Jhon Peri kemudian berjalan keliling mengitari toko itu dan ternyata dia menemukan bahwa ternyata dirinya lah yang kantong gulanya bocor.

Jadi...........

PREMIS 1. Jhon Peri berasumsi bahwa ada orang yang kantong gulanya bocor yang kebetulan ada di toko itu.

PREMIS 2. Jhon Peri meyakini bahwa "SAYA LAH" yang kantong gulanya bocor.

Menurut Grime kedua keyakinan ini, adalah keyakinan yang berbeda. Subjek proposisi dari premis 1 tadi, bisa digantikan oleh siapapun yg kebetulan memenuhi peran tersebut.

Sedangkan keyakinan kedua bahwa "SAYA LAH" (Jhon Peri) yang kantong gulanya bocor, keyakinan itu tidak mungkin bisa digantikan oleh orang lain. Karena ketika digantikan oleh orang lain, maka mengungkapkan hal yang berbeda, bahwa si A atau orang lain lagi dan bukan Jhon Peri. Padahal maksud dari "SAYA LAH YANG MENGOTORI TEMPAT INI" adalah kesadaran dari Jhon Peri sendiri, bahwa dia lah yang mengotori tempat ini dan bukan orang lain.

Jadi poin nya disini adalah indexical (kata ganti) "SAYA" ini bermasalah, karena dia tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Patrick grime menggunakan argumen Jhon Peri ini untuk berargumen bahwa sifat omniscience Tuhan ini sebenarnya kontradiktif atau bermasalah, alasannya adalah dalam konteks kasus Jhon Peri ini, walaupun Tuhan pasti tau bahwa Jhon Peri lah yang kantong gulanya bocor, tapi Tuhan tidak mungkin tahu bahwa "SAYA LAH" yang kantong gulanya bocor. Alasannya karena Tuhan tidak bisa menggantikan diriNya dengan "SAYA" ini (Jhon Peri) dalam proposisi Premis kedua itu.

Proposisi kedua ini, kata "SAYA" dalam proposisi kedua ini tidak bisa ditukarkan dengan orang lain, kecuali Jhon Peri itu sendiri.

Artinya bahwa sekalipun Dia Tuhan, Dia tidak bisa menggantikan "SAYA" dalam proposisi kedua tadi, bukan Tuhan, bukan Andi, bukan orang lain, kecuali si Jhon Peri itu sendiri.

Jadi menurut Grime disitu ada satu kekurangan yg membuat konsep omniscience Tuhan ini kontradiktif, walaupun Tuhan bisa mengetahui segala sesuatu, segala fakta proposional tentang dunia, tapi Dia tidak bisa mengetahui sudut pandang orang pertama. Dia tidak bisa mengakses pengetahuan yang sifatnya internal, pengetahuan yang merujuk pada diri sendiri.

Tuhan bisa mengetahui segala hal, tapi dia tidak bisa mengetahui dari sudut pandang Jhon Peri, karena Dia bukan Jhon Peri. Jadi Omniscience tidak berlaku dalam kasus ini.

Seandainya pertanyaan ini diajukan kepada kekristenan, bagaimana tanggapan Pak MYM atau bagaimana Van Tillian menjawab argumen seperti ini?

