Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali
PENDAHULUAN
Siapakah Sabelius? Pertanyaan ini mungkin juga mewakili pertanyaan dari beberapa teman pembaca yang lain, yang belum mengenal tokoh ini. Saya sebelumnya juga kurang familiar dengan nama ini. Nama ini kembali muncul di permukaan dan viral, setelah seorang Pendeta yang bernama Joshua Tewuh mengajarkan pandangan sesat sabelianisme yang bertolak belakang dengan doktrin fundamental dalam iman Kristen, yaitu Doktrin Tritunggal.
Sayangnya, walaupun getol mempromosikan pandangan dari Sabelius ini, si Joshua Tewuh sendiri mengaku tidak mengenal tokoh ini. Hal ini membuat orang-orang mempertanyakan gelar DBS yang disandangnya. Gelar DBS juga menurut sebagian akademisi, gelar ini agak janggal dan tidak biasa di Indonesia.
Tapi, ya that's ok, pada artikel kali ini saya tidak ada niat untuk membahas tentang Si Joshua Tewuh dan gelar anehnya itu. Tapi saya akan fokus untuk mengekspos sosok dari Sabelius ini.
1. LATAR BELAKANG SABELIUS
Hasil selancar saya di internet tak banyak menemukan artikel yang mengupas biografi dari tokoh dedengkotnya Oneness ini. Hanya beberapa data yang bisa saya dapatkan tentang Sabelius ini.
Ia adalah murid dari Praxeas dari Frigia, Praxeas ini percaya bahwa Allah tidak terdiri dari tiga pribadi, melainkan hanya satu pribadi dan satu kodrat yang adalah sang Bapa itu sendiri. Sang Bapa ini kemudian turun dan masuk ke rahim Maria lalu menjelma menjadi Yesus. Praxeas juga meyakini bahwa sang Bapa lah yang tersalib di bukit golgota bukan sang anak, karena sesungguhnya sang anak itu tidak pernah ada.
Nampaknya pandangan dari Praxeas inilah yang telah meracuni pikiran dan hati Sabelius, kemudian pandangan ini semakin disebar dan dipopulerkan oleh Sabelius.
Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa ajaran Sabelius ini sudah eksis dan populer sejak tahun 215 masehi. Jika ajaran Sabelius sudah muncul sekitar tahun 215, maka saya kira masuk akal untuk menyimpulkan bahwa saat itu Sabelius ini sudah menjadi orang dewasa. Kita ambil rata-rata usia kedewasaan adalah 30 tahun, maka 215-30 tahun adalah 185. Itu berarti Sabelius lahir sekitar tahun 185 masehi.
Sumber yang sama juga mencatat bahwa Sabelius ini adalah seorang pengajar Kristen di kota Roma pada abad ketiga masehi.
2. AJARAN SABELIUS
Ajaran dari Sabelius tak jauh beda dengan Praxeas gurunya. Ajaran ini berkenaan dengan Trinitas. Sabelius mengajarkan bahwa Trinitas bukanlah tiga pribadi melainkan hanya tiga peran yang berbeda dalam satu pribadi. Bapak, Anak dan Roh Kudus bukanlah tiga oknum, ketiganya sebenarnya adalah pribadi yang sama yang kemudian bermanifestasi dalam tiga bentuk karakter yang berbeda pada jaman yang berbeda.
Dalam PL Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Bapa, dalam PB Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Yesus (Anak), dan setelah jaman PB sampai dengan saat ini, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Roh Kudus.
Sabelius memegang doktrin monoteisme yang sangat ketat, ia dengan berani menyangkal keragaman pribadi dari ke-Allahan dan hanya menekankan kesatuanNya.
Ajaran ini juga dikenal dengan istilah "Modalisme" karena menurut Sabelius, Tuhan sebenarnya satu pribadi mutlak hanya memiliki tiga mode ekspresi yang berbeda-beda. Jadi Tuhan dengan sesuka hati-Nya bisa merubah mode, dari satu manifestasi ke manifestasi yang lain, atau dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Untuk membantu menjelaskan doktrin sesatnya, Sabelius menggunakan ilustrasi tentang matahari. Menurut Sabelius Trinitas itu seperti matahari. Ada tiga elemen disitu, ada panasnya, ada cahayanya, juga ada bentuk dari matahari itu sendiri. Bapa adalah bentuk dari matahari itu, sang anak adalah cahaya mataharinya, sedangkan panasnya merepresentasikan Roh Kudus.
3. DI "ANATEMA" GEREJA
Sabelius kemudian diekskomunikasi atau di anatema (dinyatakan sesat) oleh gereja. Paham Sabelianisme ditolak oleh konsili-konsili ekumenis awal yaitu Konsili Nicea, konsili Konstantinopel, konsili Efesus, dan konsili Kalsedon.
Konsili-konsili ini menyetujui bahwa Allah adalah esa, serta mengajarkan bahwa sang Anak dan Roh Kudus adalah pribadi-pribadi yang terpisah tapi berbagi dalam satu kodrat ilahi yang sama dengan sang Bapa. Rumusan Trinitas hasil konsili ini kemudian dipegang oleh gereja-gereja yang ortodoksi dan konservatif hingga saat ini.
Nah, demikian profil singkat Sabelius bapak dan dedengkot dari Oneness Pentecostalism atau JO (Jesus Only) ini. Untuk argumen bantahan terhadap pandangan sesat ini, sudah saya rangkum dan tulis dalam sebuah artikel di blog ini juga, dengan judul "Menangapi Pandangan Sesat Sabelian Ala Joshua Tewuh". Silahkan dicari dan dibaca artikelnya.
Salam.
PENULIS
Komentar
Posting Komentar