Oleh : Dionisius Daniel Goli Sali Diktum "cogito ergo sum atau aku berpikir maka aku ada" mungkin terdengar asing di telinga kaum awam, tapi bagi orang yang mendalami filsafat, mereka tentu sangat familiar dengan semboyan ini. Di musim dingin yang ekstrem pada abad ke 16, Descartes duduk merenung dekat sebuah tungku panas, sembari menghangatkan badannya, sang filsuf ini ternyata sedang berdialog dengan pikirannya. Entah kenapa saat itu Descartes meragukan keberadaan dirinya. "Ah apakah aku ini ada?" gumam Descartes dalam hati. Pikirannya sendiri kemudian menimpali, "Hmm kalau aku tidak ada, lalu siapa yang sedang meragukan keberadaanku ini?". Berangkat dari kontemplasi itu, Descartes kemudian menemukan dasar yang fundamental bagi filsafatnya. Menurut Descartes, pikiran manusia (rasionalisme) menjadi satu-satunya dasar bagi pengetahuan. Tesis Descartes ini membantah langsung dan menjadi lawan yang sepadan bagi filsafat empirisme. Apa itu empiri...
Menulis adalah cara aku untuk tetap hidup walau jasad sudah kaku. Ragaku boleh mati, tapi pikiran dan ide-ide ku harus tetap hidup.