Terima Kasih

Muriwali Yanto Matalu :  Saya hanya membaca sepintas, dan tahu kebobrokan logika filsuf ini. Allah mengetahui secara sempurna itu artinya bahwa tak ada hal yang berupa kemungkinan bagi Allah dalam pengetahuan-Nya. Semuanya diketahui secara pasti, simultan (tidak berturut-turut), utuh (lengkap), dan sempurna. Jika Allah mengetahui sesuatu yang masih berupa kemungkinan, maka Dia perlu belajar untuk menjadikan kemungkinan itu sebagai pengetahuan yang pasti bagi-Nya. Ini adalah satu kekonyolan dan berkontradiksi dengan istilah omniscience. Mengambil ilustrasi pengetahuan manusia yang dipenuhi berbagai macam kemungkinan dan menerapkannya kepada Allah ADALAH SATU KEBODOHAN! Lagipula, filsuf bodoh ini tak bisa memahami bahwa karena Allah mahatahu, maka Dia tahu secara sempurna perihal (ke-saya-an atau ke-aku-an) filsuf bodoh itu tanpa harus menjadi dirinya filsuf bodoh itu. Bahkan Allah lebih tahu ke-saya-an Patrick Grime atau ke-saya-an John Peri ketimbang kedua orang bodoh itu tahu tentang diri mereka. Pokoknya, inilah contoh salah satu filsuf terbodoh di dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANYA JAWAB IMAN KRISTEN   (1). 2 Korintus 5:21 berkata Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa. Jika Yesus adalah Allah yang tanpa dosa mengapa ayat ini berkata bahwa Yesus telah dibuat oleh Allah Bapa menjadi berdosa, jika demikian bagaimanakah Yesus bisa menebus manusia yang berdosa, kalau diri-Nya sendiri saja berdosa? JAWAB : Kalimat "telah dibuat menjadi dosa" itu artinya Yesus memang tidak berdosa, dan memang Dia harus tidak berdosa agar bisa memenuhi syarat sebagai penebus, sebab kalau Dia juga berdosa, maka Dia tidak layak menjadi penebus, malah Dia sendiri juga butuh ditebus.  Lalu apa artinya ayat ini? Ayat ini berarti Yesus yang secara inheren (pada diriNya sendiri) adalah tidak berdosa,"menjadi berdosa" karena dosa-dosa manusia ditimpakan kepadaNya. Jadi yang seharusnya dihukum karena dosa adalah kita sebagai manusia yang berdosa, tapi hukuman dosa kita ini ditimpakan kepada Yesus. Jadi Yesus "menjadi berdosa" disini karen...

APAKAH KETETAPAN ALLAH SELALU SINKRON DENGAN KEPUTUSAN MANUSIA?

Shalom pembaca yang budiman. Kali ini saya membagikan diskusi singkat saya dengan seseorang di Facebook yang bernama Andi. Dan karena saya merasa bahwa topik diskusi ini cukup menarik, saya akhirnya memutuskan untuk mendokumentasikannya. Diskusi ini berawal dari status FB Pak Heno Soeroso (seorang teman FB) yang me-repost sebuah video akun fanpage Mazmur. Isi video tersebut berbicara tentang 3 macam keputusan Tuhan. Link videonya ada di sini  https://www.facebook.com/share/v/onD1Lhx6deEVjhWb/?mibextid=oFDknk . Dan berikut cuplikan diskusinya : Dionisius Daniel Goli Sali : Ini pandangan dari orang yang tidak mengerti providensi Allah. Andi : Saya juga termasuk orang yang tidak mengerti tentang providensi Allah. Barangkali anda bisa jelaskan? Dionisius Daniel Goli Sali : Baik. Secara singkat saja. Providensi Allah tidak pernah merampok kebebasan manusia dalam menentukan pilihan/membuat keputusan. Pada saat manusia membuat keputusan, keputusan itu lahir dari pertimbanga...

MEMBUNGKAM CELOTEH DAN KEBODOHAN EDY PRAYITNO SANG MUALAF ODONG-ODONG Oleh: Arianto Tasey Rupanya Edy Prayitno sang mualaf odong-odong tidak menerima ketika kebodohannya dalam membaca dan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung asumsi liarnya bahwa sebutan “Ibu” dalam Yohanes 20:15 itu adalah kepada Maria ibu Yesus, telah dibungkam oleh pendeta Esra Soru. Dalam sesi Tanya jawab pada momen debat lintas agama yang diselenggarakan oleh “MUALAF CENTER AYA SOFYA” pada tanggal 30 Juli 2024 yang lalu, Pendeta Esra Soru secara mantap membungkam kebodohan Prayitno. Pendeta Esra Soru memberikan argumentasi dari ayat Firman Tuhan bahwa sapaan “Ibu” dalam teks tersebut bukanlah kepada Maria ibu Yesus tetapi kepada Maria Magdalena. Dari mana kita mengetahuinya? Ayat 1 dari Yohanes 20 secara eksplisit memberitakan bahwa Maria Magdalena lah yang disebut di sana. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bah...