Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali
Jumat 6 Agustus 2021 menjadi hari yang pahit dan moment yang paling menyedihkan bagi Barcelona dan Lionel Messi. Pasalnya di hari itu, kerja sama antara klub Catalan itu bersama La Pulga resmi berakhir. Barcelona melalui laman resminya mengumumkan bahwa pesepakbola berusia 34 tahun tersebut tidak bisa memperpanjang kontraknya, maka dengan demikian resmi meninggalkan Barcelona.
Sontak, berita tersebut menjadi viral dan menjadi headline di media masa, jutaan fans Barcelona maupun Lionel Messi menumpahkan kekecewaan mereka di sosial media.
Messi dan barca, ya kedua nama ini memang selalu disandingkan, mendengar nama Messi pikiran kita langsung mengasosiasikan dengan Barca, demikian juga menyebut Barcelona akan kurang afdol apabila kita tidak mengindentikan dengan Lionel Messi.
Begitu mesranya Messi dan Barca, sampai-sampai para Cules mania mengharapkan Messi untuk bermain sampai gantung sepatu di klub Catalan tersebut. Para Cules ini seolah-olah tidak tega melihat mega bintang mereka berkostum baru atau memakai jersey lain.
Datang sebagai bocah yang mengidap Growth Hormon Deficiency (GHD), yaitu sejenis penyakit kekurangan hormon yang membuat pengidapnya mengalami penghambatan pertumbuhan badan, Messi pertama kali menginjakkan kakinya di Champ Nou saat berusia 13 tahun.
Setelah mendapatkan perawatan dari Barcelona dan berhasil sembuh dari penyakitnya, Messi masuk ke La Masia, yaitu sebuah sekolah sepakbola atau akademi milik klub Barcelona. Di sekolah ini, fisik dan mental Messi di godok. Messi benar-benar dibentuk menjadi seorang pesepakbola profesional. berbekal skill individu yang luar biasa, dan ditempa ditempat yang tepat, serta bimbingan dari para coach, para instruktur yang kompeten, maupun asupan nutrisi yang tepat, Messi menjelma menjadi bintang muda baru skuad La Blaugrana.
Gol pertama debutnya bersama Barcelona akan selalu diingat oleh para cules mania maupun para pencinta sepakbola. mendapat umpan dari Ronaldinho, Messi sedikit meng "chip" bola melewati posisi kiper yang sudah terlanjur bergerak maju keluar dari sarangnya, laju bola tak mampu dibendung, dan akhirnya menggetarkan jala Albacete yang dijaga oleh kiper Raul Valbuena kala itu.
Pasca dari gol pertama tersebut, nama Messi terus melejit, dan mendapatkan tempat di hati para fans. karir sepakbolanya terus meningkat, jutaan mata penggila sepakbola mulai tersorot pada Messi, para pengamat sepakbola bahkan menyebutnya sebagai titisan Maradona.
Pada musim 2008-2009 Messi membantu Barcelona dalam merebut treble winner pertamanya, ditahun itu juga Messi berhasil meraih Penghargaan prestisius dan paling bergengsi dalam dunia sepakbola, yaitu Balon d'Or, setelah menang bersaing melawan Christiano Ronaldo dan rekan setimnya di Barcelona, Xavi Hernandez.
Tahun-tahun berikutnya, Messi terus menciptakan rekor yang fantastis. namanya kerap dibandingkan dengan mega bintang Portugal Christiano Ronaldo. Nama kedua pesepakbola ini terus mengisi daftar nominasi peraih Balon d'Or tiap tahun. Saking kagumnya akan skill individu keduanya dalam mengolah si kulit bundar, para fans dan bola mania bahkan menjuluki mereka sebagai Alien dan Robot.
Messi dijuluki alien karena skillnya dianggap bukan skill manusia normal, talentanya dianggap sebagai talenta level dewa, sedangkan Christiano Ronaldo dijuluki sebagai robot, merujuk pada kekuatan fisik, kerja keras, kedisiplinan, dan semangat kemenangannya yang selalu membara di tiap pertandingan.
Kesuksesan individu, dan kesuksesan di level klub kelihatannya berbanding terbalik dengan karir Messi di timnas Argentina. ditimnas, prestasi individu Messi agak mandek, setelah menjuarai olimpiade di Beijing tahun 2008 silam, Messi kesulitan dalam memberikan gelar bagi Timnas Argentina, walaupun sebelumnya sempat menembus final copa Amerika 2007 dan kemudian final piala dunia tahun 2014, Messi dan Argentina akhirnya harus puas menempati posisi Runner up. Di partai Final Piala Dunia 2014, Argentina dicukur dengan skor tipis 1:0 oleh Jerman.
Tak ingin terlalu larut dalam kesedihan Messi dan Tim Tango kembali menatap laga-laga di kompetisi berikutnya, lagi-lagi Messi gagal memberikan gelar bagi La Albiceleste, setelah 2 kali masuk final di copa Amerika berturut-turut pada tahun 2015 dan 2016, kali ini mimpi Messi kembali sirna oleh Chile. Puasa gelar dikompetisi mayor bersama Argentina, akhirnya terbayar setelah Messi berhasil meraih juara Copa Amerika 2021 kemarin saat bersua Brazil di partai Final. Siapa yang menyangka, bahkan ketika di usia yang sudah tidak muda lagi, Lionel Messi justru mempersembahkan gelar bagi Argentina?
Mari kita kembali Ke Barcelona. Messi berhasil membawa Klub Catalan ini ke posisi puncak di level sepakbola Eropa, tercatat selama berseragam Barcelona, Lionel Messi total mencetak 672 gol dari 778 pertandingan, dan membukukan 305 assist. La Pulga juga tercatat meraih 10 gelar Liga Spanyol, 7 Copa del Rey, 7 trofi Supercopa de Espana, 4 Liga Champions, 3 Piala Super UEFA, dan 3 Piala Dunia antar klub.
Prestasi individual Messi di Barcelona tidak dapat dikesampingkan. Ia memiliki 6 Sepatu Emas Eropa yang merupakan rekor terbanyak untuk seorang pemain. La Pulga tercatat pula memenangi 6 Ballon d'Or, yang juga merupakan rekor terbanyak untuk pemain sepak bola.
Hubungan Messi dengan Barcelona begitu Mesra, di Club ini Messi memenangkan segalanya, kekayaan, popularitas, nama besar, dan semua kemampuan terbaik Messi diatas lapangan hijau, dipersembahkan untuk Klub ini. Dedikasi dan loyalitas Messi habis-habisan untuk Klub asal Catalan ini. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Semua kerja keras Messi dibayar dengan apresiasi dan reward yang luar biasa dari Barcelona. Messi menjadi pemain dengan gaji terbesar di Bercelona.
Berdasarkan data Salary Sport pada 2021, Messi menjadi pemain Barcelona dengan gaji terbesar. Dalam seminggu ia menerima 1 juta euro atau senilai hampir Rp 17 miliar. Sedangkan dalam setahun ia bisa meraih 52 juta euro atau sekitar Rp 881 miliar.
Jumlah ini jauh di atas gaji Antoine Griezmann yang menjadi penerima gaji terbesar kedua di Barcelona, bahkan hampir mencapai 2 kali lipat. Griezmann menerima gaji sebesar 594 ribu euro dalam seminggu atau setara dengan Rp 10 miliar. Dalam akumulasi selama setahun, maka gaji pemain Timnas Prancis itu mencapai 30,9 juta euro atau senilai Rp 523 miliar.
Dengan segala kenyamanan ini sulit untuk membayangkan bahwa Messi pada akhirnya hengkang dari Barcelona. Bahkan Laporta sang Presiden Klub berjanji bahwa akan mati-matian mempertahankan sang mega bintang Argentina itu untuk tetap merumput di Champ Nou.
Petaka datang dari regulasi Laliga yang membatasi gaji pemain, masalah finansial mendasari mengapa hubungan yang dirajut antara Barca dan Messi harus kandas. Laporta mewarisi carut-marutnya kondisi finansial Barcelona sejak dipimpin oleh mantan presiden klub Josep Maria Bartomeu. Laporta yang telah berjanji akan mempertahankan Messi di Champ Nou akhirnya harus menjilat ludahnya sendiri, setelah gagal mempertahankan Messi.
Dalam konferensi pers dihadapan awak media, tangis Messi pecah, bahkan bomber Argentina ini terpaksa membisu beberapa saat sebelum mampu mengucapkan sepatah kata. Rasanya berat bagi Messi untuk menyampaikan selamat tinggal bagi klub yang telah membesarkan namanya, klub yang telah mengubah hidup Messi dari bocah yang berkelainan hormon sampai menjadi seorang mega bintang dalam sejarah sepakbola Dunia.
Messi tidak butuh uang, Messi tidak butuh popularitas lagi, dia sudah kaya, dia sudah terkenal, dia sudah punya segalanya. Yang dia butuhkan hanyalah menghabiskan sisa karirnya bersama klub yang telah berjasa dalam hidupnya, memberikan Kemenangan dan turut merasakan kekalahan bersama klub yang dicintainya. Jatuh dan bangun bersama-sama dengan klub yang dicintainya, tertawa dan menangis bersama dengan klub yang dicintainya. Messi bukan kacang yang lupa kulit, Messi sadar betul bahwa Barcelona adalah perpanjangan tangan Tuhan atas hidupnya, yang telah menjamah dan merubah hidupnya.
Namun apa mau dikata, takdir berkata lain, La Pulga harus berpisah dengan Barcelona, meskipun hati kecilnya masih terpaut di Champ Nou, meskipun terasa sesak di dada, terasa iris dikalbu. La Pulga harus terus melangkah ke depan, meninggalkan masa lalunya di Barcelona sebagai bagian dari kenangan. Hidup ini memang berprogres dan bergerak maju, tak ada yang abadi, memang akan tiba saatnya, suatu pertemuan, suatu kebersamaan akan berakhir dengan perpisahan.
Mungkin saja Tuhan mempunyai rencana yang jauh lebih besar untuk Messi di tempat yang baru di masa mendatang. Kepergian Messi ini juga bisa menjawab kritikan dari para hatersnya yang sering mengkritik bahwa Messi hanya jago kandang, karena sebagian besar karir dan penghargaan Individu nya didapat di Barcelona. Apakah Messi masih bisa bersinar bersama klubnya yang baru ini? mari kita nantikan kiprahnya bersama PSG.
SALAM.....
PENULIS
Komentar
Posting Komentar